No Voice-1

9.1K 589 6
                                    

"Bisakah ia tinggal bersamaku?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Karena ia milikku. Hanya milikku."

"Tapi aku ibunya. Ibu kandungnya."

-----------------------------------------------------

Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana sulitnya menjadi orang yang tidak bisa berbicara dengan normal. Tak satu pun kata yang keluar dari mulutnya terdengar jelas saat ia membuka mulut dan mencoba menggerakkan bibirnya. Ia berbeda, tidak seperti orang lain pada umumnya.

Alanis Austin, perempuan berusia dua puluh lima tahun adalah seorang tunawicara sejak lahir. Alanis kehilangan orang tuanya tiga belas tahun yang lalu tepatnya saat kedua orang tuanya tewas dalam sebuah kecelakaan. Berdasarkan pengalaman itulah Alanis dengan nekat berusaha menyelamatkan seorang pria paruhbaya yang pingsan di dalam mobil dengan kondisi mulai terbakar setelah menabrak truk dan trotoar.

Rupanya kecelakaan itu membawa takdir baru pada hidup Alanis ia bertemu dengan sebuah keluarga luar biasa kaya dan baik hati. Berkedok balas budi, beberapa minggu setelah kecelakaan tersebut, keluarga itu meminang Alanis untuk dijadikan menantu. Meminta Alanis untuk menikah dengan anak laki-laki tunggal mereka setelah mengetahui latar belakang Alanis yang sebatang kara. Bagaimanapun keluarga itu merasa berhutang nyawa pada gadis tunawicara tersebut.

Alanis sudah berusaha menolak menggunakan bahasa isyarat yang dengan cepat di terjemahkan oleh salah satu pengawal dari keluarga yang ditolongnya. Jelas ia merasa tak pantas menjadi bagian keluarga kaya tersebut. Namun tidak bagi laki-laki yang akan dijodohkan dengannya, laki-laki itu dengan mudah menerima rencana kedua orangtuanya dan memberikan waktu pada Alanis untuk memikirkan kembali permintaan orangtuanya.
Kebersediaan mereka menerima kondisi Alanis akhirnya membuat Alanis Austin luluh dan mengiyakan pinangan tersebut.

Alanis terbangun dari tidurnya begitu merasa tubuhnya mengigil terkena terpaan pendingin ruangan kamar. Buru-buru ia menarik selimut untuk menutupi tubuh atasnya yang terekspos. Melihat kearah kiri tempat jam berwarna biru berada, membuat Alanis tersentak. Ia kesiangan dan tanpa menimbulkan suara bergegas memungut dan memakai kembali baju tidur miliknya yang berserakan di lantai akibat ulah suaminya semalam.

Selesai membersihkan diri di kamar mandi, Alanis kembali mendekat kearah ranjang untuk membangunkan seseorang yang masih terlelap. Mengguncang pelan tubuh suaminya beberapa kali dan saat kedua mata itu terbuka dengan malas, Alanis akan tersenyum sebelum meninggalkan suaminya membuat sarapan di dapur.

------------------------------------------------------

David Matthew sampai di Black Ocean Group, setelah harus berada lebih lama di jalan raya. Beruntunglah ia karena pertemuan penting dengan mitra bisnisnya belum dimulai.

Pagi ini ia dan Alanis terlambat bangun karena semalaman sibuk dengan kegiatan mereka. Tidak ada yang spesial dari pernikahan seorang David Matthew dan Alanis Austin. Pernikahan yang sudah berjalan hampir enam bulan lamanya itu tidak banyak merubah hidup David selain menyelamatkannya dari rengekan sang ibu yang selalu memaksanya mencari istri. Padahal, ia dan Tuhan tahu pasti bahwa hatinya telah terpaut dengan seorang wanita yang kini telah bahagia dengan lelaki pilihannya. Wanita dengan lesung pipi yang cantik. Cinta pertama David sejak masuk sebuah Universitas di Nottingham.

David menghela nafas duduk bersandar pada kursi kebesarannya. Sekilas memikirkan pernikahannya yang mulai terasa hambar. Sejak cinta pertamanya memutuskan hubungan mereka, David mendedikasikan penuh hidupnya untuk pekerjaan. Terbukti, kini perusahaan yang awalnya ia rintis dengan bantuan sang ayah maju pesat. Perusahaan yang masuk dalam jajaran pemilik armada kapal tanker yang cukup besar di Inggris. Menghantarkannya menjadi pebisnis muda sukses yang namanya selalu dielu-elukan.

No Voice [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang