Keempat siswa yang tengah berdiri di depan wastafel terlonjak. Salah satu bilik toilet dibuka dengan kasar, dan seseorang yang tengah mereka perbincangkan keluar dari sana.
"J-Jaehyun..." Taeyong hendak meraih lengan pria itu, namun Jaehyun sudah lebih dulu berjalan cepat meninggalkan toilet.
"Jaehyun!"
"Jung Jaehyun, tunggu aku!"
Pria mungil itu terus berlari mengejar Jaehyun yang semakin menjauhinya. Tak memedulikan beberapa siswa yang ia tabrak karena matanya enggan fokus pada objek selain pria tinggi didepan sana.
"Jaehyunㅡaahhk!"
Taeyong memekik saat terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri. Mendesis saat merasa pergelangan kakinya tak bisa digerakkan. Perlahan ia mendongakkan kepala, berharap Jaehyun melihatnya.
Namun nihil, pria itu sudah menghilang dari pandangannya. Membuatnya tampak menyedihkan karena duduk bersimpuh dilorong menuju kelasnya.
"Taeyong? Ada apa denganmu?"
Pria mungil itu menoleh, menundukkan kepala sopan saat melihat Rowoon menghampirinya. "Kurasa kakiku terkilir, sunbae." katanya lalu mendesis pelan.
Rowoon membantu Taeyong berdiri, hendak membopoh pria itu ke kelas. Namun, desahan kesakitan si mungil membuatnya terbelalak dan dengan sigap menggendongnya di punggung.
"S-sunbae, kau mau membawaku kemana?" Taeyong bertanya saat Rowoon terus menggendongnya tanpa mengucap sepatah kata.
"Kau tunggu disini, aku akan mengambil perban."
Rowoon berlari meninggalkan Taeyong di bangku taman belakang sekolah. Pria mungil itu menghela napas pelan, masih memikirkan Jaehyun yang pasti mendengar ucapan teman-temannya tadi.
Selang beberapa menit, Rowoon kembali dan berjongkok di hadapannya. Menyemprotkan spray pereda nyeri lalu membungkus pergelangan kakinya dengan perban. "Terima kasih, sunbae," ucap Taeyong pelan.
Pria di hadapannya mendongak, menyunggingkan senyum menenangkan namun tak bisa mengalahkan senyum berdimple dari Jung Jaehyun. "Tak perlu sungkan, aku akan selalu ada untukmu, Taeyong-ah."
Taeyong menautkan jari-jarinya. Menoleh ke arah lain dan berharap Rowoon tak lagi mengungkit tentang perasaannya. "S-sunbae, aku akan kembali ke kelas sekarang."
"Tidak sebelum kau memberiku jawaban, Taeyong-ah," kata Rowoon lalu beranjak dan duduk di samping pria mungil itu. "Tolong jawab aku sekali lagi, apa benar kau sama sekali tidak menyimpan perasaan yang sama denganku?" sambungnya lalu menoleh pada Taeyong.
Pria mungil itu menghela napas pelan, ikut menoleh pada Rowoon hingga keduanya bersitatap. "Maafkan aku sunbae, tapi aku menyukai pria lain. Sungguh, aku tak ingin melukaimu tapiㅡ"
Mata Taeyong terbelalak, ucapannya terhenti saat Rowoon tiba-tiba mengecup bibirnya sekilas. "S-sunbae, apa yang kau lakukan?" cicitnya.
"Apa yang kau rasakan saat aku menciummu, Taeyong-ah?"
"Tidak ada. Terasa hampa, dan aku ingin menamparmu karena kau seperti sedang melecehkanku, sunbae."
Taeyong menatap lamat pria di sampingnya. Kedua tangannya sudah mengepal kuat dan giginya ia gertakkan. Tanpa ia sadari, di gedung belakang taman, seseorang tengah mengamatinya dari atas, dibalik jendela kaca. Tersenyum miris lalu mengalihkan pandangan menyakitkan disana.
Jadi, kau memilihnya Taeyong-ah?
***
"Jaehyun-ssi?"
YOU ARE READING
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
