Krisis

11 0 0
                                    

Selalu ada bertumpuk luka yang kubiarkan menganga...
Yang menjadikanku seseorang di hari ini.
Tapi luka itu masih di sana.
Berhenti untuk dimengerti. Tapi tertata di sana.

Kadang kuberpikir mungkin itu tidak bisa disebut luka...
Tapi entah apa.
Sesuatu yang menjadi bekas karena ditinggalkan.
Memori yang masih di sana jadi bau busuk keengganan.
Namun saat ditengok kembali, ada keindahan di dalamnya.
Ya...keindahan itu biang rasa sakitnya.

Lalu terpenjara dengan masa kini.
Keinginan untuk dicintai.
Terbelenggu kesadaran tentang, "memangnya mau dibawa kemana lagi rasa ini"
Dan...mau diapakan kehidupan yang setengah jalan ini.

Manusia, tak pernah luput dari kejujuran tentang cinta.
Saat ia jujur, ia merana.
Saat ia berbohong, ia termakan jiwanya.
Ternyata ku bukan manusia kuat yang pernah kubayangkan.

Lalu kumenunggu waktu terlewat.
Bersama krisis pertengahan usia, yang datangnya bersamaan dengan krisis cinta.
Biadab.
Hidup yang paling sulit yang pernah kuingat untuk kujalani.
Seakan sudah berbeda dimensi.
Menyeok-nyeok malam adalah kebiasaan baru di sini.
Menangisi napas, adalah mainan istimewa dengan diri.
Dan...ditakuti dengan mimpi-mimpi...adalah mitos sekaligus kebenaran yang menghantui.
Aku sudah mati sebelum mati.

#TGD
8 Mei 2019

PenemuanWhere stories live. Discover now