Tell Me

863 108 2
                                    

"Bagaimana aku bisa mempercayai mu?" Tatap Jaebum tegas pada Jinyoung.

"Kalau aku jelaskan Detektif akan percaya pada ku?" Tanya Jinyoung. Jaebum mengangguk kecil

"Aku Park Jinyoung, jurusan Patologis. Aku salah satu anak dari korban disini. Aku memiliki Psychometric dan Synesthesia." Jinyoung menatap yakin Jaebum.

Psikometri dan sinestesia?

Jaebum menatap anak itu dengan seksama. "Apa yang membuat ku percaya padamu Jinyoung.."

"Aku kesini untuk menyentuh barang barang dengan begitu aku mendapat Visualisasi apa yang terjadi pada hari itu, dengan sineste-"

"Aku butuh bukti. Sekarang cium ini" Jaebum menyentuh tembok dan menyodorkan jarinya kearah Jinyoung

Jinyoung mencium aroma tersebut. "Ah warnanya seperti abu-abu" Jinyoung menatap Jaebum

"Dapat visualilasi?"

Jinyoung menggeleng. "Tandanya kau harus pergi dari sini!" Jaebum menarik tangan Jinyoung yang mencicit minta dilepaskan

"A-ah biarkan aku menyentuhnya! Aku bisa membantu, kumohon Detektif Im! Oh ayolah Detektif..." Jinyoung mencoba melepaskan genggaman tangannya pada Jaebum

Jaebum tetap tak menjawab pekikan dari Jinyoung. Saat sudah sampai depan dari gedung penjara itu Jaebum menghela napas

"Maaf sikap ku tadi Jinyoung tapi jika kau disini, kau bisa saja merusak TKP secara tidak sengaja dan jika kau menyentuhnya.."

Jaebum berhenti sebentar menatap Jinyoung

"Bisa saja kau jadi buronan mendadak"

Jinyoung membesarkan matanya. "Hah?! Tapi kenapa? Hey Detektif memang nya kalau mereka mendapatkan sidik jariku disalah satu ruang TKP mereka akan memenjarakkan ku?!" Pekik Jinyoung yang emosi nya agak memuncak sekarang

Jaebum menatap santai Jinyoung. "Ku pikir anak seperti kau polos ternyata tidak" Jaebum masih menatap Jinyoung yang sedang menatap nya sinis

"Yasudah terserah suatu saat pasti kau akan membutuhkan ku! Lihat saja nanti!" Jinyoung berjalan dengan santai. Kesal! itulah yang dirasakan Jinyoung sekarang.
"Haish ada ada saja anak kuliah zaman sekarang" Jaebum berjalan keparkiran mobil dan memberikan perintah pada Polisi yang ada disana

"Tolong jaga TKP penting ini dengan benar jangan ada yang masuk okay?"
Jaebum mengendarai Mobil dengan kecepatan sedang. Jaebum melirik kearah spion kirinya

Haruskah aku membawa nya?
Jaebum mengerem mobilnya itu tepat di depan Jinyoung. "Wah siapa ini? Kurang ajar sekali dia berhenti didepan ku"

Jinyoung mendekati mobilnya dan mengetuk kaca mobilnya. "Ahjussi buka kacanya, kau sengaja y-" kata-kata Jinyoung terputus ketika melihat wajah Jaebum yang memandang lurus jln

"Ah kan benar kata ku. Haha, akhirnya kau membutuhkan ku kan Detektif Im" Jinyoung menutup mulutnya dan ber-woah ria

"Hey tuan muda, cepatlah masuk kedalam mobilku. Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu"

«»«»«»«»«»

"Asal kau tahu... aku akan menemukan pelaku yang telah membunuh ayah ada ibuku di penjara Seoul" raut wajah Jinyoung mengeras I menahan air matanya yang kn mengalir

"Baguslah, berapa lama lagi kau lulus Park Jinyoung?" Tanya Jaebum. Jinyoung menoleh kearahnya dan tersenyum kecil. "Sedikit lagi hyung. Aku akan menerima gelar Ph.D ku"

Jaebum menunggu kata-kata selanjutnya dari mulut Jinyoung. "Itu terasa hampa tanpa kedua orang tua ku detektif, aku merindukan mereka" Jinyoung mengusap air matanya kasar lalu tersenyum kembali

"Aku akan datang dikelulusan mu Park Jinyoung, anggap aku Hyung mu sekarang" Jaebum tersenyum kecil

Aku akan ingat ini selalu Jinyoung, kelulusan mu akan membawakan hasil yang bagus.

Entah kerasukan apa tapi Jaebum ingin sekali melihat Jinyoung dan korban lain puas karena bantuannya bersama tim Forensik

Setelah Jaebum mengantar pulang Jinyoung, ia segera menuju rumahnya. Ketika menjejakan kaki dirumahnya, Jaebum kembali teringat bagaimana kesalnya wajah Jinyoung

Ia paham sekali apa yang dirasakan oleh Jinyoung. Ia seorang memokinesis tak akan ada satupun memori yag terbuang begitu saja

"Haruskah aku Menelpon nya malam ini? Ah tidak Jaebum-ah kau tak bisa mengganggu Korban, baiklah seduh teh dan lanjutkan apa yang diperlukan kau ini" .

Setelah bermonolog ria, Jaebum lebih memilih mandi lalu menyeduh teh untuk merelaksasikan tubuhnya

21.47 (waktu seoul)

Jaebum sibuk dengan laptop nya ia membaca ulang berita meski ia tahu apa saja yang terjadi.

Saat sedang asyik membaca berita, Jaebum mendapatkan telpon dari Youngjae

"Halo?"

"Hyung, besok datanglah keruang autopsi aku ingin membuktikan sesuatu"

"Iya ku usahakan begitu Youngjae-ah, terimakasih"

"Bukannya memang harus seperti itu? Baiklah hyung sama sama selamat malam"

"Ya selamat malam Youngjae"

Jaebum kembali mengingat apa yang dikatakan Jinyoung. "Abu-abu ya, itu seperti warna yang sinkron dengan keadaan"

"Ah, lebih baik aku harus tidur" Baru saja Jaebum melangkah kekasur, Handphone yang ada diatas nakas nya berdering

"Hyung ini ak-"

"Tak bisa tidur?"

"Ah sepertinya begitu, aku lumayan gugup dengan Kelulusan ku nanti dan test untuk masuk ke Tim Forensik Nasional Korea"

Jaebum tertawa kecil

"Yeah yang harus kau lakukan adalah mental, kau akan menerima gelar mu itu bukan? Ph.D benar?"

"Hm mh, kau akan datang kan?"

"Janji adalah janji Jinyoung-ah"

"Bantu aku hyung, aku mohon"

"Akan kubantu sebisaku Jinyoung"

"Terima kasih hyung"

"Sama sama, kau harus tidur sekarang Jinyoung. Malam"

"Terimakasih hyung, selamat malam"

Jaebum menutup telponnya dan melelapkan tidurnya itu dan pastinya ia akan sibuk sekali untuk esok dan seterusnya












Dedek bek kakak

Voment dund

Luv u~

«LOOK» [JJP]Where stories live. Discover now