[Bahasa] 15+
❝You're mine, and always be mine.❞
Ketika cinta membutakan seseorang dalam cara pandangnya terhadap orang lain, dan melegalkan segala cara agar dapat mencapai apa yang ia tuju.
Started : April 2, 2019
Ended : June 17, 2019
• Thriller/ps...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⚠️ Mature Content
A
uthor's POV
Hyunjin menatap puas tubuh gadis yang ada di hadapannya kini.
Maha karyanya.
Gadis itu sudah lemah tak berdaya di atas kasur hotel, setelah Hyunjin menggempurnya selama berjam-jam.
Tentu saja Hyunjin tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia memotret tubuh gadis itu dari berbagai sisi, mungkin akan ia pakai sebagai ancaman.
Setelah puas, akhirnya Hyunjin menaruh kembali ponselnya kemudian beralih untuk mengusap tubuh gadis itu.
"Gua heran, di kasarin lu malah keenakan." lelaki itu tersenyum miring saat memperhatikan gadis itu.
Benar, Hyunjin pun tak habis pikir mengapa gadis itu tetap menikmati permainannya padahal kali ini ia bermain dengan tidak santai.
Bukan hanya itu, Hyunjin mengikat kedua tangan dan kaki gadis itu kuat-kuat. Bahkan ia bersikap kasar saat gadis itu secara terang-terangan mengatakan bahwa Hyunjin hanya miliknya.
Hyunjin memberi cambukan menggunakan ikat pinggang miliknya pada perut gadis itu, tetapi anehnya gadis itu tetap saja menyukai permainan Hyunjin.
Hyunjin saja sudah sangat bingung melihat tingkah laku gadis itu yang malah berbanding terbalik dengan gadis normal.
"Eungh..." gadis itu menggeliat saat Hyunjin memyentuh luka yang terdapat pada tubuh gadis itu. Ia tersenyum senang.
"A–ada apa, Pak?" gadis itu berbicara dengan suara yang serak khas orang yang baru saja terbangun dari tidurnya.
"Tidak ada apa-apa." Hyunjin memposisikan tubuhnya kembali masuk ke dalam selimut.
Gadis itu sudah tak di ikat lagi, dan gadis itu malah terlihat kecewa. Hyunjin semakin bingung, walaupun ada sedikit rasa senang di dalam dirinya.
Kali ini Hyunjin bersandar di headboard kasur tersebut sambil memainkan ponselnya.
Ia meminta maaf pada (y/n), karena tak dapat memenuhi janjinya untuk menemui gadis itu pada jam lima sore tadi, tentu saja Hyunjin berpura-pura tak tau dengan apa yang telah terjadi.
Saat ia tengah fokus menatap layar pipih itu, tiba-tiba gadis yang berada di sampingnya bergerak ke arahnya.
"Ngapain sih fokus ke handphone? Mending ke aku aja." ucap gadis itu yang kini tertidur di atas dada Hyunjin yang saat ini tengah shirtless itu.
