BAB 34 : Kissing, Huh?

Começar do início
                                    

"Kalian kan?" tanyanya to the point.

"Hehehe, kan kita kepo, Sha."

Jeha mendengus, "Lo aja kali."

"Jangan jadi curut dalam selimut ya, Jeh," kata Steffi memberengut.

Jeha tertawa kemudian dengan sengaja menyelonjorkan kakinya di pangkuan Steffi yang merespon dengan delikan mata.

"Iqbaal mau kesini?"

Salsha mengangkat bahu, enggan menjawab pertanyaan Steffi. Ia malah membalas pesan yang masuk dari kontak lain.

"Jangan gantungin anak orang begitu, kasian tau," komentar Jeha yang ikut melirik nama kontak di ponsel Salsha.

"Emang siapa yang lagi ngegantungin, gue kan lagi mencari yang baik."

Steffi berdecak, "Gitu aja terus, buat apasih cari yang lain kalo emang hati lo aja masi mentok ke Iqbaal."

Salsha tak berkomentar, gadis itu berpura pura tertidur meski tak bisa dipungkiri jika perkataan Steffi ada benarnya. Benar, perasaannya masih stuck pada Iqbaal.

***


"Taruh dulu hapenya, keburu makanannya dingin." Iqbaal yang mulai jengah karna Salsha yang tak bisa lepas dari ponselnya. Meski sebenarnya ia ingin marah dan meluapkan rasa cemburunya, Iqbaal tetap berusaha bersikap tenang.

"Iya," meski berkata demikian, ponsel di tangannya masih belum lepas.

Iqbaal menghela napas berat, lelaki itu meletakkan sendoknya—cukup keras hingga membuat perhatian Salsha terangkat.

"Tujuan aku ngajak kamu makan biar kita bisa lurusin masalah kemarin, bukan malah dicuekin kamu yang sibuk chat entah sama siapa."

Salsha meletakkan ponselnya. Oke, dia sedikit takut dengan aura yang dikeluarkan lelaki itu sekarang. Salahnya juga sih sejak tadi mengabaikan Iqbaal—ah bahkan sejak lelaki itu menjemputnya.

"Iya ini juga ditaruh kan hapenya."

Lagi-lagi Iqbaal menghela napas, "Lagi deket sama cowok lain ya?"

"Hah?"

"Kamu lagi deket sama cowok lain, kan?"

"Iya," balas Salsha seadanya. Ia tak sepenuhnya berbohong. Sejak tadi dia memang membalas chat teman lelakinya.

Iqbaal hanya mengangguk dan tak berkomentar lebih banyak. Salsha mendecih dalam hati, padahal respon yang ia inginkan bukan yang seperti ini. Setidaknya lelaki itu harus cemburu!

"Gitu doang?"

"Apanya?"

Salsha berdecak, "Kamu gak cemburu atau marah gitu?"

"Memangnya aku ada hak untuk marahin kamu yang deket sama cowok lain?"

"Katanya cinta?"

"Kasih aku kepastian dulu, biar bisa marah dan cemburu kalo kamu lagi deket sama yang lain."

Skak mat! Salsha jadi mati kutu. Gadis itu berpura-pura melahap steaknya menghiraukan Iqbaal yang menatapnya dengan senyuman menggoda.

My Sweetest ExOnde histórias criam vida. Descubra agora