Chapter 9

10.3K 952 58
                                    

Yunho tahu bahwa pasti saat ini Ayahnya sedang mencari dimana dirinya berada. Ia meninggalkan pesta pernikahan begitu saja. Pikirannya saat itu hanya tertuju pada bayi mungilnya yang akan segera lahir.

Ia ingat janjinya pada Jaejoong.

Dan ia menyesal tidak bisa menyanggupi janjinya sendiri.

"Yun?"

Tapi toh anaknya sekarang sudah lahir. Meskipun masih sangat rapuh sebab ia lahir premature.

"Yunho"

"Eh?"

"Kau melamun."

Yunho menggeleng dan memperbaiki posisi duduknya. Di depan matanya, bayi mungil tanpa nama itu sedang menyusu dengan tenang di dada ibunya.

"Ia belum memiliki nama." Ucap Yunho.

"Boleh aku yang memberikan nama?" Jaejoong menatap Yunho penuh harap. Ia ingin memberikan nama untuk anaknya—setidaknya ada sesuatu yang ia berikan sebelum mereka berpisah.

Ketika Yunho mengangguk, Jaejoong mengenggam jemari mungil bayinya dan memainkannya pelan, "Namamu Jung Changmin."

Tatapan itu berubah sendu.

"Jung, karena di dalam darahmu mengalir darah seorang Jung, dan kau akan menjadi orang yang terhomat dan budiman." Ujar Jaejoong lembut membuat namja bermata musang di sebelahnya tersenyum kecil.

"Dan Changmin, artinya kau kan menjadi sosok yang pintar..." Jaejoong tertawa kecil sebelum melanjutkan ucapannya, "Dan menjadi pemain sepak bola yang handal, karena tendangan hebatmu."

Ketika kata-kata itu terucap, Jaejoong merasa hatinya diiris pelan-pelan. Setiap kata yang terucap bagaikan garam yang ditabur di atas luka. Ia mencintai bayinya.

"Keurae, Jung Changmin. Nama yang bagus." Komentar Yunho ikut mengusap pucuk kepala Changmin yang masih betah di dada ibunya.

Jaejoong diam. Ia lupa kenyataan setelah ia menyerahkan Changmin kepada Yunho, ia tidak tahu akan pergi kemana.

"Tolong jaga Changmin dengan baik."

Tidak.

Yunho tidak menyukai ini.

Perasaan tidak nyaman itu selalu muncul ketika Jaejoong bicara tentang perpisahan mereka. Padahal ia yakin bahwa ia tidak memiliki perasaan khusus pada namja cantik itu.

"Changmin-ah..." panggil Jaejoong pada bayi mungilnya. Ia menghujani pipi Changmin dengan kecupan-kecupan sayang; barangkali menjadi kali terakhirnya melakukan ini.

Ingin menangis.

"Changmin-ah, kalau sudah besar harus bisa membanggakan Appa, arraseo?"

TES

Jaejoong membiarkan air matanya jatuh begitu saja. Tidak rela harus berpisah dengan sosok yang ia kandung Sembilan bulan lamanya. Ia membawa Changmin kemana-mana dan kenyataannya ia akan segera berpisah dengan Changmin.

Hati kecilnya berbisik, kalau memang rasanya seberat ini, betapa ia menyayangkan Changmin harus terlahir premature, ia masih ingin merasakan Changmin bersamanya.

Semua sesuai dengan ucapan Yunho dulu.

Tugasmu hanyalah melahirkan anak itu dan memberikannya kepadaku. Tidak lebih. Setelah anak itu lahir, kita berpisah.

Hidupnya hanya sebercanda itu.

Hidup susah dan harus mengumpulkan pundi-pundi keuangan dengan bekerja di bar, kemudian mengandung anak seorang namja yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. Setelah anak itu lahir, ia hanya akan dibuang layaknya sampah.

HourglassOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz