2

11 0 0
                                    



Felix duduk di salah satu sudut meja Mui Mui Cafe, restoran yang terletak di 653-4, sinsa-dong, Gangnam District.  Walau dia sedang duduk menunggu, tak sedikit pun penantiannya membuat ketampanan di wajahnya berkurang. Wajah Felix memiliki kharisma yang luar biasa. Rambutnya yang rapih cocok dengan kulitnya yang putih bersih dan bibirnya yang kemerahan. Sungguh, dia memiliki modal untuk memiliki pacar yang cantik.

Bulgogi rice dan teh gingseng sudah terhidang di hadapannya untuk dua porsi. Seharusnya ada satu orang yang menemaninya, tetapi nampaknya orang tersebut belum datang. Ah, seharusnya dia memang tidak memesannya terlebih dahulu.

"Hahahaha, apa aku terlihat murahan? " Tiba-tiba Felix seperti menertawakan dirinya sendiri. "Tapi ya sudahlah, bukankah setiap manusia terkadang selalu mengemis cinta? Dan cinta yang ku harapkan kali ini.... sangat layak untuk aku harapkan!"

Tiba-tiba pandangannya menerawang. Pikirannya dihadiri bayangan gadis lain yang sama sekali bukan prioritasnya walaupun "harus" . Gadis itu sedang menunggunya di Seoul Grand Park sana, untuk sama-sama mengisi hari libur mereka. Dan gadis itu adalah pacarnya sendiri: Jessie Zae.

Felix menggelengkan kepalannya dengan kuat. Tidak! Dia tidak boleh sedikit pun merasa iba, sekalipun kepada pacarnya sendiri! Sebab kalau dia iba, dia tidak akan bisa merasakan ketenangan.

Sebetulnya, Felix sudah berjanji akan ke Seoul Grand Park besama Jessie. Namun janji itu harus terpatahkan oleh sebuah permintaan dari Alesy Morg. Alesy adalah gadis yang sangat cantik. Kecantikannya ditopang oleh kenyataan kalau selain menjadi mahasiswi, dia juga adalah seorang foto model. Wajahnya sering muncul di majalah ibukota dan kabarnya dia sudah dikontrak oleh agency iklan. Sepertinya Alesy memperhatikan kalau Felix sedang mengincarnya, hanya saja Alesy belum tahu, apakah Felix sudah punya pacar atau belum.

Tiba-tiba saja lamunan Felix harus buyar saat matanya melihat sosok gadis yang melangkah memasuki cafe ini dengan gayanya yang cuek dan menggambarkan tipikal gadis tomboy.  Gadis itu adalah Sania yang notabenya adalah sahabat erat Jessie.

"Gawat! Bagaimana mungkin ini terjadi?!" umpat Felix sebal.
Dia salah tingakah dan me cari cara untuk menghindar. Secara spontan ditutupi sisi wajahnya dengan telapak tangannya. Sania semakin jalan mendekat.

Felix menyingkir dari kursi dan segera bersembunyi ke kolong meja. Di sana dia jongkok sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya, meskipun sebenarnya tidak ada orang lewar yang akan bisa melihatnya. Posisinya membungkuk terlalu rendah sampai-sampai sebuah benda yang berada di dalam saku kemejanya tergelincir jatuh ke lantai dan berlompatan pelan keluar dari kolong meja.





***

XoXo

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Broken FlowerWhere stories live. Discover now