"Hyung, kau mendengarku?" Minho mengerutkan alis melihat Taeyong terdiam sambil menunduk.
Jaehyun yang masih setia bungkam dan berdiri dibelakang adik iparnya menepuk pundak Minho pelan. "Pergilah, hyungmu hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiran," katanya lalu mengusap bahu pria itu, "Perlu kuantar?"
Minho menggeleng pelan, berbalik kearah sang kakak ipar lalu tersenyum lembut. "Tidak perlu, hyung. Aku akan menahan taksi."
"Baiklah, hati-hati."
Taeyong melirik sang adik yang mulai berjalan pelan menjauhinya, "Ya anak nakal! Kabari aku jika kau sudah sampai di rumah!" teriaknya.
Pria yang lebih muda itu berbalik, mengacungkan jempol pada Taeyong lalu tersenyum lebar. "Hyung juga! Kabari aku jika sudah membuat keponakan untukkuㅡaaaa!"
Minho berlari terbirit-birit sambil memekik menuju pagar. Meninggalkan Taeyong yang memegangi sandal dan bersiap untuk melempari kepalanya.
"Aish anak itu benar benarㅡ" Taeyong menggerutu. Melirik Jaehyun di sampingnya lalu berdeham pelan. "Tentang Chaeyeon, semalam dia..."
Pria tinggi itu mengusap surai Taeyong hingga si empu tersentak dan menoleh kearahanya. "Dia sudah memberitahuku." kata Jaehyun sebelum menggenggam kedua tangan istrinya.
Mengecupi punggung tangan si mungil bergantian lalu menatap istrinya itu dalam. Tak bisa berkata apa-apa dan hanya mampu menenangkan Taeyong melalui senyuman tulus juga elusan ibu jarinya pada tangan pria itu.
Taeyong sendiri masih tidak terbiasa dengan perlakuan manis sang suami. Ia gelagapan, menggulirkan mata kearah lain agar tak bertubrukan dengan netra Jaehyun yang membuatnya panas dingin tanpa sebab. "Y-ya! Lepaskan," kata si pria mungil. Jaehyun pun mengangguk paham, menuruti ucapan sang istri. "Aku salah, maaf." cicit Taeyong sebelum berbalik dan masuk kedalam rumah.
Jaehyun yang masih berdiri di tempatnya mengulas senyum tipis. Akhirnya ia bisa bernapas lega setelah segala kesalahpahaman kemarin. Dalam hati ia berharap, semoga setelah ini hubungannya dengan Taeyong semakin membaik.
"Jung Jaehyun! Kenapa kau diam saja di luar? Apa kau akan sarapan di depan pintu?!"
Pria tinggi itu tersentak mendengar pekikan sang istri dari dalam sana. Mempercepat langkah dan masuk kedalam rumah sebelum Taeyong kembali emosi karena ulahnya.
***
Kedua pria yang tengah duduk berhadapan di meja makan diselimuti keheningan. Hanya dentingan sendok dan piring yang menjadi perantara atmosfer canggung yang tiba-tiba melanda. Taeyong diam-diam melirik sang suami, pria itu tampak tenang, sama seperti biasa.
Tapi, kenapa ia begitu gugup seperti sekarang? Pikirnya. Taeyong hampir tersendak saat Jaehyun juga menatapnya, buru-buru ia menenggak air putih di sampingnya lalu berdeham pelan.
Beranjak dari kursi sambil membawa piring kotornya, "Aku sudah selesai," katanya lalu menoleh pada sang suami dan sebisa mungkin bersikap tenang, sama seperti Jaehyun, "A-aku ingin ke supermarket setelah ini." Taeyong berkata sedikit terbata dan hal itu membuatnya ingin menjedotkan keningnya sendiri di atas meja.
Jaehyun mengangguk paham, "Apa aku harus membersihkan rumah?" tanyanya.
Pria mungil yang berdiri di samping meja menganga tak percaya. Jika saja ia tak menyayangi piringnya, mungkin benda berbahan keramik itu sudah terpecah belah di lantai marmer rumahnya. Taeyong mengeraskan rahang, menghentakkan kakinya kesal sebelum berjalan ke arah wastafel.
"Dasar tidak peka!" gerutunya sambil memutar kran air dan mencuci piring bekasnya.
Padahal, ia ingin sang suami mengantarnya. Banyak perlengkapan rumah dan bahan makanan yang harus ia beli, namun Taeyong cukup gengsi mengatakannya secara langsung. Tapi rupanya kode yang ia berikan pada Jaehyun tidak direspon dengan baik.
YOU ARE READING
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
