Chapter 3

10.5K 990 30
                                    

Yunho terduduk di kursi jabatannya sebagai CEO sambil menandatangani beberapa berkas sebelum akhirnya suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk."

CKLEK

"Permisi sajangnim, ada yang ingin bertemu dengan anda."

Salah satu karyawan perusahaan langsung mempersilahkan masuk seorang namja dewasa—yang terlihat awal kepala enam—yang masih terlihat gagah dalam balutan jas.

"Abeoji."

Mata Yunho bergerak ke kanan seakan menyuruh karyawannya untuk segera meninggalkan ruangannya.

"Lama tidak bertemu, Yunho-ya."

Yunho sedikit tertohok dengan ucapan Ayahnya. Ia memejamkan matanya untuk beberapa saat, mencoba meredam perasaan aneh yang tiba-tiba muncul.

Rasa kecewa itu masih ada. Dimana Yunho menatap nanar kubur yang masih basah, dimana Ibunya dimakamkan, namun Jihoon—ayah Yunho—tidak ada disana. Namja itu sibuk dengan pekerjaannya hingga sampai nafas terakhir istrinya, ia tidak bisa berada disana.

"Pekerjaanku banyak. Jika ada waktu luang aku akan berkunjung."

Jihoon bisa mendengar jelas suara dingin yang keluar dari mulut anaknya. Ia berjalan mendekati kursi kerja Yunho dan mengangkat paksa namja itu sehingga ia bisa memeluknya.

"Abeoji merindukanmu, nak."

Yunho merasakan lengan rapuh itu penuh dengan kesedihan. Dekapan hangat itu kian erat. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul begitu saja. haruskah ia memaafkan ayahnya?

"Maafkan Abeoji." Suara itu terdengar bergetar.

"Yunho. Abeoji akan—"

"Bersabarlah. Aku akan segera memberikan penerus Jung, jadi Abeoji diam saja dan tak perlu mendatangiku lagi."

"Yunho..."

"Jika sudah tidak ada kepentingan, abeoji bisa keluar lewat pintu dimana Abeoji masuk."

"Bukan begitu, Yun. Abeoji ingin menyampaikan sesuatu."

Yunho hanya diam. Tak ingin merespon. Ia membiarkan ayahnya menjabarkan apa yang ingin dikatakannya.

"Menikahlah dengan Chen Xiao."

DEG

"Menikahlah dengannya."

"Menikahlah dan berikan penerus untuk Jung corporation..."

.

.

.

Jaejoong menggerutu di dalam kamar mewah itu. Ia sudah sangat suntuk berada seharian di kamar milik Yunho. Tidak ada yang bisa ia kagumi dari kamar itu selain megah dan besarnya ruangan itu. Lain daripada itu, semuanya hanyalah tumpukan kertas-kertas yang entah apa isinya.

Yunho mengunci pintu kamarnya dari luar. Otomatis Jaejoong tidak bisa kemana-mana selain mondar-mandir di kamar itu.

Tiba-tiba saja ide gila muncul. Jaejoong membongkar laci meja dan mendapatkan sebuah kawat. Dulu ia pernah belajar cara membuka pintu yang terkunci menggunakan kawat.

Langsung saja ia memasukan kawat itu ke dalam lubang kunci sebelum akhirnya ia mendengar suara kunci yang diputar.

CKLEK

"Mencoba kabur?"

DEG

"Yun...yunho."

HourglassWhere stories live. Discover now