Sekolah Sang Juara

18 0 0
                                    

T

erlihat suasana perpustakaan penuh dengan dengan Bapak dan Ibu guru Sekolah Sang Juara. Seperti biasa, Rabu siang tepatnya setelah jam makan siang, seluruh guru Sekolah Sang Juara berkumpul untuk melakukan up grading. Biasanya diisi oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dan terkadang dari guru atau yayasan.

Bapak Drs. H. Abdullah, itulah nama ketua Yayasan Sekolah Sang Juara yang pada siang hari ini akan menyampaikan kepada kami tentang bagaimana membangun sekolah yang luar biasa dengan input siswa yang biasa dan biaya terjangkau.

"Para dewan guru Sekolah Sang Juara yang dirahmati Allah. Sekolah adalah sarana untuk membentuk dan mendidik anak agar anak siap untuk menghadapi hidup dan memiliki pengetahuan dan akhlak yang baik. Maka pendidikan ini menjadi hak wajib manusia, apakah itu orang miskin ataupun orang kaya. Tapi ironisnya, pada zaman sekarang ini banyak ketidakadilan dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan yang berkualitas itu hanya memihak kepada orang kaya saja. Terbukti dengan mahalnya harga yang harus dibayar orangtua untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang yang unggul dan baik kualitasnya. Adapun sekolah untuk orang miskin itu sangat miris sekali kondisinya, mulai dari kurangnya perangkat dan sarana penunjang pendidikan, sampai lemahnya dalam bidang SDM. Karena SDM yang baik dan berkualitas pasti akan memilih sekolah yang yang menghargai ilmu yang dimilikinya, sedangkan sekolah yang miskin tidak mampu memenuhi apa yang diminta oleh pendidik, maka jadilah sekolah yang biasa tetap biasa dan sekolah yang luar biasa dari sarana dan penunjang yang lainnya menjadi luar biasa. Dan ini yang menjadikan anak orang miskin tetap miskin dan orang kaya akan semakin kaya karena dibekali dengan ilmu yang maksimal.

"Sebagai seorang pendidik, kita mesti bisa untuk melawan penjajahan dalam pendidikan, kita harus bisa memberikan keadilan kepada peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang baik walaupun dengan keadaan siswa biasa dan biaya yang terjangkau. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja keras dan kerja cerdas dan saling membantu antara sekolah, orangtua, dan murid itu sendiri. Serta bantuan dari pihak luar, stake holder dalam memenuhi kebutuhan sekolah agar maksud tersebut tercapai.

"Ada beberapa cara atau strategi dalam mencapai tujuan tersebut:

1. Menanamkan paradigma ke anak didik bahwasanya semua orang itu adalah sama. Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang malas yang tidak mau memunculkan potensinya. Tanamkan pada diri anak bahwasanya dia adalah hebat, terbukti dengan lahirnya dia ke dunia ini melalui kompetisi antar sperma yang berjumlah milyaran.

2. Tanamkan niat dalam diri anak bahwasanya tujuan dia terlahir ke dunia adalah untuk ibadah dan menjadi kholifah di dunia. Untuk mencapai tujuan itu, semua orang harus tahu caranya ibadah dan caranya menjadi kholifah, dan semua itu bisa didapat dengan belajar.

3. Sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, harus bisa menciptakan inovasi dalam belajar, karena setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda. Dengan karakteristik yang berbeda, maka besar kemungkinan cara belajar pun berbeda. Di sinilah seorang guru harus mau meng-upgrade dirinya.

4. Guru adalah digugu dan ditiru. Seorang guru yang semangat akan menghasilkan anak didik yang semangat, seorang guru yang inovatif akan menghasilkan anak yang kreatif. Karena dalam sekolah, guru memiliki peran sentral dalam mendidik dan menjadi rujukan dan bintang yang akan ditiru seorang murid.

5. Tersedianya lingkungan yang kondusif dengan berbagai kegiatan yang harus di-setting untuk pendidikan. Dengan istilah lain, di sekolah, apa pun yang didengar, dilihat, dirasakan oleh seorang murid itu semua harus mengandung unsur pendidikan. Misalnya dengan penerapan wajib membawa buku ke mana pun, tanggung jawab dalam membersihkan sekolah, menghormati guru dan yang lebih tua, semua harus ada unsur pendidikan.

6. Menanamkan dalam jiwa anak gemar membaca dan menulis. Karena ilmu itu tidak sekadar yang dipelajari di sekolah, tapi lebih luas lagi, ilmu itu apa yang kita baca, baik dari buku, internet, koran, atau media lainnya.

7. Tanamkan dalam jiwa guru, murid, dan orangtua murid segala sesuatu itu adalah takdir dari Allah SWT. Dan kita senantiasa harus dekat denga Allah. Kita harus yakin ketika kita dekat dengan Allah, ikhtiar maksimal, maka apa yang kita inginkan akan dikabul oleh Allah.

"Dari itu semua, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut kita harus memahami dan mengubah paradigma kita bahwa:

1. Menuntut ilmu itu harus punya niat yang lurus, yaitu semata-mata karena Allah atau lillahitaala. Tidak karena pekerjaan, gengsi, atau lainnya.

2. Tanamkan ke diri murid bahwasanya tidak ada anak yang bodoh, bahwa semua anak adalah juara.

3. Sekolah harus bisa memberikan sarana dan prasarana yang mendukung pendidikan, dan guru harus mengetahui cara belajar yang cocok dengan karakteristik siswa.

4. Guru harus senantiasa meng-upgrade diri agar bisa mengimbangi perkembangan zaman dan menjadi inspirasi anak didik.

5. Terciptanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan cara menciptaka lingkungan sekolah sebaik-baiknya, sehingga apa yang dilihat, didengar, dilakukan siswa itu ada unsur pendidikannya.

6. Tanamkan dalam diri guru dan siswa jiwa suka membaca, menulis, dan agamis.

"Demikian apa yang bisa saya sampaikan, mudah-mudah bermanfaat bagi kita semua. Aamiin."

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 15.00, pertanda telah selesainya waktu untuk kami para guru Sekolah Sang Juara dalam mengikuti pemaparan yang sangat luar biasa yang disampaikan oleh ketua yayasan kami, dan kami mendapatkan ilmu yang mungkin tidak didapatkan di bangku kuliah.

Terpikir dalam benak Pak Herman, bagaimana membuat siswa-siswi di Sekolah Sang Juara ini menjadi juara yang sesungguhnya. Dan beliau yakin, ketika seorang guru bisa menciptakan siswa-siswi yang mempunyai mental juara, secara otomatis guru itu juga menjadi guru sang juara.

Sekolah Sang Juara by Dede Andriyana dkkWhere stories live. Discover now