Bagian 3

2.6K 75 2
                                    

"Joni, aku harus mengumpulkan uang untuk biaya perawatan gigiku, kau kan bekerja paruh waktu, apa di tempat kerjamu ada lowongan?", tanya ku pada Joni

"Jadi kau kemarin buru-buru itu untuk ke rumah sakit karena ada masalah pada gigi mu? Kau ini kenapa tidak bilang, aku bisa mengantar mu tau"

"Sudah lewat, tidak usah dipikirkan, jadi bagaimana ada lowongan tidak? Oh ya bantu aku mengurus permintaan pada kampus ya, kau kan pernah melakukan nya. Jadi tolong bantu aku juga ya. Hehe"

Akhirnya Joni menganggukan kepalanya, "Nanti jika di tempat kerja ku ada lowongan, aku akan mengirim mu pesan. Semoga saja ada ya", jawab Joni. Joni adalah teman ku dikampus, aku selalu bermain dengan nya, dan kita juga satu fakultas dan jurusan. Terkadang aku bermain dengan teman perempuan dikampus ku, namun mereka berbeda dengan ku. "Aren, hari ini kau ikut ke tempat kerja ku saja, siapa tau ada kesempatan", tawar Joni. Sepertinya tidak ada masalah juga jika aku ikut dengannya, toh juga tempat kerja nya adalah kedai kopi, dimana kopi adalah kesukaan ku. "Baiklah kalau begitu"

🏥

"Wah jadi gini, keren banget Jon"

"Nih pakai apron nya, coba dulu saja. Nanti aku  ajarkan, lumayan kalo disini beneran ada lowongan. Nambah buat perawatan gigimu tuh", ucap Joni sambil membenarkan apronnya sendiri. "Anda ngeledek saya atau gimana? Ingin ini melayang huh?". Kataku. "Eh Bob, temenku main disini tidak masalah kan? Mau belajar buat kopi dia", kata Joni pada temennya yang satu kerjaan bersama dia, "Tidak masalah Jon, oh ya temenmu ingin kerja tidak? Si Renatta resign tuh", jawab temannya Joni. Wah kesempatan sekali, apakah ini adalah berkah dari mu Tuhan?

"Ren ada tuh lowongan, kamu ingin mengambilnya tidak?", tanya Joni. Jelas lah aku akan mengambilnya, hari ini mencari pekerjaan itu sulit. "Iya aku mau, pekerjan apa yang sedang kosong saat ini?", tanya ku pada temannya Joni. "Kasir, dulu ada karyawan disini yang bekerja sebagai kasir, namun dia resign karena jadwal nya padat dengan kuliahnya", ucap temannya Joni itu, Bobby. "Baiklah aku bisa belajar dulu tapi kan? Dan apa saja syarat bekerja disini? Apa aku harus interview terlebih dahulu?", tanya ku pada Bobby.

"Tidak usah, kau hanya perlu memberikan surat permohonan dari kampus saja", jawab Bobby dan disambung oleh Joni, "Baiklah besok kita langsung urus suratnya, akan aku temani nanti".


Hari ini aku sangat bahagia sekali, langsung mendapatkan pekerjaan dan tidak usah mencari lagi, hanya tinggal membuat surat permohonan setelah itu blaah... aku bekerja sebagai kasir cafe. Andai hidup semudah ini. "Baiklah aku ke dalam dulu, Joni kau bisa ajarkan teman mu kan? Kau juga biasanya menjadi kasir disaat Renatta tidak ada", ujar Bobby. "Iya nanti akan ku ajarkan dia". Kemudian Bobby berkata "Oh iya by the way, siapa nama mu?", tanyanya. "Nama ku Aren", kata ku sambil menjabat tangannya.

"Baiklah aku ke dalam dulu, Joni tolong ajarkan Aren ya", setelah itu Bobby kembali ke back office. Sedangkan aku dan Joni masih berada di depan, dan Joni sedang mengajarkan aku bagaimana caranya menjadi kasir.

Ternyata lumayan sulit, namun aku adalah orang yang mudah mempelajari hal baru dengan cepat. Jadi Joni tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mengajari ku banyak hal tentang kasir.

"Oh ya by the way Ren, memangnya gigi mu kenapa? Sampai perlu perawatan. Seperti kulit saja butuh perawatan"

"Kau tahu bukan aku sangat menyukai makanan manis? Jadi kemarin saat aku sedang mengunyah permen karet, tidak sengaja aku mematahkan gigiku". Wajah Joni seketika menampilkan wajah terkejut, "Kau tidak bercanda kan? Gigi mu patah? Kau ini! keseharianmu makan batu ya?". Enak saja, aku di katai makan batu, coklat batang itu rasanya sangat lezat, enak dan mempunyai sensasi yang wah, bisa-bisanya Joni meledek keseharian ku makan batu.

Me and My Hot Dentist[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang