Chapter 1

430 33 1
                                    

JB's POV

*beep beep beep*
Aku terbangun karena mendengar suara kode pintu ditekan dan terbuka, tapi masih enggan untuk beranjak dari kasur nyaman ini. Aku tahu siapa yg datang, karena yg tahu kode rumahku hanya orang itu,  ya seseorang yg bisa dikatakan teman baik ku, Jackson.
"YOO!" teriaknya sambil membuka pintu kamarku "bangunlah kawan ini sudah siaang" lanjutnya sambil menarik selimut yg menghalau udara dingin diruangan
"masih capek, biarkan aku tidur lagi" jawabku sambil mempertahankan selimutku
"ini sudah jam sepuluh kawan, dan aku laparr" lanjutnya lagi, masih sambil berusaha menarik selimutku
"kau kesini hanya untuk itu? Ajak saja pacar mu sanaa" aku masih tak berniat untuk bangun
"ayolah kawan, kau tau Mark sedang pulang ke rumahnya kan" ia sudah menyerah menarik selimutku dan menjatuhkan pantatnya di ujung tempat tidurku
"baiklah" akirnya aku mengalah dengannya, karena aku sendiri juga lapar dan tak tega melihat dia seperti itu
Bagaimanapun juga Jackson adalah sahabatku, sudah seperti saudara yang lebih sering jail padaku daripada sifat baiknya. Namun aku tau dia orang yg lembut, selalu tau kalau aku menyembunyikan sesuatu darinya. Dan karena keusilannya itu aku dapat sejenak melupakan masalah ku dan selalu bisa membuat ku tertawa.

Kita sampai di restoran yang ada di lantai dasar gedung apartement ku, yah sebenarnya aku dan jackson hanya terpisah beberapa lantai saja di apartement ini, aku tinggal di lantai 5 yang merupakan apartement untuk satu orang, dan jackson di lantai 12 dengan apartement dua orang. Yep dia tinggal bersama pacarnya Mark, mahasiswa pindahan dari LA. Aku tahu hubungan mereka setelah aku mempergoki mereka sedang ciuman di apartement lama jackson. (a/n: oke aku tau ini sedikit alay wkwkwk)

"jadi, kau ada rencana nanti sore?" tanya Jackson tiba tiba
"hmm... Ada" jawabku simpel "kencan"
"sigh... Jadi aku harus menghabiskan malam ini sendirian" jackson sedikit sedih "dengan siapa? "
"siapa lagi?  Jinyoungiee" aku mulai tersenyum jika mengingat aku akan kencan dengan jinyoung, setelah unrequited love selama 3 tahun dan juga cinta pertamaku
"o-oh.. " jackson hanya ber oh ria, aku tau dia kesepian karena Mark masih di LA karena urusan keluarganya
"atau kau ingin kita jalan bertiga dan bersenang senang?  Aku yakin Jinyoung tak masalah dengan itu" tawarku padanya
"eh? Ah, tak apa. Aku bisa mengajak Bam atau yg buat main nanti" tolaknya sambil menghabiskan sisa makanan di depannya

_skip time_

Aku merapikan lagi ramput dan bajuku di depan cermin, memastikan tidak ada yg terlewat dari penampilanku. Kencan pertama setelah jadian dan sebagai mahasiswa, pastinya harus terlihat sempurna dong.

(a/n: bayangin JB pake outfit kayak gini, sama pake syal oke *wink)

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

(a/n: bayangin JB pake outfit kayak gini, sama pake syal oke *wink)

Aku melihat waktu yg ditunjukkan oleh jam di pergelangan tangan kiriku, 'sial! hampir terlambat' kataku dalam hati. Aku setengah berlari menuju tempat parkir untuk mengambil motor kesayanganku, yap sebagai hadiah kelulus SMA dan diterima di univ pilihan pertamaku.
Dengan cepat aku memacu motorku ketempat janjian, halte bus dekat rumahnya. Aku tahu alasanya, karena dia tak ingin digoda oleh orang tuanya yg tahu hubungan kita, yah aku juga tidak ingin digoda terus menerus, jadi aku bisa mengerti perasaanya.

(a/n: Jinyoung pake baju kayak gini, tp kasih jaket kulit diluar, kasian dingin *smirk)

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

(a/n: Jinyoung pake baju kayak gini, tp kasih jaket kulit diluar, kasian dingin *smirk)

Aku menghentikan motorku di depannya dan membuka kaca helm dikepalaku "maafkan sedikit telat" ucapku cepat sebelum dia membuka mulutnya
"tak apa, sudah terbiasa" jawabnya sambil tersenyum sangat manis melihatkan kerutan di kedua sisi matanya "mana helm ku?" lanjutnya sambil memegang pundakku untuk naik bagian belakang motorku
"nih" aku memberikan helm padanya setelah dia duduk dengan sempurna di belakang ku "jangan lupa pegangan, oke?" lanjutku, lalu menarik gas pelan pelan.
Aku bisa merasakan hangat tubuhnya di punggungku dan tangannya yang melingkar di pinggangku, aku mulai menurunkan kecepatan ku berharap keadaan ini berlangsung lebih lama
"hyung, ada apa?" tanya nya sedikit heran "ada yang salah dengan motornya?"
"hmm, tidak. Hanya saja ingin seperti ini sedikit lebih lama" jawabku jujur
"hoo, tp kalau terlalu malam nanti keburu terlalu ramai" jawabnya sambil memperat pelukannya
"ahh, kau benar" jawabku menaikkan kecepatan motorku.

Untung saja kita datang tepat waktu, sebelum terlalu ramai dan berdesak desakan. Aku menarik tanganya kedalam saku jaket ku, karena aku tahu ini cukup dingin dan karena menaiki motor tadi tangan Jinyoung cukup dingin. Dia hanya tersenyum dengan tingkah ku
"mungkin kita harus naik" kataku sambil berjalan
"yep, biar dapat tempat bagus" jawabnya setuju
Kita menaiki beberapa anak tangga dan mencari tempat terbaik untuk menikmati malam ini, yep malam yang hanya terjadi 5 tahun sekali. Malam festival kembang api, entah kenapa festival ini hanya dirayakan setiap 5 tahun sekali, dan pada pergantian musim gugur ke musim dingin. Namun ini yang membuat festival ini selalu dinantikan dan selalu ramai. (a/n: ini event buatanku yak wkwkwk)

Setelah berjalan beberapa lama, aku menemukan tempat yang pas untuk festival ini, tempatnya tidak terlalu ramai dan tidak ada gedung atau pohon yang akan menghalangi pemandangan langit malam dengan kembang api yang cantik. Aku dan Jinyoung duduk bersebelahan menunggu festival di mulai, tanpa melepaskan ganggamanku dari tangannya. Kami tak ada yang bersuara, hanya menikmati keheningan dan kebersamaan kita.

Beberapa menit kemudian kembang api pertama menghiasi langit malam yang gelap dengan warnanya yg terang. Aku bisa melihat wajah kagum disebelahku, tanpa pikir panjang aku mengeluarkan smartphone ku untuk mengabadikan momen indah dan langka ini.
"hyung, kau harus lihat kembang apinya, bukan aku" aku mendengar suara Jinyoung yg sedikit samar karena suara ledakan kembang api
"tapi ada yang lebih cantik disini, jadi apa boleh buat" aku membuat alasan dan aku bisa melihat sedikit rona merah dipipinya
"hentikan itu hyung" katanya sambil memalingkan wajahnya, aku hanya tersenyum dengan reaksinya. Dimana lagi aku akan menemukan sosok seperti dirinya, yang terlalu sempurna untuk jadi manusia.
Aku terus memandangi wajahnya yang membuatku susah bernafas itu, sampai aku merasakan sentuhan hangat dikedua pipi ku dan membuatku memutar kepalaku dan berpaling darinya
"kembang apinya ada disana hyung" katanya sambil terus memengang pipiku untuk mengalihkan pandanganku
"baiklah, baiklah.  Aku akan mulai melihat kembang apinya"
Setelah satu jam kemudian festival kembang api berakhir, namun aku dan Jinyoung masih duduk di tempat yg sama. Aku masih belum ingin melepas tangannya dan berpisah malam itu dan sepertinya dia tau apa yg aku rasakan, sehingga dia juga tidak beranjak dari tempatnya.

*achoo... *
Aku memalingkan wajahku ke arahnya dan mendapati hidung dan telinganya yg merah karena dingin. Tanpa berkata aku melonggarkan syal yg melingkar di leher ku dan melingkarkannya di lehernya dan memeluk tubuh kecil dan menggigilnya.
"kita cari cafe dulu sebelum pulang" kataku sambil menarik tangannya untuk berdiri "aku tak mau kau kena flu besok"
Dia hanya mengangguk setuju dan mengeratkan genggamannya di tanganku.

A/n: hai hai, akhirnya chapter 1 up juga, sebenernya mau ku up besok senin, tp berhubung udah ada dan udah mayan banyak, jadi ku update lebih cepet wkwkwkw

Oh ya, maafkan kalo banyak event yg cringe banget wkwkwk, pas kubaca ulang ternyata so cringe wkwkwkw

Hope you like it 😄😄
See you next week, at monday. Ah, karena ini maju jadi bukan besok senin itu ya, tp minggu depannya lagi wkwkwk

Letting Go (JJP) [End]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin