🌿DTP 1🌿

11.9K 880 35
                                    

"Ke hutan lagi?"

Suara itu tidak menghentikan seorang pemuda yang sedang asik menali sepatunya. Setelahnya ia balas mendongak, menatap Putra Apollo yang berdiri di depannya. "Bukalah matamu! Lihatlah camp kita ada dimana?"

Sang Putra Apollo mendengus, ia lantas menepuk bahu pemuda itu. "Aku khawatir padamu Seokjin, kau terlalu sering pergi ke sana dan itu berbahaya."

Seokjin—pemuda itu, menghela nafas. Ia mengambil panah dan busurnya yang berada di atas kursi kayu. Setelahnya, Seokjin menatap sang Putra Apollo, Jungkook Jeon. "Ayolah, kau tak perlu khawatir. Aku tak pernah lalai dalam hal ini, ingat? Aku anak Artemis."

Jungkook hanya bisa pasrah, saudaranya itu memang keras kepala jika menyangkut urusan alam liar.

"Baiklah, terserahmu. Jika terjadi apa-apa, jangan menyalahkanku!" Pria itu berlari setelah menepuk bahu Seokjin, yang ditepuk menggelengkan kepala. Ia heran dengan perilaku overprotektif Jungkook, padahal ibu Seokjin adalah dewi alam liar dan perburuan.

Pemuda itu mendengus, "Aku bisa menjamin diriku sendiri."

●●●

Langkah kakinya mengendap-endap, berusaha tidak menimbulkan suara saat mengintai buruannya. Ia menarik anak panah saat melihat buruannya lengah. Sedikit lagi ia akan melepaskan panah itu, tapi suara kesakitan membuat hewan yang diburunya kabur seketika.

"Sial!" Seokjin mengumpat kala babi hutan yang diincarnya kabur. Ia menengok ke belakang, berusaha menemukan penyebab kegagalannya tadi. Seketika matanya membelalak melihat objek yang menjadi sang pelaku, tanpa ragu ia mendekati seekor rusa yang tengah terluka.

Pemuda itu berjongkok, meletakkan senjata dan segera merobek kain pakaiannya saat melihat luka di kaki sang rusa.

Dia pasti baru saja digigit.

Seokjin membalut luka itu dengan kainnya, ia mendongak, menatap manik kelam rusa di hadapannya. Setelah beberapa saat, pemuda itu tersenyum, tangannya terjulur untuk mengelus bulu si rusa. "Hey, siapa yang menggigitmu?"

Hening, rusa itu mengendus rambut Seokjin.

"Hey hentikan! Itu geli hahaha.."

Pemuda itu menikmati waktunya bersama rusa yang baru saja ia tolong. Tak berselang lama hingga suara itu membuyarkan aktivitas Seokjin, ia langsung memasang posisi siaga saat mendengar gonggongan orthrus, anjing berkepala dua.

Oh tidak, ini buruk.

Jika saja gonggongan anjing itu tidak lebih dari enam, Seokjin pasti bisa mengatasinya. Tapi ini? Pemuda itu menaksir jika ada lima orthrus lebih.

"Sialan!"

Merasa situasi genting, si rusa langsung menundukkan badannya ke arah Seokjin. Awalnya pemuda itu tidak paham, lalu ia segera naik ke tubuh rusa saat mulai mengerti maksud hewan itu.

Derap kaki rusa terdengar kencang, Seokjin terus berpegangan agar tubuhnya tak menghempas tanah. Pemuda itu rasa, orthrus mengetauhi keberadaannya, terbukti dari gonggongan yang semakin keras dan dekat.

Seokjin berharap ia bisa selamat, namun naas, kaki rusa itu belum sembuh total, ia terjatuh. Tubuh pemuda itu menghempas tanah dengan keras, bersamaan dengan si rusa yang jatuh.

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang