26

6.4K 155 17
                                    

"Ezra belom dateng, terus tadi ada yang telfon gua." -Dimas

"Terus?" -Lauren

"Katanya Ezra kecelakaan, tapi gua gak percaya karena lu bilang berangkat bareng dia, tapi tadi gua udah liat lu udah sampe." -Dimas

"Kalo ngomong yang bener anjir, gak usah ngeprank. Gak lucu Bang." -Lauren

"Gua gak boong njir, gak percaya benget lu sama gua." -Dimas

Wajah Lauren seketika memucat, ia panik, bingung harus bagaimana. Tiba-tiba air mata lolos begitu saja dari matanya.
"Terus dia sekarang di mana Bang?" -Lauren

"Lu tenang dulu, nanti gua tanya ke orang yang tadi telfon gua." -Dimas
"Hari ini kita izin dulu ya, biar nanti gua yang minta izin ke guru lu. Kita cari Ezra dulu. Gua kabarin anak-anak dulu ya. Lu tunggu di sini." -Dimas, dan dibalas dengan anggukan oleh Lauren.

'Tok tok tok'
Dimas dan Lauren masuk ke dalam kelas Lauren.
"Permisi Bu, Lauren boleh minta izin pulang Bu?" -Dimas

"Loh memang kenapa? Baru aja bell masuk bunyi." -Bu Nana

Dan Dimas pun menceritakan semuanya kepada Bu Nana. Akhirnya ia mengizinkan Lauren untuk pulang. Lauren segera mengambil tas miliknya.
"Eh, lo abis nangis? Kenapa deh?" -Kelly

"Lau kenapa ih??" -Cindy

"Nanti gua kasih tau." -Lauren pun keluar dari kelas

Sekarang mereka ke kelas Dimas untuk meminta izin pulang kepada guru yang mengajar pada saat ini.

"Lu udah telfon orangnya Bang?" -Lauren

"Udah, kita langsung OTW aja ya." -Dimas, dibalas anggukan oleh Lauren

🐇🐇🐇

Mereka pergi menuju rumah sakit yang diberitahu oleh orang tadi. Di perjalanan, Lauren tidak kuat menahan tangisannya. Dimas dapat melihat dari kaca spionnya kalau Lauren menangis.

Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah sakit. Mereka berlarian dari parkiran menuju resepsionis rumah sakit tersebut. Akhirnya mereka menemukan nama Ezra.

Ezra berada di lantai 4, ia masih ada di ruang IGD. Ternyata di sana ada orang tuanya Ezra, dan teman-temannya yang lain.
"Assalamualaikum Mah, Pah" -Dimas memberi salam kepada orang tua Ezra. Sepertinya mereka memang sudah benar-benar sangat dekat.

"Waalaikumsalam" -Papa, dan Mama Ezra

"Assalamualaikum Om, Tante." -Lauren

"Waalaikumsalam" -Papa dan Mama Ezra

"Kamu Lauren kan? Pacarnya Ezra?" -Mama Ezra

"Ah? Iya tante." -Lauren tersenyum kaku

"Ezra banyak cerita tentang kamu ke tante, ga nyangka akhirnya tante bisa lihat kamu." -Mama Ezra

"Iya, dia selalu ngebangga-banggain kamu di depan kita berdua." -Papa Ezra

"Hehehe" -Lauren bingung apakah di saat situasi seperti ini mareka masih sempat menanyakan tentang itu.

"Gimana keadaan Ezra Tante?" -Bryan

"Kata dokter kakinya patah, tapi engga parah. Mungkin dalam waktu dekat kakinya akan membaik." -Mama Ezra

"Kalau kamu mau lihat ke dalam, masuk aja sayang." -Ucap Mama Ezra kepada Lauren

"Iya Tante, Lauren masuk ya." -Lauren, dibalas anggukan oleh Mama Ezra

Lauren masuk ke dalam. Ezra ternyata belum bangun. Ia memegang erat tangan Ezra.
"Kamu kayak gini karena mau jemput aku ya?" -Lauren
"Bangun dong, aku kangen nih." -Lauren
"Kata Mama kamu, kamu gapapa cuma patah kaki doang." -Lauren
"Masa sampe sekarang belum bangun sih." -Lauren
Tiba-tiba untuk yang ke sekian kalinya air mata dapat lolos begitu saja diari matanya.

Tak lama kemudian, Ezra menggerakkan jari-jari tangannya perlahan. Lauren kaget, langsung memanggil Dimas yang ada di luar.
"Bang, Ezra bangun." -Lauren

Dimas dan yang lain pun ikut masuk. Dan ternyata benar saja, Ezra siuman. Papa Ezra segera memanggil dokter untuk memeriksa kembali keadaan putranya.

🐇🐇🐇

Jangan lupa voment yaap

6 Mei 2019

SENIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang