P R O L O G U E

3K 240 12
                                    

P.s: Kalau bisa selama membaca sambil dengerin lagunya ya biar feelnya lebih dapet.

🎶Rose Scent Breeze - Red Velvet



















🌹🌹🌹🌹🌹







Hamparan bunga mawar merah benar-benar membuat mata gadis itu terpukau. Taman bunga dengan luas sebesar 100 m x 100 m itu yang kini menjadi objek pandangannya. Taman bunga mawar itu benar-benar indah. Bunga mawar tumbuh dengan baik terlihat dari ukurannya yang bisa digolongkan premium. Tingginya juga mencapai pinggang orang dewasa. Sayang sekali, meski terlihat menawan dengan warna merahnya itu disetiap sisi batangnya terselip duri-duri kecil yang kapanpun bisa membuat seseorang terluka jika tidak hati-hati ketika menyentuhnya.

Di lain tempat, seorang pemuda tengah membawa sekarung pupuk untuk bunga-bunga mawar milik neneknya. Nenek dari pemuda itu memiliki taman bunga mawar yang luas. Setelah tumbuh besar bunga-bunga mawar itu akan dipetik dan kemudian akan dijual. Bunga mawar dengan kelopak sebesar itu akan menghasilkan keuntungan yang banyak. Bahkan disana mereka juga menjual bibit bunga mawar.

"Auw!"

Telinga pemuda itu menangkap sebuah pekikan dari taman milik neneknya yang baru saja akan dimasuki. Setelah meninggalkan pupuk yang tadinya ia bawa, kakinya melangkah lebar bergegas mencari siapa pemilik suara itu.

Seorang gadis mengamati telunjuknya yang kini terlihat memunculkan setetes cairan merah. Pasti karena tidak hati-hati jadi telunjuknya terluka.

"Hey, kau siapa?"

Seraya menyesap telunjuknya, gadis itu menengok. Tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat seorang pemuda dengan setelan jumpsuit warna army khas orang-orang yang tengah berkebun menatap gerak-geriknya.

Pemuda itu berjalan mendekati sang gadis yang belum juga buka suara. Pemuda itu tertegun sejenak. Gadis dihadapannya membuat dadanya tiba-tiba bergemuruh.

"Ah ma-maaf. Aku-aku hanya ingin melihat bunga-bunga disini...", terang gadis itu lugu seraya terus memegang jari telunjuknya yang masih mengeluarkan darah.

Pandangan pemuda itu tertuju pada luka yang timbul di telunjuk sang gadis.

Seperti sadar tengah diamati, gadis itu sontak menyembunyikan tangannya. Menatap pemuda itu ragu sambil sesekali menunduk.

Gadis itu tidak terlihat jahat ataupun mencurigakan, bahkan kesan pertama yang diberikan gadis itu adalah cantik. Semburat merah tampak memenuhi pipi pemuda itu samar.

"Maaf, apa kau pemilik taman ini?", tanya gadis itu dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Eoh? Bukan aku, tapi nenekku!"

Gadis itu mengangguk paham, beberapa saat kemudian ia menunjukkan senyumnya.
"Nenekmu memiliki taman bunga mawar yang indah. Aku suka. Maaf, aku masuk begitu saja, aku hanya ingin melihat-lihat saja...", ucap gadis itu yang terlihat masih merasa bersalah lantaran masuk tanpa permisi.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya berulang kali, "Gwenchana, lain kali jangan diulangi..."

"Hmm.", sahut gadis itu juga menganggukkan kepalanya.

"Siapa namamu? Sepertinya aku belum pernah melihatmu!", tanya sang pemuda memberanikan diri.

"Ah! Joohyun. Bae Joohyun, salam kenal...", sahut gadis itu menampilkan senyum cantiknya.

Sekali lagi muncul rona merah pada pipi pemuda itu.

"Kau? Siapa namamu?"

"Eoh? Oh Sehun."

"Oh Sehun...", gumam gadis itu mengulang nama sang pemuda. "...Sehunㅡssi hehe."

Pemuda itu tersenyum hingga menciptakan kurva pada kedua matanya.

Gadis itu, Joohyun terdiam. Senyum pemuda dihadapannya itu benar-benar manis. Tangannya terangkat menyentuh dadanya. Hatinya berdebar.

Sehun dan Joohyun mengabsen 1 per 1 tanaman mawar untuk diberikan pupuk. Joohyun memberitahu Sehun dari mana asalnya. Ia mengatakan bahwa keluarganya baru saja pindah. Pantas saja Sehun seperti belum pernah melihat wujud gadis itu.

"Sehunㅡssi, sepertinya aku harus pulang! Ibu mengatakan jika aku tidak boleh terlalu lama keluar. Lagipula hari akan petang.", ujar gadis itu mendongak menatap langit yang sebentar lagi akan berubah warna menjadi jingga keemasan.

"Kau akan pulang?"

Joohyun mengangguk mantap.

"Kalau begitu tunggu sebentar!"

Manik Joohyun mengamati Sehun yang tengah memetik 1 tangkai mawar dengan gunting khusus. Selanjutnya Sehun perlahan berjalan kearahnya, memberikan bunga mawar itu pada Joohyun. Degup jantung Joohyun semakin kuat.

"Untukmu! Besok boleh datang lagi...", ucap Sehun lengkap dengan eyesmile.

Tangan Joohyun terulur menerima bunga pemberian dari Sehun, menatap kelopak demi kelopaknya.
"Cantik sekali...", gumamnya yang didengar oleh Sehun.

"Sama seperti dirimu."

"Mwo??"

Sehun jadi gelagapan lantaran ucapannya sendiri. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah aniyo. Lupakan saja!"

"Gomawo, Sehunㅡssi! Besok jika tidak sibuk, aku akan datang lagi! Sampai jumpa..."

Lambaian tangan Sehun mengantarkan kepergian Joohyun. Sejujurnya, ia belum pernah melihat gadis secantik itu. Sekarang ia hanya berharap jika liburan sekolahnya diperpanjang agar ia bisa lebih lama menginap di rumah nenek dan sering-sering bertemu dengan Joohyun.






































12/05/2019
Next?
No?

12/05/2019Next? No?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang