16

7K 171 7
                                    

Hari Jumat

Di sekolah Lauren setiap hari Jumat memang wajib menggunakan jilbab untuk perempuan yang beragama Islam. Jadi hari ini Lauren ke sekolah menggunakan jilbab.

Sebelum Lauren turun ke bawah untuk sarapan bersama keruarganya, ia berjalan menuju cermin besar yaang ada di kamarnya. Ia marapihkan sekali lagi jilbab yang ia pakai. Setelah ia rasa sudah rapih, ia segera keluar dari kamarnya, dan menuruni beberapa anak tangga untuk menuju ke meja makan.

Seperti biasa, Lauren selalu mengucapkan salam kepada semuanya yang ada di sana.
"Pagi semua" -Lauren.

"Pagi" -Papa, Mama, Dimas.

"Anak Mama cantik banget kalau peke jilbab." -Mama

"Aku kan emang cantik Mah." -Lauren.

"Idih PD bat lu." -Dimas.

"Apaan sih, sirik aja lu." -Lauren.

"Eh sorry ya, gua mah engga sirik. Gua udah sering pake banget dibilang ganteng sama orang-orang." -Dimas.

"Dih, siapa coba yang bilang lu ganteng. Matanya katarak yang bilang kalo lu ganteng." -Lauren.

"Udah-udah jangan berantem, Papa engga suka. Bertengkar aja." -Papa.

"Ih Papa gimana sih, anakanya malah disuruh bertengkar." -Mama.

Dan akhirnya Lauren dan Dimas menydahi pertengkaran kecilnya.

Setelah beberapa menit, sarapan pun berakhir. Lauren melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Udah jam setengah 7 bang, kuy jalan." -Lauren.

"Hmm" -Dimas.

Dimas dan Lauren segera memakai tas mereka masing-masing. Setelah itu berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Dimas keluar rumah terlebih dahulu dibanding Lauren, karena ia harus memanaskan motornya terlebih dahulu.

Setelah memanaskan motor, Dimas dan Lauren segera berangkat menuju sekolah mereka.

🐇🐇🐇

Sampainya di sekolah, Lauren dan Dimas langsung pergi menuju kelasnya masing-masing.

Setelah berjalan melewati beberapa kelas, akhirnya Lauren sampai di kelasnya.
"Nih kelas apa kuburan si yak? Sepi amat, pada kemana dah? Tapi tasnya ada" -Lauren bertanya kepada dua teman yang ada di kelasnya.

"Katanya sih Ezra lagi nembak cewek. Eh engga tau juga sih, gua males ngeliat." -Jawab salah satu teman Lauren.

"Hah? Siapa?" -Lauren.
"Eh, ini kenapa hati gua sakit yak? Bodo amat lah, Kak Ezra kan bukan siapa-siapa Gua. Peduli amat gua sama dia." -Batin Lauren.

"Kata orang-orang sih kelas XI." -Teman Lauren.

"Ooh." -Lauren.

"Kalo lu mau liat, liat aja. Masih rame tuh di lapangan basket." -Teman Lauren.

"Hah, iya-iya." -Lauren.

Karena Lauren cukup menasaran dengan apa yang temannya beri tau, jadi ia memutuskan untuk melihat Ezra di lapangan basket.

Sampainya Lauren di lapangan basket, ia tidak melihat ada satu orang pun yang ada di sana.
"Temen gua salah informasi ini mah." -Lauren.

Karena yang dibicarakan oleh teman kelasannya itu tidak benar, jadi Lauren memutuskan untuk kembali ke kelas.
Tetapi, ketika ia baru saja membalikkan badannya, tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam tangannya sangat kuat. Karena refleks, Lauren langsung mencoba untuk melepaskan genggaman itu.

Ketika ia melihat ke arah belakang, ternyata itu Ezra. Satu tangan Ezra menggenggam pergelangan tangan Lauren, sedangkan tangan yang satunya ia letakkan di belakang badannya.
"Eem, ada yang mau gua omongin sama lu." -Ezra.

"Ngomong apa Kak?" -Lauren.

"Eem.. Gua mau jujur tentang perasaan gua sama lu. Sebenernya sebelum lu kenal sama gua, gua udah nyimpen rasa suka ke lu. Karena gua sering main ke rumah lu atau Dimas, gua sering ngeliat lu lagi nonton tv di ruang keluarga di rumah lu. Dan saat itu gua mulai suka sama lu. Hmm, gua tau kalau gua itu bisa dibilang playboy. Tapi emenjak gua ketemu sama lu, gua ngerasa ada yang beda dari kepribadian gua. Entahlah kenapa bisa kayak gitu.
Gua sayang sama lu Lau, gua cinta sama lu. Lu mau ga jadi pelengkap hati gua?" -Ezra sambil mengeluarkan bunga yang ia taruh di belakang tubuhnya.

🐇🐇🐇

Haii, i'm back

Jangan lupa voment yaaap

29 Juli 2018

SENIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang