Namun, belum sampai satu menit Taeyong memijat bahunya, sepasang tangan menggenggam pergelangannya dari belakang. Mengangkat lengannya hingga posisi si pria mungil kembali seperti semula, tapi kali ini ada yang sedikit berbedaㅡia tak merasa keram sebab sosok itu masih menahan pergelangan tangannya.
Menoleh pelan, ia meneguk ludah. "J-Jaehyun, apa yang kau lakukan?" Taeyong menatap pria di sampingnya heran.
Jarak wajahnya dan Jaehyun sangat dekat, pria itu juga bersimpuh disampingnya. Tapi sejak kapan?
"Selesaikan hukumanmu." jawab si pria tinggi datar tanpa melirik sedikit pun pada Taeyong.
Tak lupa pula cengkeramannya pada pergelangan si mungil yang belum ia lepaskan. Hingga keduanya terlihat seperti sedang melakukan satu hukuman bersama.
Debaran dalam dada Taeyong semakin cepat dan tidak konstan. Ia khawatir jika saja Jaehyun bisa mendengarnya. Apa ia sedang jatuh cinta sekarang? Pikirnya. Meskipun sejak hari pertama masuk di kelas ia sudah mengagumi Jaehyun. Tapi, baru kali ini Taeyong benar-benar dibuat membeku oleh pria itu.
"Terima kasih, Jaehyun-ah."
***
"Taeyong-ah..." Jaehyun berucap pasrah, "Maafkan aku." lirihnya.
Pria mungil itu bangkit dari bangku halte, menghentakkan kaki lalu berjalan meninggalkan sang suami yang masih setia pada posisinya. Namun, Jaehyun mengulas senyum tipis saat mendengar bunyi pintu mobil yang ditutup secara kasar.
"Cepat jalankan mobilnya." Taeyong berkata dengan nada ketusnyaㅡseperti biasa.
Ia tak menoleh sedikitpun pada sang suami yang telah duduk dibangku kemudi sampingnya. Lebih memilih menatap ke luar jendela, tapi genggaman erat Jaehyun pada jemarinya membuat Taeyong merasa iba.
"Maafkan aku."
"Sudahlah Jaehyun, aku tak ingin berbicara dulu denganmu." Taeyong mendelik, "Jalankan mobilnya atau aku keluar sekarang." katanya datar.
Jaehyun mengecupi punggung tangan sang istri berkali-kali. Menarik lengan Taeyong pelan hingga pria mungil itu berada dalam pelukannya. "Aku tak bermaksud seperti itu, Tae."
Mengusap surai istrinya, pria tinggi itu kembali berucap, "Jika kau bertukar posisi dengan Yeonwoo tadi, bagaimana perasaanmu, Taeyong-ah?"
Taeyong menggigit bibir, semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang suami. Air matanya kembali jatuh dan perlahan isakan lolos dari bibirnya.
"Perlakukan orang lain sebagaimana kau ingin diperlakukan." Jaehyun kembali berucap sebelum mengecup pucuk kepala Taeyong cukup lama.
"Kau membelanya." Taeyong mencebik sambil sesenggukan.
Jaehyun menggeleng lemah, "Tidak sayang, kau istriku. Aku hanya tak ingin kau bertindak gegabah." jelasnya lalu menangkup wajah Taeyong. Menatap dalam manik favoritenya sembari mengusapkan ibu jari pada pipi si pria mungil, "Jangan seperti ini." katanya sebelum mengecupi kening sang istri cukup lama.
"Maafkan aku," Taeyong berucap lirih. "Aku salah, Jaehyun."
Melepaskan tautannya, Jaehyun mengangguk paham, "Kau sudah makan siang?" tanyanya. Taeyong menggeleng, tersenyum tipis saat sadar jika Jaehyun perlahan mulai banyak bicara padanya. Haruskah ia berbahagia di atas penderitaan orang lain sekarang?
Ia mempermalukan Yeonwoo dan hal itu membuat suaminya perlahan terbuka padanya. Bahkan Jaehyun memanggilnya dengan sebutan sayang tadi.
"Aku lapar." Taeyong merengek.
VOUS LISEZ
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
16 회
Depuis le début
