Begini ini cinta?

2 0 0
                                    

Sepanjang malam Kira nyaris tak tidur. Hatinya gelisah ingin tahu keadaan Ivan. Belajar tak bisa konsentrasi, makan pun tak lagi selera. "Ivan, dimana kamu? Kenapa kamu? Baik-baik saja kah? Kenapa tak datang sesuai janji?"

Huh! Kira mendengus galau.. yeah, perasaan macam apa yang membuatnya kacau seperti ini? Cinta monyet seperti masa SMP yng selalu di ingkarinya? Aduh... Kira menggerutu.. kalau cinta saja sesakit ini, bagaimana patah hati? Kenapa Ivan hari ini tak menepati janji? Tapi Ivan yang dikenalnya, selalu tepat janji. Pasti ada apa-apanya ini.. Ivannnn.. arrrgghhh!!!

Hampir subuh baru Kira tertidur. Tidak bisa lama. Mama sudah ribut membangunkannya karena ada jadwal kulih pagi. Padahal ia sedang bermimpi bertemu Ivan, bukan dilapangan parkir, bukan.. tapi di sebuah taman yang penuh bunga, kupu2.. dan..

"Kira.." suara berwibawa pak Regar mengagetkannya. Ini kedua kalinya hari ini, ia tertidur di kelas. Astaga..

"Kamu semalam ronda? Nampaknya ngantuk sekali.."

"Iya pak, maafkan saya. Ada urusan keluarga sehingga saya tidak tidur.. maafkan saya.." Kira memamerkan puppy-eyes nya berlagak imut .. pak Regar menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya sudah. Kamu kerjakan tugas tambahan membuat kisi-kisi materi saya, untuk 3 bab ya.."

Kira menepuk dahinya ingin protes.. tapi kemudian mengangguk, tersenyum. Ia harus sebisa mungkin bersikap tenang dan sabar. Begitu pesan mamanya selalu dan selalu.

Nyaris pukul 16.00 kelas bubar. Kira beranjak malas. Cuci muka sejenak mungkin menyegarkannya, sebelum ia ke parkiran. Menunggu Ivan. Ivan! Mengingatnya saja, selalu membuatnya tersenyum dan bersemangat kembali. Kira segera bergegas ke luar kelas. Hampir menabrak seseorang yang berdiri di depan pintu...

"Maaf, eh! Lho... Ivan??" Kira terkejut. Dadanya terasa menggelora seperti padang pasir yang tetiba jadi taman indah penuh bunga bermekaran. Ivan tersenyum. Topi yang bertengger di kepalanya menyempurnakan penampilannya... Kira terpana.. ini malaikat?

"Aku sengaja menunggumu di sini tadi.." Ivan menjelaskan, "Maafkan aku kemarin tak bisa datang.."

"Oh.. iya.." Kira gugup. Tak pernah disangkanya Ivan yang dulu pendiam, berani muncul menjemputnya di depan kelas. Ini benar-benar kejutan.

"Yuk.." Ivan meraih tangan Kira yang langsung gemetar, "Masih sore, kita jalan-jalan dulu.."

Kira mengikuti langkah Ivan dengan pipi yang memerah dan jantung berlompatan.

"Tanganmu dingin sekali Ivan.. kamu gak apa2?" Kira menyentuh pipi Ivan, "Wajahmu juga agak pucat.."

"Gak apa. Ndeso saja akunya, gak tahan ac.. hehe.."

"Ohh.."

Di depan pintu Fakultas mereka berpapasan dengan beberapa mahasiswa tingkat atas.

"Ki...." Tommy langsung menyapa. Wajahnya berubah begitu melihat Ivan Yang menggengam tangan Kira dengan erat.

"Iya bang, maaf saya ijin tak ikut kumpul-kumpul kelas kali ini ya.. mau ada perlu dulu..." Kira tersenyum. Ia bisa merasakan Ivan mempererat genggamannya.," mmm.. kenalkan ini.."

"Saya Ivannya Kira.." Ivan menyela menyalami Tommy.. astaga, Kira hampir tersedak. Ivannya Kira?

"Seperti pernah lihat kamu .. di mana ya?" Rama, teman Tommy ikut menatap Ivan lekat.

"Mari, kami pergi dulu.." Kira mengikuti Ivan tanpa berani menoleh. Ia tak bisa membayangkan gunjingan dan pertanyaan yang akan membanjiri chatnya nanti soal .. Ivan...

**********

Hampir dua jam Ivan dan Kira seolah tak kehabisan cerita di taman kampus. Tak ada hentinya tertawa dan becanda, sesekali terjeda dengan beberapa mahasiswa yang lewat yang menyapa Kira.

"Kamu populer rupanya ya Ki.."

"Biasa aja ah.."

"Aku jadi cemburu.."

"Halah, lebay.. kamu biasanya pendiam Ivan... tumben cerewet.."

"Aku ingin menghabiskan hari ini denganmu.."

"Ampun deh gombalnya.. dulu tak pernah kamu begini.."

"Sejujurnya,.."Ivan meraih tangan Kira, ".. Seandainya bisa, aku ingin waktu berhenti sekarang. Dan aku bisa terus begini, bersamamu, selamanya..." Ivan menatap Kira serius. Kira salah tingkah. Belum pernah dia diperlakukan begini.

"Aduh Ivan.. sudah, jangan gombal. Geli nah.."

"Aku akan menjagamu selalu Kira... i promise.."

Kira tergagap. Hanya mampu tersenyum. Pipinya basah..

"eh.. janji?"

"Janji. Aku akan menjagamu... "

Keduanya bertatapan, tersenyum bahagia..

DejavuWhere stories live. Discover now