Chapter : Twenty-One

Comenzar desde el principio
                                    

"Hanya naik 1 digitpun tidak apa-apa kan?"

"Harus masuk 10 besar"

"Hyung...". Rengeknya. Seperti tengah ingin meminta sebuah pengertian dari sang kakak walaupun gagal.

"Kookie...pelajaranmu juga penting, aku tahu kau sangat menyukai basket, tapi bukan berarti kau bisa mengabaikan pelajaranmu"

"Tapi nilaiku tidak seburuk itu hyung"

"Kau mendapat peringkat 14 semester ini dan kau masih mengatakan bahwa nilaimu tidak seburuk itu?!"

"Menyeimbangkan waktu belajar dengan waktuku untuk berlatih basket itu tidak mudah"

"Mingyu juga sangat menyukai basket, dan nilainya juga sangat baik di kelas"

"Ck.. aku berbeda dengan Mingyu hyung, passionku memang pada bidang olahraga..."

"Kau selalu mencari alasan setiap kali aku..."

"Ah hyung...". Berusaha mengalihkan pembicaraannya dengan sang kakak yang tiba-tiba menjadi serius. Kemudian Jungkook mencari topik baru yang mungkin saja akan membuatnya terhindar dari omelan sang kakak. Dia kembali membaringkan tubuhnya. Namun kali ini dengan meletakkan kepalanya pada pangkuan sang kakak. "Ceritakan padaku tentang kehidupanmu disana"

"Aku tahu kau sedang berusaha mengalihkan pembicaraan Jeon Jungkook"

"Anni... aku benar-benar penasaran dengan kehidupanmu disana, kau sepertinya sangat nyaman dengan kehidupanmu di Seoul sehingga kau tidak pernah pulang semenjak kau menikah"

Wonwoo terkejud dengan pertanyaan sang adik yang begitu tiba-tiba. Dia tak menyangka bahwa dia akan mendapatkan pertanyaan seperti ini di siang hari yang sangat terik. "Aku..."

"Apa Mingyu hyung memperlakukanmu dengan baik?"

"Apa? Y-ya... dia baik". Jawabnya. Ada sebuah deheman pelan yang terdengar ketika Wonwoo mengalihkan tatapannya pada sisi luar kamarnya yang terlihat jelas darri jendela besar yang ada di dalam kamarnya.

"Woah... aku tahu bahwa perkataan eomma saat itu memang tepat"

"Eomma?"

"Hm.. eomma mengatakan bahwa kau pasti akan bahagia bersama Mingyu hyung karena dia sangat menyukaimu.. "

"E-eomma mengatakan hal itu?"

"Hm...". Jawabnya. Jungkook sepertinya mendapatkan celah untuk mengalihkan perhatian sang kakak dan melupakan pembahasan awal mereka. "Kau tahu hyung? Eomma dan appa mengatakan bahwa mereka sangat senang atas pernikahan kalian. Menjadi besan dengan paman Kim adalah keinginan mereka dan kau berhasil mengabulkannya"

"Itu... bukan sesuatu yang istimewa"

"Tidak bagimu, tapi itu sangat istimewa bagi mereka. Kau mungkin tidak tahu.. setelah kau pergi ke Seoul, eomma memintaku mengundang teman-temanku untuk datang ke rumah. Mengajak mereka makan dan membagikan beberapa hadiah. Eomma juga membagikan makanan untuk para tetangga setelahnya"

"Kenapa eomma melakukan hal itu?"

"Entahlah.. bukankah terkadang kita memang tidak tahu bagaimana pemikiran mereka? Yang aku tahu, Appa dan eomma memang benar-benar sangat senang atas pernikahanmu"

"Kau tahu bukan bahwa aku..."

"Dijodohkan? Ya.. aku tahu, tapi Mingyu hyung sepertinya benar-benar sangat mencintaimu hyung"

"Aku tahu itu"

"Dan dia bisa menjagamu dengan baik"

Wonwoo menundukkan wajahnya dengan pelan. Ada sebuah senyum samar yang tersungging pada bibir tipisnya. Kemudian kedua tangannya memilih untuk menutup buku tebalnya dengan pelan. Meletakkannya di sisi kirinya. Dia tak lagi berminat untuk melanjutkan kegiatannya. Tiba-tiba ada sesuatu yang menarik dirinya untuk menjadi lebih antusias menanggapi ucapan sang adik. Meskipun dia tahu bahwa pada awalnya sang adik hanya ingin mengalihkan topik pembicaraan mereka mengenai pelajaran.

Steganografi [Meanie Ver.]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora