"Jisoo-ah! Odiseo? Kenapa kau belum pulang juga? Jam berapa ini...."
Jisoo sedikit menjauhkan ponsel dari kupingnya, sebab ibunya memberi pertanyaan yang tidak sama sekali santai.
"aku hanya jalan² sebentar eomma. aku akan pulang segera.." sahutnya.
"Kau dimana? Dengan siapa? Jangan terlalu jauh perginya, kalau terjadi apa² denganmu bagaimana...." suara eommanya terdengar khawatir. Namun itu membuat jisoo sedikit risih karena perlakuan tersebut terkesan protektif..ia sedikit tak suka. Lagipula ia bukan lagi anak kecil.
"Ne eomma ! annyeong~"
Jisoo segera mengakhiri panggilan secara sepihak. Kemudian ia memutar matanya malas sembari memasukkan ponsel tersebut kembali ke saku.
"apa itu eomma?" tanya seseorang yang tiba² datang dari balik punggungnya, hampir membuat jisoo melompat. Entah sejak kapan irene berada disana...apakah selama selama ia menerima telpon tadi?
"Irene ? k-kau..sejak kapan disini?" jisoo masih tak percaya jika gadis itu tiba² saja datang.
"Ahh...dia bahkan tidak pernah menanyakan keberadaanku. Apakah aku sudah makan atau belum., sedang bersama siapa aku? Ataukah aku dalam bahaya atau tidak,dia tidak sama sekali perduli." Irene mengomel sendiri, dengan membicarakan tentang perlakuan ibu terhadapnya.
Gadis itu tampak menggeleng tak percaya disertai tawa ironis..lantas ia membuat pantatnya mendarat disebelah jisoo.
"Aku memang sering berjalan² tak tentu arah. Jika itu menjawab pertanyaanmu barusan..." tambah irene lagi dengan cibiran kearah jisoo.
"apa eomma tidak pernah menanyakan kemana kau pergi? Seperti yang ia lakukan padaku barusan..." jisoo memberanikan diri bertanya topik sensitif itu dengan irene..walau ia tahu bahwa gadis itu tak menyukainya.
"Nee ! bahkan jika aku mati dirampok dan dibunuh orang jahat dia tidak akan perduli. Apa kau puas?" irene sedikit meninggikan nada suaranya. Namun tak bermaksud membentaknya. "M-mian." Ia melanjutkan
"baiklah . lupakan saja masalah dirumah,lebih baik kita menikmatinya saja. Um maksudku, kita berjalan² tidak terdengar buruk? Jika kau tidak keberatan. Aku akan membelikanmu es krim.." jisoo coba mengusulkan dengan senyum yang menular, menyebabkan irene menarik ujung bibirnya sedikit.
Lantas keduanya melanjutkan berjalan² kemanapun kaki mereka inginkan. Selama itu menghibur hati tak apa jika harus merasakan pegal dikaki. Nampaknya hubungan mereka berangsur membaik. Terlihat jika tawa irene saat ini sangat tulus ketika menetertawakan tingkah adik satu²nya itu.
Hati jisoo pun menghangat saat melihat Irene bisa tertawa lepas seperti itu. Kenapa ia bahkan tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya,jika ia bisa merubah persfektif gadis itu terhadapnya. Jisoo menyalahkan dirinya yang hanya sibuk mengurus masalah kehidupannya sendiri sebelumnya ketimbang memikirkan hal lain.
Tapi setidaknya ini belum terlambat bukan?
"Mianhae ..." gumam irene saat keduanya masih berjalan santai. Jisoo menoleh padanya dengan cepat,ia menatapnya bingung.
"selama ini aku selalu iri padamu. Seharusnya aku tidak menyalahkanmu dengan apa yang terjadi padaku. Lagipula kau tidak melakukan apapun. Aku-"
"Hey....sudah ku bilang lupakan saja masalah dirumah. Kita kan sedang bersenang²." Potong jisoo dengan tawa pelan. Dengan tujuan untuk mencairkan atmosfir yang sedikit serius.
"ani~ aku hanya perlu mengatakan ini padamu." Irene menarik bibir untuk sebuah senyum kepada jisoo. "jujur saja aku menyayangimu jisoo, walaupun sifat iriku sering menutupinya. Tapi tetap saja kau adalah adikku."
YOU ARE READING
OS/M JENSOO [JJ4Eva]
RandomOneshoot/multishoot khusus;ketika lagi gak nemu inspirasi buat lanjutin ff yang ongoing....kekeke cerita2 dsini sering diadopt dari mv,film bahkan drama, tapi gk jrng juga dtngnya dari imajinasi author sendiri. Tapi maaf kalian disini gak akan nemu...
Change ^^ ( part 5 ) END
Start from the beginning
![OS/M JENSOO [JJ4Eva]](https://img.wattpad.com/cover/171037494-64-k597591.jpg)