chap 5

3.3K 214 0
                                    



‘Tok! Tok!’

“hnghhh.. daddhhh sshh..” Seorang yeoja berpakaian rapi namun minim tengah menggeliat nakal di atas pangkuan seorang namja yang tak penampilannya tak kalah rapi darinya. Meja dengan papan yang bertuliskan Sajangnim di atasnya ia jadikan sebagai tumpuan tubuh yeoja itu bersandar. Ia terus mendesah saat kedua pahanya yang sengaja ia perlihatkan dari balik stoking hitamnya, ia sengaja menurunkan stokingnya secara gratis untuk dijamah, dikecup, dihisap meninggalkan jejak merah samar hampir tak terlihat oleh tangan namja berjas hitam itu.

‘Tok! Tok!’

Seolah pendengaran mereka ditulikan, mereka tanpa peduli dengan suara ketukan pintu ruangan itu terus asik dengan dunianya sendiri.

‘Tok! Tok!’

“Kau benar-benar menggairahkan, chagiya.” Ucap namja itu. Kini kedua tangannya menyelinap masuk dan mulai membelai daerah sensitive yeoja itu. “Akh.. ah.. Sajangnim..” Desahnya, kedua tangannya pun menarik keras kerah Bos di perusahaan tempat ia bekerja itu.

‘Cklek!’

Merasa jengah, namja di balik pintu itu pun akhirnya dengan lancang membuka pintu. Kim taehyung, begitulah nama namja yang tertulis di name tag si pengetuk pintu dengan ekspressi datarnya menatap perilaku sajangnim dihadapannya, atau bisa disebut ayahnya yang kini dengan nafsu mencumbui sekretarisnya itu. “Ehmm..”

“Ada orang, kita lanjutkan nanti saja, ne?” Ucap namja bernama lengkap Kim namjoon tersebut. Yeoja itu pun mengangguk, kemudian turun dari atas pangkuannya. Dengan semburat merah di pipinya ia pun berjalan keluar, dengan sebelumnya berpapasan dengan taehyung, namja yang sebenarnya cukup ia kagumi karena ketampanan dan sikap professialisme yang dimilikinya. Ya, meskipun tentu saja ia lebih memilih untuk menjadi milik namja tinggi berdimple  karena namja tegap itu lebih dapat memberinya banyak harta.

Taehyung menghampiri kursi di hadapan meja appanya itu. “Aku belum menyuruhmu duduk, kim taehyung.” Ucapnya datar melihat sang abak kini menduduki kursi dihadapannya. “Aku tak peduli.” Jawab taehyung acuh.

“Aku hanya ingin menyerahkan ini.” taehyung pun menyerahkan sebuah map biru, permintaan data yang Kangin minta darinya kemarin.
“Kerja yang bagus, anakku.”
taehyung tersenyum pahit saat mendengarnya.
“Kau masih mengakuiku anak sajangnim?” Tanyanya, dengan nada yang terdengar meremehkan.

“Apa maksudmu, huh!”

“Kini seleramu benar-benar payah, namjoon sajangnim. Apa wanita murahan seperti itu yang akan mendampingimu, eoh?” Tanyanya, mencoba tak menghiraukan tuntutan penjelasan yang namjoon inginkan darinya.
“Aku tak memiliki cinta sedikitpun untuknya, dia hanyalah mesin nafsuku!” ucapnya dingin mencoba mengendalikan emosi.

“Munafik.”

Namjoon hanya bisa menatap tajam taehyung sembari mengepalkan kedua tangannya erat di atas meja. Selalu saja seperti ini, anak sulungnya itu selalu saja bersikap sinis padanya jika menyangkut masalah wanita yang ada bersamanya. Atau bahkan mungkin dalam hal apapun taehyung selalu bersikap dingin dan sinis padanya.

Ia dapat merasakannya itu. Dilihat dari tatapannya yang sarat akan kebencian dan ucapan-ucapannya yang selalu menusuk. Beruntung ia adalah anak kandungnya. Jika tidak? Mungkin sejak dulu namjoon menendang taehyung keluar dari perusahaannya.

Tapi, Apa taehyung sendiri juga masih menganggapnya seorang ayah?. Kau dengar bukan bagaimana  dengan sopan nya taehyung memanggil namjoon dengan sebutan ‘namjoon sajangnim’ atau terkadang ‘namjoon-ssi’.

incest-VkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang