"Bahkan makanan lo di piring belum abis lo udah mau pergi?" Yuna tampak marah dan emosi.

"Hei denger---"

"Seenggaknya habisin dulu makanan lo baru lo boleh pergi!!" Yuna langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Enggan untuk menatap raut memohon dari kekasihnya itu.

Jeongin membuang napasnya pasrah.

"Iya, iya. Aku habisin dulu baru aku pergi."

Yuna tak menjawab melainkan teta memalingkan wajahnya kearah lain. Ini memang bukan yang pertama kali untuknya. Namun kali ini ia tidak bisa diam begitu saja karena disini juga ada Kai. Ia malu pada sahabatnya itu karena perilaku Jeongin. Ia tidak ingin Kai berpikir bahwa Jeongin adalah pemuda yang tidak sopan karena pergi saat mereka masih berbicara.

Sementara Kai sendiri hanya diam. Ia tidak tau apa yang harus ia katakan. Akhirnya ia memilih untuk fokus pada makanannya di meja.

"Sayang, makanan aku udah habis. Aku boleh pergi sekarang kan?" tanya Jeongin yang telah menghabiskan makanannya dengan terburu.

"Ya udah pergi!"

"Ih, jangan marah dong."

Yuna melirik sinis, "ngga. Ya udah Pergi sana! Kalau ngga nanti temen kamu itu nungguin lagi, kasian kan mereka."

Jeongin hanya menghembuskan napasnya mendengar sindiran halus dari kekasihnya itu. Lalu ia beralih pada Kai.

"Kai, maafin gue. Bukannya gue ngga mau ngobrol banyak sama lo, tapi temen-temen gue lagi butuh gue sekarang. Tapi gue janji, lain kali gue bakal kosongin waktu khusus buat ketemu sama lo."

Kai tersenyum, "santai aja."

Jeongin pun beranjak. Sebelum pergi ia sempat mengacak rambut Yuna dan mengecup puncak kepalanya. Meskipun Yuna hanya tetap diam dan memberengut sampai pemuda itu hilang di balik pintu cafe ini.

"Lo liat kan, Kai? Dia emang kaya gitu. Nyebelin!!" umpat Yuna.

Kai terkekeh melihat Yuna seperti itu. "Udahlah, mungkin aja dia bener, kalau temen-temennya lagi butuh dia."

"Cih, itu cuman alasannya aja. Emangnya gue juga ngga butuh dia apa?"

"Jangan buruk sangka gitu sama pacar sendiri."

Yuna menggeleng, "ngga, Kai. Dia emang lebih milih sama temen-temennya di bandingin sama gue."

"Ya udah kalau gitu, lo juga punya banyak temen kan? Tinggal penuhin aja waktu lo sama mereka, gampang kan? Lo kaya orang yang ngga punya siapa-siapa aja deh." ucap Kai sembari terkekeh.

"Bukan kaya gitu, tapi---- ah udahlah. Lupain!" Yuna pun akhirnya memilih untuk menghabiskan makanannya.

Sementara Kai hanya menggelengkan kepalanya saja.

Kayanya lo cinta banget sama dia ya,Yun? Sampe lo ngga rela banget dia pergi kaya gitu.

°

°

°

°

Chaeryeong keluar dari sebuah ruangan bersama seorang wanita yang mengenakan jas putih. Keduanya mengobrol sambil berjalan santai entah menuju kemana. Dari mimik wajah Chaeryeong, ia terlihat seperti tertekan dan gelisah. Sesekali wanita berjas putih itu berhenti untuk merapatkan jaket yang Chaeryeong kenakan.

"Aku harap, kamu segera putusin sesuatu, Chaer?" ucap wanita itu.

Chaeryeong memandang wanita itu nanar, "sampai kapan pun aku ngga bisa kasih tau mereka, kakak."

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Where stories live. Discover now