Karena tidak ada respon dari penghuni rumah, mereka akhirnya meninggalkan rumah Yuta, dan berjalan menuju rumah Vloryne dengan pikiran kalut. Mereka melaporkan kejadian ini kepada orangtua Yuta, dan orangtua Vloryne.

Flashback off.

----

Aku berjalan menyusuri tempat ini. Tak ada suara. Tidak ada bangunan tinggi, tidak ada pohon. Ini hampir sama dengan tempat putih itu. Hanya saja ini terlihat biru keputihan. Masih lebih baik dari tempat putih itu, karena di sini aku masih bisa melihat warna dan bersyukur mataku berfungsi.

*

Semakin aku berjalan lurus. Semakin membawaku ke tempat rumput dan batuan semacam koral.

Pegal di kakiku mulai menjalar hingga ke paha. Aku duduk sementara di sini. Mengapa ini sangat melelahkan? Padahal ini hanya mimpi. Ah, tunggu bahkan aku tidak tahu ini mimpi atau nyata.

Oke karena yang aku ingat, aku tertidur sehabis memakan permen milik Vloryne.

Ah, Vloryne.

Aku mengingat dia lagi. Sudahlah, jangan membuat dirimu kembali sedih Yuta.

Diam mengamati sekitar, dan pikiran yang menjalar ke seluruh otakku, aku sampai melupakan ikan melewatiku tadi.

"Kemana ikan itu?" gumamku seorang diri. "Itu benar-benar ikan sungguhan atau bukan, ya?"

Tak sampai di sana rasa penasaranku. Ada semak-semak yang bergoyang-goyang, aku segera mendekat. Bersiap menyibak semak-semak itu.

Namun, niatku terurung karena ada sesuatu yang melewati kepalaku. Aku mendongak, melihat apa yang baru saja melewatiku. Tapi, tidak ada. Tidak ada apapun. Aku kembali membuka tanganku, bersiap melihat sesuatu yang membuat semak itu bergoyang.

Dan...

Satu...

Dua...

"Hai!" Aku berseru pendek saat sudah menyibak semak itu. Tidak ada apapun. "Ah... aku pikir, akan ada orang yang menemaniku. Biarpun dia orang jahat sekalipun, aku tidak takut. Yang penting aku di sini tidak sendiri."

Ternyata... di dunia sendirian itu tidak menyenangkan. Sama sekali.

Sangat membosankan rasanya. Andai aku membawa ponselku, aku tidak akan kebosanan di sini. Aku bisa bermain game sepuasnya tanpa ada yang memarahiku.

"Hufftt..." Aku mengela napas.

Kryuttt...

"Aku lapar sekarang." Aku mengusap perutku yang berbunyi. Sudah berapa lama aku belum mengisi perutku?

"*#@+-?;:?*,"

Ah, tunggu, ada suara bisikan dari belakangku. Tapi entah bahasa apa yang aku dengar.

Aku menoleh kebelakangku pelan-pelan. Memastikan bahwa aku tidak sendiri di sini. Dan saat aku memutar tubuhku, tidak ada siapa-siapa di sana. Kosong.

Aku kembali ke tempat aku posisi semula.

"&!;?#@÷\°."

Dengan cepat aku menoleh. Suara bisikan itu sekarang semakin terdengar keras. Seperti berada tepat di balik punggungku. Tapi lagi-lagi nihil.

Aku memastikan lebih lama. Mengamati seluruh pelosok yang masih bisa diterima mataku.

Namun, saat hendak berbalik ke posisi awal, aku sudah dibekap. Mataku, hidungku-ah seluruh wajahku lebih tepatnya. Tanpa sempat melihat siapa pelakunya.

Aku tidak sadarkan diri setelahnya.

***

Kepalaku terasa berat. Mataku terasa sedikit pusing. Bahkan dadaku terasa terhimpit.

Aku membuka mataku, perlahan. Meminimalisir rasa pusing yang beradu dengan kegelapan. Setelah mataku benar-benar terbuka lebar, aku meraba-raba sekelilingku. Ah... ini pasti di lantai tanpa keramik. Teksturnya yang kasar dan lembab membuatku berpikir seperti itu.

Ini gelap. Bahkan aku jadi takut kalau misalnya ada sesuatu yang besar dan mengerikan. Monster misalnya.

Aku beranjak dari berbaring. Badanku sakit seluruhnya. Ini pasti karena aku pingsan terlalu lama. Dan berbaring di lantai semen ini.

Krsek...

Hah? Apa itu penculiknya? "Hei... apa ada orang juga di sini?" seruku menggema ke seluruh ruangan-ya sepertinya ini ruangan-ini.

Tidak ada suara lagi.

"Hei... para penculik, aku bukan orang kaya yang akan memberimu uang. Jadi kau tidak bisa meminta uang tebusan ke orangtuaku," kataku cepat. Aku sempat bergetar saat mengucapkan deretan kalimat itu, tapi menahannya, aku akan terlihat lemah jika aku tidak menyembunyikannya.

Hening tidak ada suara apapun. Hanya ada deru napasku yang terengah-engah. Detak jantungku sangat kencang. Tanganku mulai gemetaran sekarang.

Aku harus waspada. Aku harus bisa keluar dari sini.

Tbc

21 April

Dahlia's note :

SELAMAT HARI KARTINI

Aku update. Selamat membaca.

Maaf kalau kurang seru. Aku sedang berusaha bagaimana caranya bikin cerita yang menegangkan dan seru. Maklum ya, karena aku HANYA penulis amatir yang tidak mempunyai kehebatan seperti penulis amatir lainnya :")

Tau tydac? Aku nulis ini tuh mendadak, tanpa bikin alur-konflik-karakter-atau semacamnya. Jadi kalau ada plot hole, kasih tau yaw. Hehehe.

Thanks you appreciate for this story. //Kiss kiss//

Dahl

🐟🐟🐟

23.58

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now