"Dia pernah memukulmu?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya kemudian menggedikkan bahunya.

"Sering kali."

"Astaga, ingatkan aku untuk mengobatinya nanti, sekarang ayo tidur." Suga menariknya mendekat, wajah Taehyung terkubur di leher putih Suga sedangkan tangan Suga melingkari leher Taehyung.

"Suga hyung, terimakasih." gumamnya.

"Sama-sama."

Chu~

Suga mencium dahi Taehyung kemudian kembali memeluk leher Taehyung, sedangkan Taehyung tersenyum haru karena kasih sayang yang didapatkannya.

Paginya ketika fajar sudah sedikit naik dan alarm Suga hendak berbunyi, Suga lebih dulu bangun karena posisi tidurnya yang tidak nyaman.

BEEP

BEEP

BEE-

"Eung-" Suga meregangkan tubuhnya, tapi lengan kanannya tertindih kepala Taehyung yang masuh mengubur wajahnya di ceruk leher Suga.

Suga menatap Taehyung, jujur saja pada awal -bukan, ketika Suga mengantarkan Taehyung pulang, dia bisa merasakan dominasi kuat dari pria yang lebih muda, terlebih ketika pria itu menatapnya intens waktu berbicara di kaca mobil diwaktu yang sama.

"Suga hyung, kau yakin umurmu dua puluh lima?" Suga mengerjap ketika suara bass yang menyapa telinganya, dari taehyung asalnya.

"Huh?" Suga yang bengong dijadikan bahan tertawaan Taehyung. Pria jangkung itu ragu sekali kalau orang yang sedang dipeluknya ini, yang sekarang jadi daddy-nya ini benar-benar pria berusia dua puluh lima tahun.

Pasalnya, ketika Suga bengong barusan wajahnya lucu sekali, tidak menunjukan tanda-tanda kedewasaan. Ya- meskipun perilakunya dewasa sekali tapi raut wajah dan postur tubuh tidak.

"T-tentu saja." balas Suga.

"Tapi wangimu seperti bayi."

"Wangi lavender dan baby breath bukan patokan orang itu adalah bayi." Gerutu Suga dengan pout di bibirnya

"Sekarang kau malah semakin mirip." Taehyung terkekeh, melarikan tangannya yang melikit pinggang Suga ke pipi yang lebih tua.

"Hwentwikan~" Taehyung gemas sekali, bermain dengan pipi Suga entah kenapa membuatnya sedikit lega(?)

"Aish, ayo ke dapur, kita sarapan. setelah itu aku akan mengantarmu pulang." kata Suga kemudian menurunkan tangan Taehyung dari pipinya kemudian bangkit duduk.

"Eung-?" Taehyung ikut memposisikan diri duduk disebelah Suga lantas dia melirik jam di sebelah nakas, "Ini kan masih jam delapan."

Suga menoleh lantas tersenyum lembut, "Kau pikir aku tidak bekerja? Ayo sarapan." Suga turun dari ranjang diikuti Taehyung yang memperhatikan postus tubuh Suga yang ternyata lebih pendek darinya.

Taehyung dalam hari bergumam, 'Aww, lihatlah. Pria mungil ini mencoba jadi Sugar daddy-ku' diam-diam Taehyung menggigit bibir bawahnya gemas.

"Suga hyung, mantan pacarmu itu seperti apa?" tanya Taehyung, entahlah, tiba-tiba dia teringat pernyataan balas dendam yang dilontarkan Suga tempo hari ketika memintanya untuk jadi baby boy.

"Brengsek, jelek  bangsat, jika aku bisa mengumpatinya akan kusebutkan semua nama binatang di kebun binatang." Suga menggerutu, dia mendadak kehilangan mood pagi harinya karena pertanyaan Taehyung. Dengan serampangan dia membuka lemari es, mengeluarkan bungkusan sushi kemarin kemudian membuka microwave dan menutupnya sedang sedikit kencang usai memasukkan sushi-sushi itu.

"Whoa jangan hancurkan apartemenmu sendiri hyung." Taehyung melingkarkan lengannya didepan dada Suga, mengunci pergerakan tangan yang lebih tua.

"Siapa yang memulai?!" nada ketus Suga keluar.

"Taehyungie yang memulai, Taehyungie minta maaf." Taehyung berbicara di dekat telinga Suga, membuat yang lebih tua sedikit merinding.

Suga menghela nafas, tak lama terdengar suara ting nyaring dari microwave, segera Taehyung melepaskan rengkuhannya dan membiarkan Suga mengambil peralatan makan.

"Jangan ulangi lagi, ini masih pagi."

Taehyung memberikan senyuman polos berbentuk kotak, "Taehyung dimaafkan?" tanya Taehyung ketika Suga meletakkan piring dengan enam sushi di depan Taehyung.

Suga mengangguk.


vote♡

hadiah 1k, makasih banyak semua :*

Sugar daddyWhere stories live. Discover now