Chapter 4

5 2 0
                                    

Namaku adalah Kazuto Ichiro, seorang gamer yang sekarang menjadi pelayan kafe.

Aku tinggal bersama 4 gadis. Deredere, Tsundere, Dandere, dan 1 lagi oneesan. Entah bagaimana aku harus menanganinya, karena sekarang, diriku sedang dalam situasi yang sangat langka.

"Ichiro-kun! Main bareng yuk!" teriak Tenshi.

Bisa dibilang ini adalah momen langka. Yaitu, pergi ke pantai. Terlebih lagi bersama 4 gadis ini.

"Baiklah! Aku akan ke sana." jawabku dengan teriak.

"Duh, Ichiro-san ini. Jangan kaku begitu dong! Kita ini teman kan?" kata Ayamaki yang tiba - tiba saja datang.

"Tidak, kalian ini adalah keluarga baruku." jawabku sambil tersenyum.

"Ya begitulah Ichiro-san yang ku kenal, selalu bersemangat." kata Arise yang baru datang dengan Chinarari.

"Ichiro-san... Apa... Aku cocok pakai ini...?" tanya Chinarari.

"Ya! Chinarari-senpai cocok pakai baju renang itu kok!" jawabku.

"China...desu.."

"Eh.. Baiklah! China-chan cocok pakai baju renang itu." jawabku lagi.

Dia hanya tersipu malu. Sepertinya tersenyum sedikit.

"Ku harap pikiranmu itu tidak aneh - aneh." kata Ayamaki dengan tatapan menyeramkan.

"Ahh... Mana mungkin lah! Lagi pula menyenangkan juga pergi ke pantai bersama kalian!" ucapku yang langsung berganti topik.

"Iya juga ya.. Tapi bukannya di tempat ini kita bisa membuat kenangan." kata Tenshi yang semangatnya mulai muncul.

"Duh Tenshi-chan, bisa aja deh ngerayunya." rayu Arise.

"A.. Apa sih!!" teriak Tenshi.

Yah, mereka semua tertawa, entah apa yang terjadi tapi di game galge yang pernah ku mainkan. Pantai adalah tempat cocok untuk mendapatkan ciuman pertama. Dan sekarang, hanya tinggal menunggu malam tiba dan mulai beraksi.

Setelah ber lama - lama kami bermain, aku ingin mengambil HP ku untuk foto bareng. Dan tentunya untuk kuberikan kepada ibuku bahwa aku baik - baik saja.

Ketika mengambil HP ku, tiba - tiba saja ada surat kertas di dalam tasku.
Ku coba tuk membacanya.

"Apa ini? Surat?" tanyaku dalam hati.

'Sepertinya kau sudah bersenang - senang bersama para gadis itu ya? Hebat juga kau ya. Baiklah, langsung ke intinya saja, kau harus membuat mereka semua jatuh cinta kepadamu, dan jika bisa, dengan cepat....'

"Eh? Membuat mereka semua jatuh cinta?" kataku dalam hati.

Aku yakin ini adalah surat dari si orang misterius itu. Awalnya ku kira, China-chan lah si orang misterius itu. Namun ternyata orang misterius ini adalah laki - laki.

'jika terlambat, maka berakhirlah sudah.

Untuk info lebih banyak lagi, temuilah aku jam 19:00 di restoran ikan yang ada di sebelahmu itu.'

"Berakhir? Berakhir apanya?"kataku dengan kaget.(masih tetep dalam hati ngomongnya)

"Jam 7 malam? Padahal jam itu mau kugunakan tuk mendapatkan ciuman pertama dari Tenshi-chan. Ya, apa boleh buat. Yang jelas aku harus bertemu dengan orang itu dulu!" sambungku dengan semangat.

Malam pun tiba, seperti yang di janjikan olehnya. Aku datang ke restoran sana.

Ketika masuk, ada yang menanyakan.

"Permisi, apa anda tuan Kazuto Ichiro?" tanya pekerja yang ada di sana.

"Ya, itu saya."

"Kalau begitu, jalannya lewat sini."

"Tiba - tiba saja menunjukan jalan, mungkin ke arah si orang itu." kataku dalam hati.

"Di sini meja anda tuan."

"Ya terima kasih."

Yasudah, aku duduk saja di kursi ini. Ku lihat ada tas yang terbuka, terlihat dari luar adalah foto Tenshi, China, Ayamaki, dan Arise.

"Wah, wah, sudah datang ya?" kata seseorang yang datang dari belakang.

Wajahnya cakep juga. (Tapi kali dibandingin sama aku, ya akulah yang menang)

"Jadi kau si orang misterius itu ya?" tanyaku.

"Hoi, hoi, jangan gitu dong! Gini-gini juga aku punya nama loh." jawabnya.

"Lagian, bukannya kasih nama kek sebelum kasih ke orang." kritikku.

"Yah, lagipula itu bukan hal yang penting kan?"

"Apa itu?"

"Bagaimana ya menjelaskannya?"

"Woi, yang bener cuk."

"Pertama - tama, kau harus sekolah."

"Eh? Sekolah?"

"Ini alamat sekolahnya."

Si orang misterius itu mengeluarkan selembaran kertas dari jas nya. Sepertinya memang alamat sekolah, entah apa keinginannya aku masih belum tahu.

"Memangnya ada apa dengan sekolah ini? Apa maumu?" tanyaku dengan tegas.

"Kita akan bertemu di sana."

Tak lama kemudian diapun pergi. Sebenarnya paham sedikit maksudnya itu, tapi harus dipastikan lagi.

*(menghela nafas)

"Dasar, kalo kayak ginikan jadi seperti memecahkan misteri tau." ucapku dalam hati.

Setelah pergi dari pantai dan kembali ke kafe aku melihat sebuah jam. Jam itu terlihat asing bagiku, karena sebelumnya tidak ada.

"Mungkin mereka membelinya." ucapku dalam hati.

Tak jauh dari sana nampak si orang misterius itu. Rupanya ia sedang mengawasi.

"Dasar Ichiro-kun, kalo ada sesuatu pasti tidak pernah bilang kan?"

"Yah, dia itu memang seperti itu." sambungnya.

Tiba tiba saja ada orang di belakangnya.

"Ternyata kau di sini ya, Kumure-sama." kata orang yang baru saja datang.

"Oh kau ya, tapi maaf, aku lebih suka disebut orang misterius daripada nama asliku."

"Kalau begitu, orang misterius, apa yang kau lakukan di tengah malam begini?"

"Tentu saja bertemu dengan Ichiro-kun, sifatnya tidak berubah sama sekali."

"Oh, begitu ya? Tapi, meskipun begitu, dia tetap tidak mengingat kita kan?"

"Ya, Ichiro-kun belum mengenal kita."

"Kau ini, ternyata obat penghilang ingatanmu hebat juga ya, apa perlu kita ingatkan lagi?"

"Tidak, suatu saat nanti di akan mengingatnya sendiri."

"Begitu ya? Baguslah kalau begitu. Ya kan? Orang misterius?"

"Mungkin."

            -~{[To Be Continued]}~-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shi-Ri no majutsu-shi to kafe ni sunde imasu ka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang