Chapter : Twenty-Two

9K 1K 250
                                    

"Jeon Wonwoo, kumohon... jangan memintaku pergi dari sisimu"

Sontak Wonwoo mengangkat tangannya. Menahan tubuh Mingyu yang memeluknya sedemikian eratnya. Dia mengatupkan bibirnya lebih rapat.

Aneh...

Mingyu berpikir, Wonwoo mungkin saja akan mendorongnya dengan kuat dan memberinya sebuah pukulan keras pada wajahnya seperti yang pernah dia lakukan ketika dia menyentuhnya tanpa permisi. Namun kali ini, Wonwoo hanya mendorongnya seperti desiran angin. Telapak tangannya mendorongnya tak terlalu kuat. Entah karena Wonwoo masih terguncang dengan pengakuannya, atau mungkin saja dia merasa bingung dengan situasi yang ada di sekelilingnya.

Kemudian, Mingyu bergerak lebih agresif. Dia menurunkan kedua tangan Wonwoo dari dadanya. Menahannya pada belakang tubuh tinggi Mingyu seolah ingin menguncinya dengan membuat kedua tangan sang istri untuk memeluk tubuh tegapnya.

"M-ming... eumh..."

Seketika Wonwoo memejamkan kedua mata indahnya dengan rapat. Ada sebuah kegugupan yang luar biasa, di lihat dari betapa kaku pergerakannya. Bahkan dia belum sempat menyelesaikan satu katapun untuk memberikan sebuah teguran kepada Mingyu. Namun, saat dia berhasil membuat jarak yang lebih jauh beberapa centi, Mingyu justru menapakkan kakinya satu langkah lebih dekat dengan Wonwoonya. Menggunakan kedua tangannya demi meraih pipi tirus istrinya. Menahannya untuk membuat jarak yang lebih jauh. Kembali melanjutkan hal yang tertunda.

Mingyu membuka mulutnya. Melumat bibir tipis sang istri yang mulai kehabisan nafas.

Dan.... Perlahan. Sepertinya taka da lagi penolakan lebih keras yang Wonwoo layangkan. Hanya kembali mengangkat tangannya. Mencengkeram baju di bagian dada Mingyu dengan sangat kuat. Membuatnya kusut tanpa mereka sadari.

Bulir-bulir air mata Wonwoo pelahan menyusut. Mingyu membawanya kedalam suasana dimana dia mampu mengendalikan Wonwoo dengan sempurna.

Ini bukanlah ciuman pertama mereka. Tapi Wonwoo terlihat sangat kaku. Entah karena rasa gugup atau karena sebuah penolakan yang tertahan.

Ruangan yang tak terlalu besar itu terasa kian sepi seiring perdebatan mereka yang terhenti dengan sebuah jeda. Kecapan-kecapan samar itu justru terdengar dengan sangat jelas bersaing dengan detak jarum jam yang terus berputar menghampiri setiap angka yang ada di sana.

Wonwoo sepertinya.... Menyerah.

Mingyu bukanlah seseorang yang suka mengumbar libidonya. Tapi Wonwoo untuk sesaat seakan larut dalam permainan indah yang Mingyu ciptakan. Kecupan demi kecupan kasar yang awalnya Mingyu tekankan demi membuat Wonwoo terintimidasi dan luluh, kemudian berubah menjadi sesapan lembut nan hangat. Menuntun sang istri untuk menutup mata dan membuka mulutnya. Memberi akses bagi ujung lidah Mingyu untuk menyapa ujung lidahnya.

Itu tidak berlangsung lama. Tak lebih dari 2 menit, hingga kemudian....

"Mingyu hyung aku siap, ayo berang....ASTAGA APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!"

Itu Jungkook. Adik dari Wonwoo itu tiba-tiba keluar dari dalam kamarnya yang tepat berhadapan dengan ruang tamu yang ada di dalam rumah itu. Lengkap dengan celana dan kaos olahraga miliknya.

Sebuah bola basket yang semula dia peluk dengan erat dengan tanga kirinya lalu terlepas dan menggelinding jauh ketika Jungkook mengangkat tangannya untuk menutupi seluruh wajahnya. Termasuk kedua mata polosnya.

Wonwoo yang merasa sama terkejutnya lalu mendorong tubuh Mingyu dengan sangat kuat. Mundur selangkah dengan wajah yang tertunduk sempurna. Wajahnya sepertinya memerah tanpa sebuah penjelasan.

"J-jungkook jangan salah paham, aku dan Wonwoo..."

"Setidaknya pergilah ke kamar kalian jika kalian ingin melakukannya, jangan di tempat terbuka seperti ini"

Steganografi [Meanie Ver.]Where stories live. Discover now