Could It Be Him?

61 6 0
                                    

Sinar mentari menyinari jendela kamar Della. Sedangkan yang punya masih tertidur pulas, dengan berbalutkan selimut hangat yang menutupi tubuhnya saat ini. Pantas saja dia belum bangun dari tidurnya, karena cuaca agak dingin namun cerah memungkinkan pulasnya untuk melanjutkan tidur.

"Non Della, bangun non udah siang!" Teriak Bi Tiem pembantu baru di rumah Della sembari menggedor gedor pintu kamar Della.

"Hemm iya, kenapa?" Sahut Della dari kamarnya sembari mengucek kedua matanya.

"Udah siang non, jam enam lebih lima belas menit. Non Della ga berangkat sekolah emang non? Atau hari ini libur ya non?"

"Hah! jam setengah 7 kurang? What? Gue pasti telat nih." Della melirik jam dinding didepannya, sekejap matanya membulat sempurna.

"Iya non, buruan mandi ntar telat non. Bibi siapin makanan dibawah dulu ya non,"

"Iya Bu."

"Gawat gue harus ngapain nih? Ah itu apaan, eh emm ngapain ya? Aah iya iya mandi, nah mandi." Gumam Della panik sendiri mondar mandir lalu memutuskan untuk segera mandi.

Tak perlu waktu lama Della selesai mandi dan sudah siap dengan seragam sekolahnya. "Bu Della berangkat dulu ya," Ucap Della lari terburu buru dari tangga berpamitan ke Bi Tiem.

"Tunggu non!! Ini bekalnya udah bibi siapin." Ucap Bi Tiem menyodorkan kotak makan berwarna pink dan air minum yang sudah ia siapkan dari tadi untuk Della.

"Ga usah Bu, nanti Della beli dikantin saja, asssalamu'alaikum." Della mencium punggung tangan kanan Bi Tiem, lalu mengicir lari meninggalkan Bi Tiem ditempat.

"Tapi non, ini..." Bi Tiem memperlihatkan kotak makan yang menyedihkan.

"Wa'alaikum salam," Jawab Bi Tiem menghembuskan nafas pasrah.

Della berlari ke garansi mobil, namun orang yang ia cari tidak ada disana. Della melihat motor matic nganggur, jadi Della memutuskan untuk menaiki motornya ke sekolah. Toh mungkin jalanan saat ini sudah macet, jadi sangat tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan roda empat.

Cuaca saat ini sedang lumayan mendung, maklum mungkin akan datang musim penghujan.

"Argh bodo amat deh mendung, pake motor aja biar cepet." Della mengambil motor miliknya yang tak lama ini baru ia beli. Alasannya si buat keliling kompleks sambil motoran santai gitu, kalo ga ya buat sekali jalan jalan gitu katanya.

Della melajukkan sepeda motornya dengan kecepatan lumayan. Dengan gesitnya dia menyalip kendaraan yang ada didepannya saat itu. Setelah beberapa menit kemudian akhirnya dia sampai juga diparkiran sekolah.

"Alhamdulillah nyampe dengan selamat, hufftt... akhirnya gue ga telat juga." Ucapnya melepaskan helm pink dan meletakkannya di kaca spion motornya.

"Hustt cantik, tumben bawa motor?" Rayu salah satu murid cowo yang berada di parkiran dekat parkiran motor miliki Della.

"Hmm."

"Pagi pagi jangan jutek gitu neng,"

"Bodo amat." Sahutnya sejutek mungkin.

"Lo anak baru kan?"

"Buset dah, segitu cepatnya orang orang disini tau gue siswa baru disini. Segitu tenarkah gue?" Batinya.

"Iya, kenapa?"

"Wistt, boleh dong kita kenalan dulu. Tenang gue termasuk cowo most wanted di sekolah ini kok." Ucapnya dengan pede. Della mutar bola matanya malas.

"Hidihh, pede amat nih cowo jadi most wanted aja bangga. Bangga tuh kalo kita punya prestasi." Batin Della.

"Kenalin gue Alan Nugroho, anak Ips." Cowo itu menyodorkan tangan kanannya kepada Della.

RADELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang