Chapter two

36K 2.2K 69
                                    

Waktu terus bergulir, hari dengan cepatnya berganti sampai tidak terasa jika Andrew dan Edward bukanlah lagi anak berumur lima tahun lagi. Mereka berdua sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan, dan disenangi oleh kaum hawa. Mereka mungkin terpisah, tapi keduanya hampir memiliki ciri fisik yang sama tinggi, tampan dan juga pintar. Berada di tempat yang terpisah, tentu saja rutinitas mereka juga berbeda. Bagaimana jika lihat seperti apa Andrew terlebih dahulu.

Suara ketukan mewarnai setiap pagi dari Andrew, suara ketukan itu tidak lain dan tidak bukan adalah suara dari Omanya yang mencoba membangunkan Andrew dari tidurnya. Tapi yang dibangunkan malah terus bergelut dengan mimpinya, sesekali dia menggeliat mungkin karena dia terganggu oleh suara ketukan pintu itu. Sementara sang Oma mulai kesal dengan sikap cucunya itu, dengan kekuatan sihirnya dia masuk kekamar Andrew yang dikunci dari dalam. Setelah berada didalam kamar sang cucu, Omanya masuk ke kamar mandi dan mengambil segayung air dan BYURR air itu sukses membangunkan sang cucu.

"BANJIRRR......" teriak Andrew kaget, dia terbangun dari tidurnya dalam keadaan basah kuyup.

"Iya banjir di kasurmu." Kata Oma Maria sambil menatapnya kesal. Dia heran padahal dulu Andrew sangat rajin bangun pagi tanpa harus dibangunkan. Tapi entah kenapa kebiasaannya itu hilang saat dia beranjak remaja, dia bingung apa yang dilakukan cucunya itu setiap malam sehingga harus selalu dibangunkan setiap paginya.

"Oma, kau yang mengguyurku ya?" tanya Andrew dengan tatapan yang dibuat sepolos mungkin.

"Kalau bukan aku siapa lagi hantu, lagi pula kau ini dibangunkan dari tadi tidak bangun-bangun apa kau mau terlambat di hari pertama tahun kedua sekolahmu?" Omel sang Oma sambil menarik tangan Andrew supaya cucunya itu berdiri dan mendorongnya kearah kamar mandi.

"Tentu saja tidak mau, memangnya sekarang jam berapa?" tanya Andrew sambil menolehkan kepalanya pada Oma Maria.

"Sekarang jam 6.00 cepat mandi dan sarapan." Titah Omanya tegas.

"Iya Oma." Kata Andrew lalu masuk ke kamar mandi yang berada di kamarnya.

Andrew keluar dari kamar mandi hanya dengan selembar handuk yang menutupi bagian pinggang ke bawah. Wajah yang lebih segar karena dia sudah mandi. Dia kemudian memakai seragam SMU-nya, setelah selesai dia pergi ke ruang makan untuk sarapan.

Di ruang makan sudah ada omanya dan seorang pemuda seumuran dengan Andrew, dia adalah Ryuzaki yang bisa dibilang teman seperguruan Andrew. Yap Ryuzaki juga seorang penyihir yang dikirim orangtuanya ke dunia manusia karena dia adalah salah satu bagian dari legenda penyelamat dunia ini. Ryuzaki adalah pemilik elemen angin dan ditangan kanannya ada lambang burung garuda, tapi lambang itu ditutupi oleh sihir yang dibuat oleh kedua orangtuanya. Dan hal yang sama juga dilakukan pada Andrew dan Edward sejak mereka dibawa kedunia manusia, lalu pada dua orang lainnya yang memiliki tanda ditangan kanan mereka. Ryuzaki tinggal bersama Andrew di rumah Oma Maria, Ryuzaki dititipkan pada Oma Maria karena dia dapat dilatih oleh perempuan tersebut.

"Kau lama sekali, apa kau ingin kita terlambat hah?" omel Ryuzaki kesal

"Maaf, aku lupa memasang alarmku." Kata Andrew santai, dia mendudukan dirinya di kursi yang berada di depan Ryuzaki.

"Ya sudah cepat sarapan kalau tidak kita bisa terlambat!" seru Ryuzaki yang nampaknya masih kesal pada temannya itu.

"Baiklah, oh ya Oma apa Dad sudah menepati janjinya?" tanya Andrew sambil mengoles selai pada sepotong roti lalu kemudian memakannya.

"Sudah, hadiahmu ada di bagasi kau bisa memakainya mulai hari ini!" jawab Oma Maria sambil menuangkan susu pada gelas milik Andrew.

"Apa itu sesuai dengan permintaanku?" tanya Andrew lagi penasaran.

Magic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang