5. Special Comment

126 8 71
                                    

Hai, bertemu lagi dengan saya, Dr. Noh dan asisten saya, Tobot R. Kali ini saya akan menampilkan hasil wawancara saya dengan para dosen di Fakultas Hukum Universitas Negeri Kota Daedo, yang notabene adalah rekan kerja dan sahabat-sahabat saya. Seperti apa hasilnya? Simak ulasan di bawah ini.

Notes:
1. Setiap pertanyaan bisa
    dijawab oleh pihak lain, jadi
    bukan satu orang saja
2. Bayangkan kalau suara
     mereka mirip dengan suara
     mereka di serial Tobot
     dimana:
      x Diluk     : Tobot Season 2
      x Sora       : Tobot Season 2
      x Towers  : Tobot Season 3
      x Majeeko: Tobot Season 3
      x Angela   : Tobot Season 3

.
.
.

Apa pendapat kalian tentang anak didik kalian yang bernama Nathan, Kory, Dylan, dan Ryan?

Sora      : Biar aku yang
                 menjawab
Dr. Noh: Silakan

Ehem. Menurutku, Nathan itu anak yang baik, ramah pada semua orang, rajin, pekerja keras, dan tulus dalam menolong orang. Maka dari itu, saya dan dosen lain tidak segan-segan memberinya A++ untuk semua mata kuliah yang dia ambil meski nilai mata kuliahnya hanya A atau B.

Untuk Kory, awalnya dia seperti Nathan. Tetapi, lambat laun dia berubah. Entah apa masalahnya kami tidak tahu. Tetapi, kami berterima kasih padanya.

Kory: Be-berterima kasih untuk
           apa, bu? (Ketakutan)
Sora: Karena sukses membuat
           kami pusing dengan nilai-
           nilaimu yang hancur dari
           Semester Tiga sampai
           Semester Enam
Kory: Ma-maaf, bu (menunduk)

Tetapi, beruntung dia bisa memperbaikinya di semester berikutnya. Beruntungnya lagi, mata kuliah yang nilainya hancur tidak begitu banyak jumlahnya. Jadi, empat tahun kuliah bisa dia sabet. Dan lagi-lagi aku tidak tahu apa alasan dia menjadi semangat dan fokus lagi dengan kuliahnya.

Kory: Hehehe, ceritanya panjang,
           bu (nyengir kuda)
Sora : Terserah. Aku tidak peduli
Kory: 😁😁😁😁

Untuk Ryan, sebenarnya dia sama dengan Nathan namun akhirnya sama parahnya dengan Kory walau mungkin berbeda kasus. Namun akhirnya dia kembali ke dirinya yang dulu, sama seperti Kory. Jujur, meski aku senang dia kembali ke dirinya yang seharusnya, tetapi itu membuatku kecewa karena akhirnya dia lulus dengan masa studi tepat empat tahun. Padahal dia bisa seperti Nathan.

Ryan: Maafkan aku, bu 😞
Sora : Hn 😑

Terakhir untuk Dylan. Dia benar-benar parah. Awalnya tidak separah Kory. Tetapi, sejak Semester Tujuh, dia semakin kacau dan akhirnya hancur. Aku pun dibuat kaget karena ternyata dia anak dari sahabatku, begitu pula dengan Ryan dan Kory. Ah, dunia ini sempit, ya?

Kory: Jadi, orang tua kami
           adalah sahabatmu?
Sora: Ayahmu dan Ayah Dylan
           adalah sahabatku. Jika kau
           ingin tahu seperti apa
           kisah kami secara singkat,
           kau bisa membaca Chapter
           Jeda Iklan di karya Author 
           Reyne Dark yang berjudul
           Jomblo Ngenes vs Jomblo
           Happy
Kory: Baik, bu
Sora : Hn 😑

Lalu, apa pendapat kalian tentang Dolly dan Layla?

Diluk    : Kali ini biar aku yang
                menjawab
Dr. Noh: Baiklah, silakan

Ehem. Menurutku, Dolly itu...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sampah

Dolly: Cih!

Tidak sopan, seenaknya sendiri, sombong, dan kacau. Jika kau ingin menjadi preman, bukan di kampus tempatnya. Silakan pergi ke kampung kumuh atau ke jalan. Kampus itu tempat mahasiswa menimba ilmu dan menjadi pribadi yang baik, bukannya menjadi bodoh dengan pribadi buruk sepertimu!

The Comment from Jomblo Ngenes vs Jomblo Happy CharactersWhere stories live. Discover now