Night

1.8K 242 14
                                    

Minho selalu benci malam.

Dari sekian juta hal yang dapat ia benci, Minho memilih untuk membenci hal yang akan mendatanginya setiap hari, malam.

Karena itu ia benci hidup.

Minho sangat membenci kehidupannya karena hal yang ia benci selalu mendatanginya setiap hari.

Mulai dari kegelapan dan kesendirian, ayah tirinya yang alkoholik, hingga mantan pacarnya yang telah berusaha untuk memerkosanya berkali-kali.

Semua hal itu selalu mendatanginya setiap malam.

Ia takut, ia ingin pergi dari kehidupan ini.

Karena itu, di sinilah ia sekarang.

Berdiri di atas sebuah pagar pembatas jembatan, bersiap untuk melompat dan mengakhiri semuanya.

Tangannya mengepal dengan keras di kedua sisi tubuhnya, air mata berkumpul di kedua matanya, badannya bergetar karena ketakutannya akan ketinggian, jantungnya berdetak dengan cepat, dan otaknya sibuk berteriak ketakutan.

Minho tidak siap untuk mati, tidak dengan cara bunuh diri.

Tapi ia juga tidak ingin hidup, tidak dengan malam yang selalu menghantuinya.

Minho menutup matanya, dengan rakus menghirup udara terakhirnya sebanyak mungkin.

Dengan segala keberanian yang berhasil ia kumpulkan, Minho bersiap untuk melompat.

Dari ketinggian ini, air itu akan terasa seperti semen keras.

Apa kau siap untuk mati?

Tubuhmu akan terasa seperti terpecah-belah.

Apa kau siap untuk bunuh diri?

Minho ragu.

Ia dengan segala keraguannya berhasil mengalahkan keberaniannya.

Maka ia mengurungkan niatnya untuk melompat malam itu.

Minho menghela napas.

Kakinya melompat turun dari pembatas jembatan.

Badannya luruh mencium tanah.

Ia menangis keras.

Hei, lihatlah.

Langit sangat gelap malam ini, sepertinya akan hujan.

Bulan yang terang itu telah tertutup oleh awan mendung.

Malam ini semakin terasa dingin, bukan?

Apa kau yakin ingin tetap hidup?

Toh, jika engkau mati, tidak akan ada yang merasa keberatan.

Kau hanya seonggok sampah yang memang akan segera dibuang.

Jadi mengapa menunggu orang membuangmu?

Mengapa tidak membuang dirimu?

Tidak usah takut, melompat dari ketinggian ini akan terasa menyenangkan, kok.

Setelah bertabrakan dengan udara, tubuhmu akan segera terpecah di tanah, dan hidupmu berakhir.

Tidak akan ada lagi malam, tidak akan ada lagi kegelapan, tidak akan ada lagi kesendirian.

Bukankah itu yang kau inginkan selama ini?

Minho kembali berdiri.

Ia menghapus jejak air mata dari kedua pipinya yang memerah.

Night Time ft. MinsungWhere stories live. Discover now