Part 17 ( Tentang Rasa )

10.4K 487 43
                                    

Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara yang baik, kerena dengan itu kamu tidak perlu mengubah atau memaksakan suatu keadaan untuk berbalik kepadamu. Setidaknya kamu hanya menyakiti perasaanmu saja .

🌸🌸🌸

Dari kejadian syila dan hafizh yang kembali tepat jam 22.00 kepesantren sangat membuat semua keluarga serta santri khawatir. Mereka berangkat dari pesantren untuk ke pasar, untuk membeli bahan yang tidak tersedia di toko, namun sampai larut malam tidak kunjung kembali membuat keluarga panik dan sempat melapor kepada pihak kepolisian, namun pihak kepolisian tidak menerima laporan dalam waktu kurangn dari 24 jam.

Umi yang khawatir akan keadaan syila dan hafizh sempat ingin terjun langsung mencari, namun seluruh keluarga melarangnya dan mencoba menghubungi nomor telepon hafizh yang tidak kunjung ada jawaban.

Tibanya syila dan hafizh ke pesantren menimbulkan banyak pertanyaan dari para keluarga yang menghawatirkan kondisi mereka berdua. Umi, dia adalah orang yang menyambut kedatangan syila serta hafizh dengan tangis bahagia, seolah umi telah mendapatkan sesuatu yang berharga yang telah lama hilang.

Setelah di perkirakan cukup untuk syila serta hafizh di persilahkan untuk menceritakan kejadian yang menimpa mereka. Baik syila maupun hafizh masing-masing menceritakan awal kejadian yang mereka alami. Setelah semuanya di rasa cukup serta usul abi yang mengisyaratkan untuk syila dan hafizh dipersilahkan istirahat.

Hafizh pergi ke kamarnya sedangkan syila kembali ke asrama dan di sambut bahagia oleh sahabat-sahabatnya.

"Masyaa Allah syila, kamu pulang. Coba aku check tidak ada yang kurangkan?" Ucap syintia memutar-mutar tubuh syila dan memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Namun syila tidak merespon.

"Masyaa Allah syila kuuuuuuhh." ucap sisil serta gadis bersamaan dan berhamburan memeluk syila.

"Stooooooopppp, tunggu guys. Sepertinya ada yang salah dengan syila. Aku check kembali." ucap syintia dan beralih memegang jidat syila.
"

Tapi kok gak panas ya?" Ucap syintia.

"Aehh, emang teh syila ini sakit ya?" Ucap gadis dan dibalas gelengan oleh sisil.

"Hallo, maaf ya sayang-sayang kuh. Dengarkan aku baik-baik." ucap syila kini membuka suara.
"Aku baik-baik saja dan senang bisa kembali kesini bertemu kalian semua" ucap syila berteriak lalu pergi mengambil bantal dan melemparnya ke arah sahabat-sahabatnya tersebut. Syintia,sisil serta gadis membalas lemparan syila dengan kembali melempari syila dengan bantal.

📖📖📖

Setelah melaksanakan sholat dan membersihkan badan hafizh Memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur sedang yang terdapat di kamarnya. Hafizh sedikit memutar kejadian tadi siang saat dirinya terjebak dalam satu mobil bersama dengan syila. Hafizh sedikit menarik sudut bibirnya mencetak lengkungan tipis mengingat kejadian tersebut. Hafizh terbangun mencoba merogoh saku celananya yang di pakai tadi siang, dia mengingat sebuah amplop berwarna biru muda dia tau pemiliknya adalah syila. Hafizh penasaran akan isi dari amplop tersebut, segera tangannya meraih isi dari amplop tersebut dan memperlihatkan sebuah kertas yang terdapat banyak kata di dalamnya.

Surat?

Pikir hafizh mengerutkan keningnya.

Surat untuk siapa, orangtuanya kah?

Hafizh mulai membuka kertas tersebut dan membacanya.

He Is My Ustadz (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang