"Jae? Kau yakin itu Jinyoungie?" entah kenapa suara Mark sedikit aneh, seperti tak percaya dan bingung

"Eh? Tentu saja, nih" kataku sambil menunjukkan layar ponselku padanya

"Tapi Jae, bukankah-" kata kata Mark terpotong karena sebuah roti bersemayam di mulutnya

"Hmm?" gumamku menunggu Mark melanjutkan kalimatnya

"Sebaiknya kau jemput dia, biasanya dia tidak mau dirumahnya kan saat sedang sakit" kata Jackson penuh pengertian

"Ahh! Kau benar Jack! Aku pergi dulu!" kataku sambil menyahut tas yang ada di kursi sebelahku dan pergi meninggalkan mereka berdua

_skip time_

Aku membaringkan tubuh lemah Jinyoung di tempat tidur. Suhu badannya sangat tinggi dan wajahnya merah karena demamnya. Dengan segera aku mengambil handuk dan sebaskom air dingin, dan mengompres kepalanya. Aku tahu dia sering terkena demam saat pergantian musim, tp ini sudah pertengahan musim dingin dan tidak biasanya dia seperti ini.

"Uhm... " gumam Jinyoung dan mengarahkan pandangannya padaku

"Hei! Ada yang tidak nyaman?" kataku sambil mengusap pipinya

"Hyung? Aku dirumah mu?" jawabnya sambil mencoba bangun dari tidurnya

"Hei hei, tidak perlu bangun. Kau demam tinggi tau dan yep kau di rumah ku, kenapa?" kataku sambil menghentikan gerakannya untuk bangun

"Terima kasih hyung" jawabnya lemah dan memejamkan matanya lagi, tertidur pulas

Aku mengganti handuk di kepalanya dengan yg baru, setelah memastikan dia tidur dengan nyaman aku keluar untuk menelfon keluarganya. Aku tahu dia tidak mau membuat keluarganya khawatir, tp jika keluarganya tidak tau pasti akan lebih mengkhawatirkan bukan.

Setelah dua kali berdering, aku mendengar suara yg ku kenal. Yep, kakak perempuan kedua Jinyoung.

"Hallo, noona?" sapaku memastikan

"Oh, Jaebom-ah! Kanapa?" sahut suara di seberang

"Ah, bukan apa apa sih. Sepertinya Jinyoung akan menginap dirumahku, dia terkena demam lagi" kataku tanpa basa basi

"Uhn? O-oh baiklah nanti kusampaikan pada Eomma" sahutnya sedikit kaget

"Noona, ini kan sudah sering terjadi, kenaoa kaget?" tanyaku sedikit bingung

"A-a... Tidak bukan apa-apa. Hanya saja ini masih pertengahan musim, tidak bisanya terkena deman di waktu seperti ini" sahutnya, aku masih bisa tahu dari suaranya kalau noona sedikit kaget

"Ahh, aku juga kaget tadi. Tapi demamnya sudah agak mendingan" jawabku sambil mengaduk bubur dipanci yang sedang ku masak

"O-oh, Jaebom-ah, aku harus pergi sekarang. Terima kasih infonya, bye" katanya terburu-buru

"Mm-hmm, bye" jawabku singkat dan memutus telfonnya

Bubur yang ku masak sudah matang, aku menyiapkannya pada mangkuk tak lupa dengan air dan obat demam.  Aku menuju kamarku untuk membangunkan Jinyoung agar dia meminum obatnya. Sebenarnya aku tak tega untuk membangunkannya, tapi apa boleh buat ini agak dia cepat sembuh.

"Jinyoungiee~~" kataku sambil menyentuh pipinya dengan jariku pelan berharap dia bangun dengan colekan ringan tanganku

"Mmm... Waee?" sahutnya pelan dan hampir tak terdengar

"Makan dulu dan minum obatnya" kataku sambil membuka penutup bubur dan membiarkan baunya merangsang hidung kecilnya

"Aku tidak nafsu makan hyung" mendengar jawabannya, aku mendekatkan wajahku ke arahnya dan menngecup bibirnya pelan "apa yang kau lakukan hyung, kau bisa tertular demamku" katanya dengan kaget dan membuka kedua matanya dengan lebar

"Kau harus makan ini" jawabku singkat dan mengambil sendok yg sudah penuh dengan bubur dan menaruhnya di depan mulutnya dan Jinyoung hanya menatap bubur itu dengan malas "atau kau mau aku suapi dengan cara lain?" aku mengangkat sebelah bibirku, tanpa berkata kata dia hanya membuka mulutnya dan memasukkan bubur itu ke mulutnya
Aku tahu dia tak nafsu makan tapi aku berhasil membuatnya menghabiskan bubur itu dan meminum obatnya, meskipun lama.

Aku melihat jam dan ternyata sudah selarut ini. Waktu berjalan cepat saat aku mengerjakan tugasku, walaupun begitu tugas yang menggunung ini masih saja belum selsai. Aku memutuskan untuk menyudahi kegiatanku dan tidur. Aku membaringkan tubuhku di seblah Jinyoung yg tertidur sangat pulas, demamnya juga sudah tidak setibggi tadi. Aku mendekatkan tubuhku padanya dan melingkarkan tanganku ke bahu dan lehernya, menariknya dalam pelukanku
"Good night" kataku pelan sambil mengecup dahinya.

 Aku mendekatkan tubuhku padanya dan melingkarkan tanganku ke bahu dan lehernya, menariknya dalam pelukanku"Good night" kataku pelan sambil mengecup dahinya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

(a/n: mereka tidur di posisi kayak gini, tp bukan dengan baju kayak gitu oke wkwkwk)

=====================
Yaharoooo!!!
Bagaimana ceritanya? Membosankan? Aku tahu chapter ini sedikit membosankan tapi apa boleh buat wkwkwk

Maafkan kalau sangat cringe😂😂😂

Mungkin chapter depan bakalan banyak jjp momentnya, karena chapter depan ma-ups... No spiler 😆😆

Sampai jumpa minggu depan!!! 🙌🙌

Letting Go (JJP) [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora