Chapter 9: Human (Manusia)

Start from the beginning
                                    

Apa yang harus dia lakukan? Apa yang bisa dia lakukan?

Wei Ying mendongak menatap kompleks apartemen di hadapannya. Ini bukanlah seperti tempatnya tinggal. Tempat ini terlihat seperti tempat yang bisa kautinggali, sangat berlawanan dengan Kompleks Pemakaman yang lebih mirip seperti tempat pembuangan sampah.

Dia bahkan tidak tahu nomor Jiang Cheng—dan jika tahu, apa yang mungkin dia katakan? Hei, ini Wei Ying. Aku tahu kau membenciku tapi bisakah kau beritahu apa yang sebenarnya terjadi karena aku hampir mau gila? Apa itu memang akan berhasil?

Wei Ying pasti sudah menghabiskan sekitar dua puluh menit berdiri di luar sini dan memandang sekeliling seperti orang tolol. Sebagian dari dirinya merenungkan konsekuensi yang akan terjadi jika dia menerobos masuk ke tempat ini, tapi sayangnya pengamanan di sini terlihat bagus, tidak seperti di Kompleks Pemakaman. Dia juga tidak akan bisa membayangkan seorang polisi seperti Jiang Cheng akan senang melihat Wei Ying menyelinap masuk ke rumahnya.

Ini benar-benar tidak akan berhasil. Dia pasti hanya melucu kalau mengira—

Tunggu.

Siapa itu?

Wei Ying memincingkan mata, melihat seseorang berambut panjang. Lan... Zhan?

Wei Ying melihatnya keluar dari mobil—hanya saja itu bukanlah mobil yang biasa dia pakai. Lan Zhan biasanya mengendarai mobil putih; mobil yang terlihat mahal dan modelnya tidak tidak begitu membuat Wei Ying repot untuk mencari tahu. Sedangkan mobilnya sekarang berwarna biru tua, masih terlihat sama mahalnya, tapi Wei Ying bingung kenapa bisa berbeda. Berapa banyak mobil yang Lan Zhan punya? Apa dia begitu kaya sampai bisa bergonta-ganti mobil setiap harinya?

Dan kenapa dia di sini?

Wei Ying masih kebingungan sampai tidak bergerak. Dia berdiri di sana, lengan terlipat dan menyaksikan Lan Zhan bergerak menuju pintu masuk. Kemudian dia berhenti di hadapannya. Saat melihat Wei Ying, dia mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum cerah membutakan.

Oke, sekarang Wei Ying lebih bingung lagi. Kakinya terhuyung-huyung, tidak bisa menyembunyikan keterkejutan di wajahnya. Lan Zhan? Tersenyum? Jika dia tersenyum lagi, Wei Ying akan mengira wajahnya mungkin bisa hancur.

"Wei-laoshi?" panggil Lan Zhan. "Apa yang sedang kaulakukan di sini?"

Oh. Dia sama sekali tidak terdengar seperti Lan Zhan. Suara Lan Zhan begitu dalam dan husky. Yang satu ini lebih lembut, lebih ramah. Tiba-tiba Wei Ying sadar bahwa orang ini bukanlah si tutor musik itu sama sekali. Wei Ying merileks, teringat bahwa Lan Zhan mempunyai kakak yang sangat mirip dengannya. Ini pasti dia.

"Kakaknya Lan Zhan...?" tanya Wei Ying. "Maaf, aku lupa namamu."

Kakaknya Lan Zhan tidak terlihat tersinggung. Malahan wajahnya semakin menghangat. Aneh rasanya melihat bagaimana seulas senyum saja bisa mengubah seseorang sepenuhnya. Meskipun mereka terlihat seperti pantulan kaca, Wei Ying tidak akan pernah salah mengira dia sebagai Lan Zhan.

"Tolong panggil aku XiChen," ucapnya.

Wei Ying mengangguk. Dia menoleh ke apartemen, kemudian berbalik ke Lan XiChen.

"Kau tinggal di sini?"

"Ya."

Huh. Kebetulan sekali.

"Bisakah kau membiarkanku masuk? Aku perlu bicara dengan Jiang Cheng—kau tahu, lelaki yang dulu menahanmu."

Senyum di wajah Lan XiChen tampak goyah. "Ya, aku tahu dia." Mulutnya terbuka hendak mengatakan hal lain, tapi tidak jadi.

monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now