Part 3

299 36 0
                                    

Beberapa hari setelah aku menolak lamaran Barri dan memutuskan hubungan, aku benar-benar diberi waktu sendiri oleh Barri. Lega, aku bisa bekerja dengan leluasa. Ya walaupun agak kesepian karena biasanya Barri datang ke apartemen hanya buat sekedar makan sambil nonton Netflix atau kita datang ke club, tapi aku senang juga sih menikmati waktu sendiri seperti sekarang. Kerja dengan tenang dan leluasa.

Hari ini aku harus pergi ke bank untuk mengurusi gaji para karyawan kantor.

    "Permisi, ada yang bisa kami bantu?." Seorang satpam langsung menyambutku dengan ramah dan sopan.

    "Saya dengan Kamela dari Perusahaan Kosmetik Nature."

    "Oh pasti mau bertemu dengan Manager CS. Kebetulan Pak Agam sudah menunggu. Mari saya antar ke ruangannya." Aku diam sebentar untuk berpikir hingga aku ingat kalau Ibu Meli, Manager CS bulan lalu bilang bahwa dia akan keluar dan bulan selanjutnya akan digantikan oleh Manager CS yang baru.

    "Ah iya." Aku mengikuti langkah satpam itu masuk ke ruangan Manager CS yang sudah sering aku masuki. Ketika pintu terbuka, aku melihat laki-laki yang menjadi Manager CS baru itu cukup tampan dengan badannya yang tegap, memiliki warna kulit kuning langsat, tatanan rambut yang rapi dan selera berpakaian yang bagus. Laki-laki itu untuk sepersekian detik membuat aku diam karena penamilannya yang menarik, namun dengan seperkian detik juga aku dapat mengendalikan diriku dengan berjalan tegak dan bersikap tenang juga professional.

    "Perkenalkan saya Manager Customer Service yang baru, pengganti Ibu Meli. Agam Zaenal Ilham." Laki-laki bernama Agam itu mengulurkan tangannya.

    "Kamela Putri Widodo, Manajer Akunting dari Perusahaan Kosmetik Nature."

    "Silahkan duduk." Agam mempersilahkan aku duduk dan kemudian kami berdua berdiskusi mengenai masalah keuangan, pencairan dana, rekening koran dan sebagainya. Tak banyak berdebat selama diskusi karena kami hampir memiliki pemikiran yang sama. Agam tidak banyak bicara basa-basi namun memiliki pengetahuan yang sangat luas dan luwes membuatku tidak punya alasan untuk tidak suka dengan Agam.

    "Sepertinya kita adalah orang dengan pemikiran yang sama. Semoga kita bisa bekerja sama untuk waktu yang panjang kedepannya."

"Ya, saya harap juga begitu. Baiklah, saya pamit." Aku membereskan barangku.

"Sampai ketemu lagi besok Bu Kamela."

Setelah menjabat tangan Agam, aku bergegas keluar dari bank dan ternyata diluar matahari sedang tinggi-tingginya. Hari sudah memasuki waktu istirahat dan aku lapar. Aku melihat ke sekitar dan ternyata didepan bank terdapat foodcourt. Kebetulan, aku memilih meninggalkan mobil di bank dan hanya membawa dompet.

Ketika masuk, foodcourt itu sangat. Untung saja ada satu meja yang kosong. Aku tentunya duduk sendiri dan memilih menu soto ayam juga jus alpukat untuk minumnya. Tidak disangka, ketika menunggu pesanan datang aku melihat Agam sendirian sedang melihat ke seluruh tempat, sepertinya sedang mencari tempat kosong. Tidak sadar aku sudah memandangi Agam yang sibuk mencari tempat sampai mata kami bertemu. Aku pun jadi agak salah tingkah karena malu ketauan melihat dia. Kami terdiam saling menatap buat beberapa saat sampai akhirnya Agam mendekat dan menyapa. "Ibu Kamela disini?."

"Ya, Pak Agam sedang mencari tempat?." Agam si pemilik lesung pipi itu tersenyum agak kikuk. "Ya begitulah, Ibu Kamela sendiri saja?. Boleh saya ikut duduk dengan anda?." Aku menebak Agam mempunyai pribadi yang percaya diri, kenapa aku tau?. Terlihat dari cara dia yang bertanya tanpa canggung dan aku merasa melihat diriku sendiri.

"Ya, tentu saja. Silahkan duduk." Ketika dia sudah duduk didepanku, mataku diam-diam memperhatikan. Agam ternyata milih menu yang sama persis denganku. Aku diam saja tidak berkomentar, namun ketika pesanan punyaku datang Agam terkejut dan sedikit tertawa. "Kita sepertinya selain punya pemikiran yang sama, kita juga punya selera yang sama ya?."

ReasonWhere stories live. Discover now