Chapter 5: Clouded (Mendung)

Start from the beginning
                                    

Jiang Cheng berhasil menyusup tepat waktu ke dalam elevator yang sedang menutup. Sosok di dalam sana terkesiap, bergerak minggir sebelum Jiang Cheng menubruknya langsung. Jiang Cheng hendak meminta maaf saat dia menengadah dan melihat seraut wajah yang familier.

"Kau," semburnya, mata memincing pada si kriminal yang menatapnya dengan mata lebar.

Ternyata lelaki berpedang itu!

"Ah," ujarnya. "Officer."

Hari ini dia tidak mengenakan setelan jas. Yang terpenting, sepertinya dia tidak membawa senjata apa pun. Justru lelaki itu sekarang mengenakan jumper biru tua yang dipadukan dengan celana jeans, mantel musim dingin hitam dan syal putih yang tebal. Terlihat cukup normal—tapi seseorang bisa saja menyembunyikan segala macam senjata di balik pakaian berlapis-lapis itu. Lelaki ini tidak akan bisa membodohi Jiang Cheng.

Rambutnya panjang dan diikat ekor kuda, mengingatkan Jiang Cheng pada rambut ayahnya dulu sebelum meninggal. Dia juga cukup tinggi. Jiang Cheng merasa kesal saat menyadari lelaki ini beberapa inci lebih tinggi darinya, tapi Jiang Cheng bukanlah tipe orang yang akan terintimidasi oleh hal seremeh itu. Dia terus cemberut pada lelaki itu, tak goyah bahkan saat orang ini tersenyum sopan padanya.

"Apa yang sedang kaulakukan di sini?" tuntut Jiang Cheng, menonjok tombol di panel lift itu.

Keadaan semakin memburuk saja karena elevator bergerak lambat seperti siput. Apalagi kamar Jiang Cheng berada di salah satu lantai paling atas di gedung ini.

"Aku sedang memakai elevator," ujar si penjahat itu.

Mata Jiang Cheng berkedut. Senyum menjengkelkan itu masih saja terlihat.

"Aku tinggal di sini," ujar sosok ini kemudian, menghela napas.

"Di apartemen ini?"

Jiang Cheng tidak mungkin sesial ini karena harus tinggal di tempat yang sama dengan lelaki itu, kan? Kan?

"Ya. Aku... anggap kau juga sama?"

Ya ampun. Jiang Cheng tidak mau repot menanggapi. Erangannya pasti sudah cukup sebagai jawaban.

Tak sabar, Jiang Cheng mengintip sekarang sudah lantai berapa. Ya ampun, kenapa hari ini benda ini sangat lambat?

"Kalau aku melihatmu membuat masalah juga di sini..." Jiang Cheng memperingatkan.

"Kujamin aku normalnya tidak pernah punya masalah hukum, Officer."

Jiang Cheng melipat tangannya. "Hmph."

Sekali lagi dia melirik ponselnya. Kalau dia bisa sampai di tempat kerja dalam lima menit, Jiang Cheng akan menganggapnya sebagai keajaiban, terlebih lagi karena perjalanan biasanya akan memakan waktu lima belas menit paling singkat.

Hari ini tidak bisa jadi lebih buruk lagi.

Tentu saja. Karena dunia ini membencinya, tiba-tiba saja lantai bergetar dan lampu elevator berkedip-kedip. Jiang Cheng membatin oh fuck sedetik sebelum seluruh elevator berguncang dan dia ambruk ke lantai.

"What the fuck—"

Lampu kembali menyala. Mata Jiang Cheng berkedip-kedip beberapa saat sebelum pandangannya fokus kembali. Dia melihat orang asing itu berdiri di hadapannya. Lampu secara harfiah bersinar di belakang kepalanya dan tangannya sedang terulur. Jiang Cheng pun mengira lelaki ini agak terlihat seperti orang suci. Kemudian Jiang Cheng melirik arloji kriminal ini.

"Sial," Jiang Cheng mengumpat entah sudah berapa ratus kali pagi ini. Dia mengabaikan uluran tangan kriminal ini dan bangkit sendiri, menengok ke sekeliling. Elevatornya tidak bergerak. Tapi berhenti. Kenapa bisa berhenti?

monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now