Aku memukul kepalanya seperti saat Paman James memukulku. Em… ini bukan bentuk balas dendam. Sungguh, dia memang pantas dipukul.

"Mengagetkan saja kau! Ini kan sudah malam, biarkan aku tidur!" Dia mengucek kedua matanya bergantian, lalu berdiri dan naik lagi ke pohon itu.

"Hei, Kenapa kau naik lagi?"

"Aku hendak mengambil kristalmu, Bodoh!"

"Palet! Siapa yang kau sebut bodoh?"

"Tidak. Bukan siapa-siapa." Dia buru-buru melengos.

Saat Palet sampai di tempat dia tertidur tadi, dia memasang ekspresi kebingungan. Tangannya meraba tubuhnya sendiri. Mencari sesuatu. Wajahnya panik, kemudian menoleh ke sekelilingnya. Pandangan matanya terhenti saat melihat sebuah dompet kulit tergeletak di pinggir jalan.

"Lihatlah ke sana, itu tempat kristalmu!" seru Palet sambil menunjuk dompet itu.

Aku langsung berjalan ke arah yang ia tunjuk. Dia pun turun dari pohon dan mengikutiku dari belakang.
Kuraih dompet itu dan membukanya dengan perlahan.

Dompet itu hanya berisi selembar kertas berwarna hijau. Karena tidak puas, aku membaliknya beberapa kali, mencari benda berhargaku, namun nihil. Dimana kristal itu?

"Jangan bercanda, Palet. Dimana kristal itu? Penobatanku seminggu lagi!" kataku seraya melemparkan dompet itu padanya.

Palet menghindar, kemudian memasang wajah panik. "Tidak, Kawan. Aku meletakkan kristalmu di sana. Untuk apa aku bercanda? Lagi pula, setelah kristal itu digunakan, kau akan melepaskan Ibuku. Kenapa aku menyembunyikannya? Aku tidak gila takhta seperti Bibi kita"

Aku mendengus. Kesal. Gagal sudah kesempatanku untuk balas dendam. Aku harus menunggu selama 1000 tahun lagi. Dan sialnya, itu bukanlah waktu yang sebentar.

"Lagi pula jika kristal itu hilang di dunia manusia, bukankan bisa kita mencarinya?"

Benar juga kata Palet. Dunia manusia adalah tempat orang-orang lemah. Kristal itu pasti bisa dicari dengan mudah.

"Kau lah yang pandai melacak, Bodoh! Tunggu apa lagi?" tanyaku sambil memukul kepalanya.

Setelah cukup lama meringis sambil memegangi kepalanya, Palet memungut dompet yang saat ini ada di tanah. Dia menghirup aroma dompet kulit itu dengan serius.
Jika sedang serius, Palet tidak 'lagi' terlihat seperti orang bodoh. Dia justru terlihat sangat berwibawa, membuatku ingin tertawa, namun aku sadar ini bukan saat yang tepat untuk menertawakannya. Kristalku lebih penting!

"Kiara, gadis sebatang kara yang hidup di panti asuhan. Kristalmu ada padanya. Ayo kita ke sana!" Palet menepuk pundakku, kemudian meletakkan dompet yang ia pegang di saku celananya. Setelah itu, dia berlari dengan sangat cepat. Langkahnya bahkan lebih cepat dari kuda di peternakan kami.

Aku mengikuti setiap langkahnya dari belakang. Berusaha menyamai langkahnya, namun dia tetap lebih cepat dariku. Aku baru bisa sejajar dengannya saat dia menghentikan langkahnya. Dia berhenti di sebuah bangunan besar yang cukup ramai walau bulan sudah sejajar dengan kepala kami. Bangunan itu dipenuhi oleh anak-anak.

Jadi, panti asuhan itu tempat anak kecil bermain dimalam hari? Aku mengerti.

Darah mereka tercium sangat manis dan lezat. Untung saja aku sudah kenyang, sehingga aku tidak terlalu tergoda dengan darah-darah muda itu.

Palet memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam udara disini, lalu membuka matanya sambil menunjuk seorang gadis dengan rambut pirang bergelombang yang tengah berdiri membelakangi kami. Rok selututnya membuat betis rampingnya terekspos. Aku sedikit menelan ludah saat melihatnya.

"Jadi, gadis itu yang mencuri kristalku? Berani sekali dia mencuri dari seorang calon raja sepertiku! Aku pastikan setelah ini, dia akan menangis. Memohon maaf di kakiku!"

Aku serius dengan ucapanku. Aku benar-benar akan membuatnya menangis.

"Kau tunggu aku di bawah pohon tempat aku tidur tadi. Tak akan lama, dia akan memohon di bawah kakimu. Memohon ampun, lalu memberikan kristal itu." Palet menyeringai. Aku cukup mengerti apa yang ia maksud. Ia jelas ingin meminum darah gadis itu malam ini.

"Baiklah, percepat langkahmu, Kawan," kataku sambil menyeringai.
Aku berjalan meninggalkannya. Menuju ke tempat yang sudah kami sepakati.

Ini akan seru. Pasti.

*****

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now