Chapter 2

11.8K 1K 32
                                    

          

"Kau sudah sadar?"

Wajah tampan lelaki itu terlihat cemas. Ia bangkit dari duduknya setelah lama termenung dan mendekati ranjang rawat dimana ada seorang lelaki bak malaikat yang terbaring pasrah disana. Wajahnya pucat, bibirnya tidak semerah seperti biasanya.

"Kau sudah sadar."

Mata bulat membuka perlahan itu menatap bingung sekitarnya. Bau obat-obatan langsung menusuk indera penciumannya membuatnya mual.

"Maaf." Yunho mendudukan kepalanya menyesal. "Maafkan aku."

"A-aku dimana?" suara itu terdengar serak dan parau. Yunho semakin merasa bersalah dibuatnya.

"Kau di rumah sakit."

Jaejoong menatap Yunho dengan datar; mencoba mengingat kembali kejadian buruk yang menimpanya semalam, lalu mengelus perutnya pelan.

"Aku tidak mengerti, Yun."

Yunho hanya diam.

"A-aku tak mengerti kenapa aku bisa di sini, maksudku-aku tak mengerti mengapa aku bisa berakhir di tanganmu seperti ini, mengandung seorang bayi, lalu terbangun di ranjang rumah sakit dengan keadaan lemah dan aku..."

Ucapannya terhenti. Pandangan masih lurus ke arah jendela sambil sesekali meremas selimut yang membungkusnya.

"Dimana kau mengenalku? Kenapa harus aku? Dari sekian banyak orang yang kau temui, kenapa aku?"

Yunho menghela nafasnya. Harusnya ia sudah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

"Yun,"

Namja tampan itu hanya tersenyum kecut, "Istirahatlah."

"Tidak, jawab pertanyaanku."

"Jaejoong, mungkin aku akan merubah sikapku padamu," bukannya menjawab pertanyaan Jaejoong, Yunho malah mengalihkan topik.

"Yunho-"

"Mungkin aku harus lebih lembut padamu agar kau dan bayi kita kuat."

Ada perasaan aneh saat Yunho mengucapkan 'bayi kita'. Aliran darahnya tiba-tiba berdesir begitu cepat.

Tangan rapuh itu menahan tangan Yunho dengan begitu saja. matanya mencai kedua bola mata Yunho yang terlihat menghindari tatapannya.

"Kau tidak menjawab, Yunho."

CKLEK!

"Annyeonghaseyo."

"Annyeonghaseyo, dokter Lim. Anda datang di saat yang tepat." Ucap Yunho sumringah dan langsung melepas tangan Jaejoong yang bergelayut di pergelangan tangannya saat seorang dokter bersama seorang perawat masuk ke dalam kamar rawat.

"Annyeonghaseyo Tuan Jung, kami datang untuk memeriksa keadaan Jaejoong-ssi. Sementara Jaejoong-ssi diperiksa, mari anda ikut ke ruangan saya sebentar."

.

.

.

Jaejoong muntah lagi.

Sudah sebulan pasca namja cantik itu keluar dari rumah sakit, namun ternyata keadaannya semakin memburuk. Daya tahan tubuhnya sangat lah lemah dan terkadang kakinya tidak bisa menopang berat badannya sendiri.

Seperti saat ini, namja cantik itu terduduk lemas di depan toilet sambil sesekali membersihkan mulutnya dengan tissue. Tubuhnya lemas, bahkan sekalipun dirinya beristirahat di atas ranjang, itu tidak membuatnya merasa lebih baik. Rasanya ingin menangis, tapi ia tidak tahu pada siapa.

HourglassWo Geschichten leben. Entdecke jetzt