Part 4: Diversification

Start from the beginning
                                        

"Terima kasih telah melahirkan mereka untukku" Ucap Sungyoon pada istrinya, dan mencium tangan sang istri yang berada dalam genggamannya. Malam yang sangat istimewa.

*********

"Ting tong" bel di pintu rumah besar itu berdenting, tak lama kemudian seorang maid datang dan membukanya. Segera maid itu membungkuk hormat mengetahui Pasangan berpakaian formal yang menjadi tamunya, ah tidak, mereka adalah si pemilik rumah ini.

"Siapa, ahjumma?" tanya seorang pemuda yang tengah berjalan menghampiri pintu, sedetik kemudian senyumnya mengembang.

"Eomma" panggilnya, wanita berpakaian formal itu menerima pelukan pemuda itu dengan senang hati.

"Eomma merindukanmu, Myung-ie..." ujar wanita itu, Lee Ahn Hye.

"Nado Eomma, Neomu neomu bogosipeoyo..." Balas Myungsoo, setelah itu Ia melepaskan pelukannya. Berganti memeluk Lelaki di sebelah ibunya,

"Iya Myung-ie, Appa juga merindukanmu..." ujar lelaki itu, Jae Sung Woo. Setelahnya, Sungwoo mengedarkan pandangannya,

"Hyung-mu, Eodie?" Tanyanya.

"Hyung belum pulang, Appa.." Jawab Myungsoo singkat, moodnya mendadak buruk.

"Sudahlah Yeobo, untuk apa mencarinya.." Ucap Ahn Hye ketus, pasalnya Ia memang tak menyukai anak sulungnya.

"Tapi Yeo..." Ucapnya terputus ketika sebuah suara menginterupsinya.

"Appa..." Sungwoo menghampiri Woohyun yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Appa.. bogosipeo.." Woohyun berhambur memeluk ayahnya.

"Nado Hyun-ie..." balasnya, ia mengusap pelan punggung anak sulungnya.

"Ekhm!" deheman tak suka Ahn Hye terdengar di telinganya, Woohyun melepas pelukannya, hendak memeluk Ahn Hye, tapi seperti yang ia duga, Ahn Hye mengalihkan badannya, enggan menerima pelukan dari Woohyun, ia malah mengajak Myungsoo meninggalkan ruang keluarga.

"Gwenchanayo, Appa.." Woohyun hanya tersenyum getir, ketika sang ayah menepuk pundaknya pelan, Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan berbeda dari Ibunya.

"Selamat istirahat Appa.." Ucapnya sebelum berjalan menuju kamarnya. Sungwoo menatap iba punggung anak sulungnya, kapan Istrinya bisa bersikap adil kepada kedua anak mereka?.

******

Woohyun kembali merasakan pening dikepalanya, beberapa potongan kenangan berputar di ingatannya, sekelebat Ia menangkap bayangan wajah yang masih terlihat asing baginya, wajah yang baru pertama kali Ia temui hari ini, wajah ibu Iseul. Ia jatuh terduduk di pinggir ranjangnya. Bayangan tiga anak yang tengah bermain bersama seorang bayi muncul lagi, kini semakin terlihat jelas, satu yang dapat Ia tangkap, mereka semua menggunakan liontin yang sama, berbentuk lambang tak terbatas, Infinity. Ia juga menangkap gambaran Ia dan Myungsoo ketika masih kecil, awal pertemuan mereka dulu. Semakin lama kepalanya semakin pening, tetapi potongan momen itu bergulir semakin banyak. Kesadarannya mulai terenggut, sekitarnya menggelap, detik berikutnya Ia jatuh tak sadarkan diri.

******

Pagi menyapa, terik sang mentari lebih terasa daripada yang sebelumnya. Hari ini hari minggu, Iseul mengawali paginya dengan ceria, dengan sebuah kotak makan berisi beberapa potong sandwich di dalamnya. Rencananya, hari ini Ia akan kencan bersama Woohyun, dan wajar saja Iseul sangat bersemangat karena ini adalah kencan di hari minggu pertama bagi mereka. Dengan langkah riang ia menyusuri jalanan padat Kota Seoul. Di hari minggu memang jalanan lebih padat dari biasanya karena banyak orang yang menghabiskan hari minggunya untuk bersenang-senang, seperti yang dilakukan Iseul saat ini. Bus yang akan ditumpanginya akan datang 5 menit lagi, Iseul menatap jam di tangan kirinya. Masih ada waktu 30 menit lagi, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

Maaf chagiya, aku tidak bisa menepati janji kita bertemu, orang tuaku pulang, aku tidak enak untuk menolak ajakan mereka.

begitulah isi pesan yang baru ia terima, kecewa memang tapi bagaimana lagi? Iseul mengerti, Woohyun selama ini memang jarang bertemu orang tuanya, wajar jika pacarnya itu lebih memilih menghabiskan waktu dengan orang tuanya dibanding dengannya. Ia menatap kotak makan disampingnya, ia sudah terlanjur membuat banyak sandwich, tidak mungkin ia habiskan sendiri. Moodnya tiba-tiba berubah, tak lagi seceria awalnya.

"Huft... lebih baik aku mengunjungi Eomma" begitulah akhirnya, Iseul memutuskan untuk mengunjungi ibunya.

Sementara itu, "Gomawo" Ujar Woohyun pelan, Myungsoo masih setia dengan tatapan dinginnya di hadapan Woohyun, yang kini tengah terbaring di atas ranjangnya.

*Flashback On*

Jam dinding menunjukkan pukul 3 pagi, Myungsoo terbangun dari tidurnya karena terusik suara petir. Tenggorokannya terasa kering, ia pun memutuskan untuk mengambil minum di lantai bawah, tempat dapur berada. Setelah meneguk segelas air, Ia kembali ke kamarnya, tetapi langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja Ia mengintip kamar Woohyun yang pintunya sedikit terbuka. Penasaran, Ia memasuki kamara itu, kedua indera penglihatannya menangkap Woohyun tertidur di lantai. Aneh, tak biasanya Woohyun tertidur di lantai, Ia paling tidak bisa kedinginan. Myungsoo mendekatinya, membalikkan badan Woohyun dan membangunkannya. Matanya membulat, ketika menyadari ada keganjilan. Suhu tubuh Woohyun sangat dingin, wajahnya sangat pucat, bibirnya bahkan membiru.

"Woohyun-ah... Neo gwenchana? Ireona bwa..." Ia masih menepuk kedua pipi kakaknya, berusaha membuang pikiran negatifnya. Berkali-kali Ia melakukannya, tetapi hasilnya nihil, Woohyun tetap tak bergeming. Dengan susah payah, Myungsoo membopong Woohyun ke atas ranjang dan menelpon dokter pribadi keluarga Jae setelahnya.

*Flashback Of*

"Gomawo sudah merawatku" Sambungnya, Seutas senyum tipis terukir di bibir pucat itu. Untuk pertama kalinya, Woohyun merasakan perhatian tulus dari Myungsoo. Fajar tadi Ia terbangun, dan menemukan Myungsoo tidur dengan posisi duduk di sampingnya.

"Mianhae..." Namja es batu itu akhirnya membuka suara. Woohyun menatapnya dengan dahi berkerut.

"Mian, selama ini aku membencimu, padahal tak seharusnya aku begitu.." Sambung Myungsoo.

"Tak apa, tidak perlu minta maaf, kau membenciku karena tak mau posisi Hyung-mu tergantikan, kan?"

Myungsoo mendongak, bagaimana bisa Woohyun tahu? Apa ingatannya telah kembali?.

To Be Continued

Nah, udah deh lanjut nggak nih?

Vote dan Comment kalian Via tunggu lho..

Supaya Via tahu gimana pendapat kalian #BerpendapatGratisKok

Terima kasih

^Via^

함께(Hamkke) a.k.a TogetherWhere stories live. Discover now