Chapter 4

208 31 2
                                    

JB's POV

Sudah hampir semingu sejak Jinyoung sakit dan masih tidak ada kabar darinya. Ku pikir dia sedang sibuk jadi aku juga tidak mengganggunya. Tapi ini sudah terlalu lama, aku memutuskan utuk ke rumahnya. Masa bodoh dengan godaan mereka.

Aku sudah berada di depan rumah Jinyoung, menyiapkan mental akan godaan mereka. Aku memencet bel rumah mereka, tapi tidak ada balasan. Aku memencetnya sekali lagi, tapi hasilnya sama saja. Aku baru sadar rumah ini memang terlihat sangat sepi. Tak ada tanda tanda kehidupan. Mungkin mereka sedang pergi, pikirku.
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan menghubungi Jinyoung lewat pesan saja.

Belum sempat aku mengetik sesuatu, Jinyoung sudah mengirim pesan dulu.
From: Jinyoungie
Hyung, maaf baru bisa memberi kabar
Aku baik baik saja dan sekarang sedang ke rumah ibu di Jinhae

To: Jinyoingie
Jinyoungiiiiieee~~~
Ku pikir terjadi sesuatu padamu, kau membuatku khawatir
Tapi syukurlah kau baik baik saja
Nikmati waktu bersama kalian
I will miss you

Aku memasukkan ponsel ke saku dan berjalan menuju apartement. Saat keluar dari lift aku melihat Jackson dan Mark berdiri di depan pintu rumah ku.

"Yo! Ada apa?" kataku sambil membuka pintu dan membiarkan mereka masuk

"Jae, dari mana?" kata Mark sambil menutup pintu di belakangnya

"Rumah Jinyoung, kenapa?" aku menuju dapur dan mengambil beberapa kaleng minuman dan melemparkannya pada mereka

"Oh, Jinyoung kenapa?" tanya Jackson sambil membuka kaleng minumannya

"Tidak, hanya mengkhawatirkannya saja. Sudah seminggunsejak dia sakit dan tak ada kabar" kataku sambil menjatuhkan diriku di sofa dekat Jackson

"Hmm... " kata mereka bersamaan
"Jae, sudah melakukannya hari ini?" lanjut Jackson mengingatkan ku

"Ah? Sudah, tenang saja aku tak akan lupa" jawabku enteng

Entah sejak kapan aku memulai ini, tapi sejak aku bangun di rumah sakit karena suatu sebab yang aku sendiri tak tahu, Jackson dan Mark mulai memaksaku melakukannya. Tidak hanya itu, mereka juga selalu menanyakannya setiap hari. Mereka akan mengecek botol kecil berisi vitamin di kamar ku, dan mengihutung isinya untuk memastikan apakah aku sudah meminumnya. Menurut mereka itu hanya vitamin saja agar aku tak sering pingsan lagi. Apa boleh buat kan, toh minum vitamin tidak akan merugikan juga.

"Hoaaaammm..." aku menguap dengan lebarnya dan membuat mataku sedikit berair

"Kau lelah?" tanya Mark yg duduk disebelah kiriku

"Hmm..  Semalam habis lembur tugas, rasanya capek sekali. Aku tidur dulu, kalian kalau mau masih disini silakan saja" kataku sambil bangkit dan menuju kamarku

Mereka hanya bergumam mengiyakan dan melanjutkan acara nonton tv mereka.

Aku merebahkan tubuh ku di kasur empukku, tapi seperti ada yg mengganjal di bawah bantal ku. Aku merogoh dibawah bantal ku dan menggesernya agar tidak menganggu empuknya bantal itu, tanpa berniat tahu benda apa itu. Kupikir itu hanya salah satu notebook ku yg berisi lirik lagu. Rasa kantuk itu sangat berat dan terus membebani mataku, hingga akhirnya aku masuk ke alam mimpi.



































Hm? Dimana ini? Rasanya sangat nyaman dan hangat. Sangat tenang, hanya ada suara burung bernyanyi dan gemerisik daun yang tertiup angin. Aku bisa merasakan sinar mentari menerpa tubuhku, tapi itu tak membuatku membuka mataku yang ada aku semakin tak ingi bangun dan beranjak dari sini. Namun, sebuah sentuhan di pipiku membuatku sedikit terusik. Sentuhan yang sangat aku kenal dan rindukan, ya siapa lagi pemilik tangan lentik itu kalau bukan dia. Tapi aku masih enggan membuka mataku, aku hanya menenggelamkan wajahku ke tangannya yg halus itu semakin menikmati setiap sentuhannya.

"Hyung..." suara lembut dan oenuh kasih sayang yang sangat ku kenal

"Hmm..." aku masih saja enggan membuka mataku

"Sepertinya ini saatnya aku pergi" katanya lagi dengan nada sedih dan penyesalan, aku yang mendengarnya langsung membuka mataku dan melihatnya berbaring menyamping di sampingku sedang memandangiku dengan tangan yang masih mengusap pipiku lembut

"Kini saatnya kau melepasku hyung" lanjutnya lagi sambil menurunkan tangannya dan hendak bangin dari tidurnya.

Dengan sigap aku menarik tangannya dan itu membuatnya jatuh dan menindih tubuhku. Dia tidak terlihat terkejut atau apapun, hanya sebuah kesedihan yang terlihat kedua manik hitam miliknya itu.

"Jangan pergi, aku tak tahu bagaimana aku hidup jika kau pergi" kataku mentap lembut kedua manik hitam itu dengan kedua tanganku masih melingkar di pingangnya "Kau tahu kan aku sangat mencintaimu"

Dia masih menimpa tubuhku dan tak berontak untuk melepaskan diri, tangannya mengusap wajahku dari dahi menuju pipi ku dan mengusap ujung bibir ku pelan. Ia mendekatkan wajahnya dan mencium dahiku lembut, lalu tersenyum tipis padaku.

"Tapi aku harus pergi hyung, aku tak bisa bersama mu seperti ini. Kau harus melanjutkan hidupmu meski tanpa ku" katanya pelan tanpa melepaskan tangannya dari kedua pipiku

"Tapi bagaimana? Kau tidak akan ada disisi ku" ucapku lagi tanp melepas pandanganku darinya

"...bum"
"Jaebum"
"Oi, Im Jaebum"

Sayup sayup aku mendengar namaku di panggil, tapi aku tak meperdulikan itu. Sekarang yang penting adalah bagaimana aku meyakinkan dia agak tidak pergi dari ku.

"Kau dengar itu hyung? Itu suara orang orang yang peduli padamu" ucapnya sambil bangkit dari posisinya "Pergilah hyung, aku akan tetap disini"

"Janji? Kau tidak akan pergi kemana mana?" aku masih ragu untuk meninggalkannya

"Hmm... Aku janji" katanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya

"Kau sudah berjanji padaku Park Jinyoung dan kau tak bisa mengingkarinya" kataku tegas sambil menautkan kelingkingku dengan miliknya

Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku terus menatap wajah manis itu sampai wajah itu hilang di kejauhan.

"Yah! Im Jaebum! Cepat bangun!" suara itu semakin keras dan membuat pandangan ku sedikit kabur lalu hanya kegelapan yg ada
"YAH!  IM JAEBUM!!!"

================================

Halo halo, ada yang balik nih 😁😁
Maaf ya lama banget update nya, karena habis mudik dan banyak yg harus dikerjakan sebagai mahasiswa tingkat akhir, maafkan sekali lagi.

Oh iya, selamat hari raya idul fitri 1440 Mohon maaf lahir dan batin #telatbangetwoi

Dan saya syok liat konser keep spinning, hairflipnya itulho pak di kondisikan wkwkwkw

Ah, mau sekalian tanya, kalian mau happy ending apa sad ending?? Masih galau mau gimana endingnya wkwkwkwk

Letting Go (JJP) [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora