Hari ini Rose dan Jaefri berangkat bareng dan sekarang mereka pulang pun bareng. Jaefri memberikan helm milik Roseㅡsesekali Jaefri terkekeh geli mengingat bagaimana ia mencibir seorang pengendara yang berhenti di lampu merah tapi tidak sesuai garis, pada saat itu Jaefri kesal melihatnya, tapi sekarang ia justru ingin tertawa menyadari bahwa gadis yang ia cibir waktu itu adalah gadis yang ia bonceng sekarang.

<>


Rose berlari, keringat bercucuran, rasanya ia ingin pergi dari rumahnya,  seseorang mengejarnya sembari membawa palu gada. 

Detak jantungnya berdetak begitu kencang, bahkan nafasnya tak dapat kembali normal seperti tadi.

Malam itu Rose berlari, terasa sangat suram dan menyesakkan.  Rose lelah berlari, namun ia ada diantara hidup dan mati,  Rose tidak ingin mati di tangan sosok itu.

Sosok yang terus mengejarnya tanpa henti.  Rose bungkam,  mulutnya seolah-olah tak diijinkan untuk mengucapkan sepatah katapun.

Semakin dekat..

Rose panik ketika sosok itu berlari dua kali lebih cepatㅡmengejarnya

Keringatnya mulai bercucuran, Rose menangis menyuarakan nama Jaemin didalam hatinya,  berharap Jaemin datang membawa pergi ke tempat aman.

"Roseanna!"

Kepala Rose sakit mendengar sosok itu memanggil namanya.  Dada Rose sesak entah karena ia lelah berlari atau memang rasa takutnya sudah melampaui batas.

"Roseanna, kamu tidak bisa pergi dari saya"

Sekujur tubuh Rose bergetar hebat,  Rose berharap seseorang lewat dan menyelamatkannya.  Rose berharap Jaemin muncul untuk melindunginya,  Rose berharap Jaefri bisa muncul untuk memberinya pelukan hangat untuk menenangkannya.

Namun tiada seorang pun disana untuk Rose. 
Apakah Dunia itu diciptakan untuk menyaksikan kematian Rose yang tragis karena dibunuh?

Seumur-umur Rose tak pernah takut pada apapun,  namun sekarang Rose merasakan takut yang teramat-amat.
Rose tidak ingin meninggalkan adiknya sendirian,  teman-teman yang sudah seminggu ini belum ia temui.

Rose tidak ingin berhenti disini.

Rose menoleh kebelakang, sosok itu pergi, tak ada siapapun disana. Rose sendirian,  Rose masih takut pada bayangannya. 

Malam itu amat teramat sunyi,  Rose takut,  ia berhenti dari pelariannya,  Rose berjongkok memeluk lututnya, memanggil nama orang-orang yang dikenalnya,  mulai dari kedua orang tuanya yang sudah tiada, Jaemin,  Jaefri, Jacob dan lain sebagainya.

Gadis itu meringis ketika merasakan perih yang amat teramat perih, Rose menyadari telapak kakinya dipenuhi darah yang bercucuranㅡkarena ia terus berlari tanpa menggunakan alas kaki. Rose kembali menangis melihat betapa kacaunya dirinya sekarang. 

"J-jaeminn..."

Suaranya tercekat oleh tangisannya sendiri. Rose takut sendirian,  Rose takut semua orang meninggalkannya sendiri dan membiarkannya mati tragis di tangan sosok tadi.

"Rose?"

Rose mendoak mendengar suara Jaefri memanggil namanya,  senyumannya merekah karena merasa Tuhan mengabulkan doanya. 

Rose senang melihat Jaefri berjongkok dihadapannya dengan senyuman khasnya..

"J-jaef.."

"J-jaef?"

"Jaefri??"

"JAEFRI!"

Jaefri pergi meninggalkannya, sebuah cahaya menarik nya pergi, Jaefri masih tersenyum disana.  Rose tak dapat mengejarnya.

Rose tidak sanggup berdiri karena tubuhnya sudah terlampaui sakit.
Rose kembali menangis,  tak paham maksud dari ini semua.




TANG!




Mata Rose terbelalak ketika sebuah kapak merah terlempar tepat didepannya.

Jantung Rose berpacu kencang. Mulutnya komat-kamit meramalkan doa agar apa yang ia harapkan terkabulㅡRose berdoa agar sosok itu tidak datang menghampirinya.

"KAK!!!"

Nafas Rose terengah-engah, air matanya tak kunjung berhenti mengalir, tubuhnya basah karena keringat. 

Rose merasa kepala sangat-sangat sakit, Rose masih diam melihat Jaemin tiba-tiba datang, adik laki-lakinya itu menatapnya khawatir. 

"Jaemin..."

Panggilnya samar-samar. "P-please don't go" bibir Rose bergetar hebat,  diraihnya tangan Jaemin,  digenggamnya kuat lengan laki-laki itu.

Jaemin merengkuh tubuh kakaknya, memeluknya erat, kala gadis itu bergetar karena ketakutan,  Jaemin jauh lebih takut karena kondisi kakak perempuannya. 

"I'm in here,  I'll never let you go sist,  please calm down"

Jaemin hanya bisa mengucapkan kalimat itu sembari terus memeluknya,  sesekali menciumi puncak kepala kakaknya karena khawatir.

"Seseorang m-mau b-bunuh kakak..."



Tbc

Gimana? 

Okay,  ini pertama kalinya nulis beginian.

Menurut kalian gimana?



CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum