1. Seksi Matt

21.3K 773 107
                                    

Sudah satu bulan terakhir ini Jisell tidak terlalu betah di apartemennya, belum lagi sebulan terakhir ini ia harus rela tidur di ruang tamu nya karna suara desahan dan erangan dari tetangga baru nya yang super seksi itu selalu mengganggunya.

Seingat Jisell ia menyewa apartement yang cukup mahal, sejak kakaknya pindah untuk menyelesaikan S2 nya di luar negri. Jisell hanya tinggal sendirian di Apartemen yang lumayan besar dan yang pasti lumayan kedap suara, tapi sebulan terakhir ini ia malah harus tidur di ruang tamu karna kamarnya tidak kedap suara. Seperti malam-malam sebelumnya tetangganya itu sedang melakukan olahraga ranjang dengan pacar-pacar nya atau wanita panggilan lainnya.

Tidak tahukah kalau Jisell adalah gadis polos berusia dua puluh tahun yang juga penasaran tentang yang nama nya sex. Tapi Jisell juga takut tentang hal tabu itu walaupun di jaman sekarang anak smp juga sudah banyak melakukan sex di luar pernikahan.

Kalau terus seperti ini Jisell tidak bisa lagi tinggal diam, ia harus menegur tetangganya itu. Karena terlalu penasaran dan juga kesal ia mendekatkan wajahnya ke dinding dan menguping. Jisell membulatkan matanya lalu menjauh saat suara desahan semakin jelas ia dengar. "Enggak bisa di biarkan. Gedung apartemen ini bebas banget lagi. Sial."

Jisell bersiap sambil memeluk bantalnya, kalau tetangganya itu bisa mengganggunya dengan suara desahan panas yang membuat Jisell merinding. Jisell juga akan mengganggunya .

"Arrrrrgggghh.." Jisell berteriak kesal di dalam kamarnya, biar tetangganya itu tahu kalau dia sedang kesal. Dan seketika suara desahan dan erangan terhenti mungkin untuk sebentar, Jisell mengibas rambut panjangnya yang baru di warnainya menjadi ash brown.
Jisell menutup pintu kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di ruang tamu yang sudah di isinya dengan matras tipis dan selimut tebal. Jisell tersenyum bangga karena pembalasannya.

"Tok.. Tok.. Tok.. " Bunyi ketukan pintu yang terkesan tidak sabaran membuat Jisell kembali menyibak selimutnya dengan kesal, Jisell melirik jam di layar ponselnya, jam setengah duabelas malam.

"Tetangga sebelah mana lagi nih yang mabuk, salah unit?" Jisell ingat tentang Sania, tetangganya yang sering pulang mabuk atau tetangga perempuan lainnya yang memang kebiasaan salah mengetuk apartemen. Jisell berjalan dengan kesal lalu membuka pintu apartementnya, matanya sedikit membulat kaget melihat tetangganya itu menghampirinya. Rasanya tubuh Jisell sedikit memanas melihat lelaki yang hanya mengenakan celana pendek dengan baju tanpa lengan dengan rambut acak-acakan, tubuh tingginya menjulang dan wajah tampannya membuat Jisell merasa kalau sepertinya ia salah karena telah mengganggu si seksi Mattew bercinta dengan teriakannya.

"Kamu baik-baik saja?" Suara serak yang rendah itu menambah kesan seksi tetangganya itu.

"Hah?" Jisell pikir Mattew akan marah atau setidaknya kesal tetapi yang ia lihat sekarang Mattew terlihat seperti khawatir atau Jisell hanya salah lihat?

"Jisella?" Mattew memegang pipi Jisell yang memerah, dan itu seketika membuat Jisell tersadar.

"Ada apa ya malam-malam begini?" Jisell menjawab dengan ketus sambil menepis tangan Mattew.

"Cih, tangan bekas pegang-pegang gitu berani nya megang pipi gue." Jisell berkata dalam benaknya.

"Kalau tidak ada keperluan silahkan pulang, saya mau istirahat." Jisell berkata lalu meninggalkan Mattew yang sekarang mengangkat satu alisnya. Jisell ingin menutup pintunya dengan kasar tetapi pintunya di tahan dengan kuat oleh Mattew. Jisell membulatkan matanya kaget dan takut.

"Ada perlu. Kamu kenapa?" Mattew bertanya.

"Enggak ada apa-apa." Jisell menjawab. "Sorry deh kalau gue ganggu aktifitas lo gue cuma kaget aja tadi soalnya ada kecoa." Jelas Jisell dengan berbohong.

Sexy Man Next doorOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz