Empty

1.1K 126 17
                                    

Author's POV

Di sebrang sana terdapat laki-laki yang sedang tour bersama bandnya namun terkadang ia masih memikirkan gadis yang dikenalnya beberapa waktu lalu. Namun lelaki itu tetap bersih keras ingin melupakan gadis itu.

Sementara gadis itu, ia masih ingat sekali saat pertama kali mereka bertemu. Ia mengingat semuanya. Tapi ia juga ingin melupakan kenangan singkat itu.

Dan mereka berdua ingin amnesia.

Ya. Amnesia. Seolah-olah mereka tak pernah bertemu. Tak pernah saling kenal. Hanya strangers yang memiliki beberapa kenangan yang manis yang tak akan diingat.

Kenangan yang akan terkubur dalam-dalam apabila mereka amnesia.

Sayangnya, mereka mengingat kenangan-kenangan itu. Kenangan yang menghantui mereka.

***

Gadis itu sedang duduk di pinggir pantai, menikmati angin semilir yang meniup rambutnya yang menurutnya aneh itu.

Tatapannya kosong. Air mata masih terus mengalir di pelupuk matanya yang berwarna coklat itu.

Gadis itu tersenyum kecut mengingat kenangan-kenangan itu.

Ia ingin semuanya segera berakhir. Berakhir selamanya.

Lalu akhirnya gadis itu berdiri dan meninggalkan pantai itu dalam diam. Ia tersenyum. Tersenyum terpaksa tepatnya. Ia harus menunjukkan pada semua orang bahwa dia adalah gadis yang kuat. Ia harus menunjukkan pada dunia bahwa dia tidak lemah.

Sesampainya di rumah, ia kembali seperti biasa. Berpura-pura. Memakai topeng yang selalu menyembunyikan semua rasa sakit yang ia rasakan.

Karena ia bosan, maka ia mulai memutar lagu dari iPhonenya. Ia memutar lagu yang bertempo cepat supaya ia dapat melupakan rasa sakit itu sementara.

Ia memutar lagu Black Widow - Iggy Azalea ft Rita Ora. Ia mulai menyanyikan lagu itu dengan semangat, mulai dari bagian Rita Ora sampai rap Iggy Azalea nya pun ia bisa nyanyikan.

Quit fandom aja kali ya? Atau deactive mungkin. Pikirnya.

***

Gadis itu berjalan gontai menuju kelasnya, tanpa ada semangat secuil pun terlihat dari wajahnya.

"Dia berubah, semua gara-gara cowo -idiot-bin-kutil itu." ucap seseorang sambil memperhatikan Key.

Ya.

Pain changed her.

Pain changed everything.

She can't be fixed anymore.

Tidak ada lagi gadis yang periang, banyak bacot, atau pun hyperactive.

Kini gadis itu hanya menatap dengan tatapan kosong. Tanpa ekpresi apa-apa.

Tapi ia mencoba.

Ia mencoba untuk tetap tersenyum.

Dia mencoba untuk terlihat tegar di depan dunia.

Lebay dah dunia.

Smiling on the outside but slowly dying on the inside.

Bel istrirahat pun berbunyi. Key hanya duduk di bangku sambil menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya. Oke ini ribet. Ya pokoknya begitu.

"Key, lo gak makan?" tanya Ray.

"Gak laper."

"Nanti lo sakit."

"That would be cool."

"Cool my ass. Makan sendiri atau gue suapin."

"Gue males ngunyah, jadi tolong lo kunyahin terus baru suapin ke gue." jawab Key sarkastik.

"Lo itu anak SMA atau janin yang baru umur 3 bulan sih?"

"Yaudah sih suapin, nyet."

Akhirnya Ray mengambil kotak bekal Key dan dengan sabar, Ray menyuapi Key.

Persis seperti anak yang masih berupa embrio.

"Pulang mau jalan-jalan gak?" ajak Ray sambil menyuapi Key.

Key menggelengkan kepalanya.

Ray hanya menunduk pasrah, tidak tau bagaimana lagi caranya membuat gadis yang ia sayangi itu kembali ceria.

Setelah menyelesaikan makannya, mereka pun kembali belajar sesuai kelas selanjutnya. Hingga akhirnya bel pulang pun berbunyi.

Key bergegas ke mobilnya. Ia menstarter mobilnya, dan segera beranjak dari lingkungan sekolahnya. Bukan pulang.

Ia pergi ke suatu tempat, di mana hanya ia yang tau. Tempat ia mengeluarkan segala kesedihannya, kesenangannya, kekalutannya.

Key berada di sebuah padang rumput hijau, terdapat ilalang-ilalang di tempat tertentu yang membuatnya semakin indah dan di tengahnya terdapat pohon yang besar dan di atasnya terdapat sebuah rumah pohon.

Ia berbaring diantara ilalang-ilalang. Melepas segala kepenatan. Melupakan bebannya untuk beberapa jam ke depan. Dan tiba-tiba ia teringat dan segera berlari ke arah mobilnya dan mengambil SLRnya.

Ia memotret pemandangan di sini. Mulai selfie, foto pemandangan, hingga foto binatang-binatang kecil pun ada. Key lebih suka sendiri.

She doesn't need anyone to help her.

She saves her own self.

Tak terasa sudah jam 5 sore, Key pun segera pulang. Saat sampai di rumah ia memberi salam pada kedua orang tuanya dan langsung bergegas mandi. Setelah mandi, ia pun segera makan malam bersama kedua orang tuanya.

Setelah makan malam itu, Key kembali ke kamarnya. Ia mengecheck iPhonenya. Ia mulai menyentuh layar hp nya itu.

I'm sorry. batin Key.

Ia deactivate akun twitter itu. Ia hanya memainkan personal accountnnya.

@keyshaflynn

Tidak buruk. Batin Key.

Ia mulai iMessage sahabat-sahabatnya untuk memfollow twitternya yang sudah lama tidak terpakai itu dan sekalian minta promote:v

Dan berkat teman-temannya, sekarang followersnya sudah bertambah sekitar 300an. Terimakasih Tong F*ng. *whoops*

Ia memulai semuanya dari awal lagi.

***

Setelah 1 bulan, keadaan Key mulai membaik. Ia mulai menampakan kembali senyumnya. Senyum yang tulus dan benar-benar bukan senyum palsu lagi.

Dan sejak saat itu, Key sudah tidak update lagi tentang 5SOS.

Ia kembali menjalankan kehidupan normalnya. Ia kembali berteman dengan Ray, Felofa, Jessy, Calista, Elmeralda dan Harry. Baru sekitar seminggu yang lalu, Harry dan Key berbaikan. Dan kalian tau? Harry menyukai El! Begitupun El. Tapi keduanya masih malu-malu badak.

Teman-temannya yang lain juga masih 5SOSFam, tetapi tidak pernah membahas 5SOS apabila sedang di depan Key. Mereka takut Key akan teringat masa lalunya lagi.

Minggu depan, Key dengan teman-temannya merencanakan untuk refreshing. Mereka akan menginap di villa milik orang tua El yang letaknya di Indonesia.

Menangos

Vomments woy tq

Menangos || l.h [ edited ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang