a good purpose||2

693 48 2
                                    

"Sudah saatnya aku membalaskan semua perlakuan mereka kepadaku!"
-Anidya Arletta Sihasale-

🌿🌿🌿

Chittt.....

Shopi mengerem mobilnya secara tiba-tiba saat melihat seorang perempuan di depannya ingin menyebrang jalan. Perbuatannya itu membuat Letta yang sudah hampir terlelap menjemput mimpi indahnya terbangun karena terkejut.

Letta menoleh, menatap marah pada Shopi. "Kebodohan apa lagi yang lo lakukan kali ini, SHOPI?" Dia menatapnya tajam.

Shopi mengatur degup jantungnya, hampir saja dia menabrak orang di depannya. "Maaf, Mbak. Itu di depan ada orang mau nyebrang tapi nggak lihat jalan!" Shopi menunjuk ke depan kaca mobil sembari mengatur napasnya. Jika dia sampai menabrak orang itu, dia pasti akan masuk penjara. Ketakutan membuat Shopi berdebar.

"Enggak usah alasan, lo-" Letta menghentikan kalimatnya saat matanya menangkap seorang perempuan yang sedang merapihkan pakaian dan rambutnya. Perempuan yang hampir Shopi tabrak, sayang sekali seharusnya tadi Shopi jangan menekan rem dan tabrakan saja sekalian orang di depan sana.

Senyum sinis pun tersungging dari sudut bibir Letta. Ketika segala bentuk perasaan emosional, amarah, dan sakit hati berbaur menjadi satu di benaknya memunculkan berbagai kemarahan yang tak bisa dia jelaskan satu persatu seperti apa perasaan itu menikam jantungnya. Menumbuhkan perasaan dendam yang berkobar sejak lama di dalam dirinya.

Letta mengambil kaca mata miliknya yang dia simpan di dalam dashboard, memakainya sebelum membuka pintu mobil, lalu keluar dan berjalan mendekati perempuan itu. Perempuan yang menjadi sumber kehancurannya di masa lalu.

"Lo sengaja berdiri di tengah jalan!" ujarnya dengan nada sinis. Letta di balik kaca mata hitamnya menatap perempuan itu.

Mendengar seruan bernada sinis Letta perempuan itu menatap Letta dengan alis bertaut bingung, namun ada rasa tak enak karena dia telah menghalangi jalan. "Maaf, Mbak saya nggak seng-" kalimatnya menggantung di tenggorokan ketika melihat Letta membuka kaca matanya dan tatapan tidak enak itu langsung berubah terkejut. Tatapan yang langsung membuat perempuan itu diam seribu bahasa.

"Nggak heran apa yang orang miskin lakukan di tengah jalan kayak gini!" Tatapan merendahkan dilemparkan Letta pada orang itu. Dia tersenyum angkuh. Senyum yang pernah perempuan itu tunjukan kepadanya tiga tahun lalu dan sekarang keadaan justru berbalik.

"Lo mau menabrakan diri
lo kan? Supaya lo bisa minta ganti rugi pada mereka yang menabrak lo? Cih, menjijikan, udah jatuh miskin sampai lo rela melakukan itu!" Letta berdecak, perempuan di depannya terdiam kaku.

Tidak lama Shopi yang sudah mengendalikan diri karena ketakutannya yang hampir menabrak orang, keluar. Di dekati perempuan yang tadi hendak ditabraknya. "Maaf ya, Mba, saya hampir saja nabrak-"

"Lo nggak usah minta maaf! Justru seharusnya tadi lo tabrak aja si miskin ini, Bodoh!" Letta menatap tajam pada asistennya. Shopi menunduk takut. Apa katanya? '
Meminta maaf? yang benar saja, Shopi tak perlu melakukan itu.

Perempuan di depan Letta bungkam tak berani berkata-kata, lebih dari itu dia masih terkejut melihat sosok Letta di depannya. Sosok yang menatap datar kepadanya. Sosok yang hampir tidak dikenalinya karena penampilannya yang jauh berbeda dari tiga tahun lalu.
S

A Good Purpose (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang