59 - Goodbye Meyra

Mulai dari awal
                                    

"Hm,"

"Singkat banget!" Sindir Adara.

"Biasa aja," Balas Kenan santai.

Sesampainya didepan gerbang putih yang begitu besar nan mewah, Adara bersama Kenan turun dari dalam mobil dan disambut hangat oleh seorang satpam ber-name tag Sarkun.

"Cari siapa?" Tanya Pak Sarkun.

"Resya, Pak." Jawab Adara sopan.

"Oh, non Resya. Temennya ya? Ayo silahkan masuk,"

Adara menoleh pada Kenan yang hanya menatapnya datar.

"Iya terimakasih, Pak."

"Ayo saya antar," Pak Sarkun mempersilahkan Adara dan Kenan untuk masuk kedalam halaman rumah tersebut.

"Maaf, Tuan muda yang tampan," Panggil Pak Sarkun pada Kenan.

"Kenapa?"

"Mobilnya boleh dibawa masuk saja, biar saya yang pindahkan,"

"Tidak terimakasih, kami hanya sebentar disini," Balas Kenan datar.

"Oh iya, mari-mari,"

Pintu rumah besar nan mewah itu terbuka, memperlihatkan sebuah pemandangan yang begitu luar biasa bagi Adara. Semuanya mengkilap. Pikir Adara.

"Silahkan!"

Adara dan Kenan mengangguk lalu duduk disebuah kursi didalam ruangan besar itu.

"ADARA! KEPAV!"

Terdengar suara teriakan seorang perempuan dari atas, Resya. Gadis itu berjalan cepat menuruni anak tangga.

Ketika sampai didepan Adara, Resya segera memeluk erat tubuh Adara yang hampir terhuyung kebelakang.

"Aku kangen banget sama kamu, Adara!"

"Aku juga," Balas Adara.

Resya mengurai pelukan itu.

"Kamu mau jemput aku sekolah kan, Adara? Ayo kita pergi sekarang aja." Ucapnya semangat.

"Eh kamu udah sarapan?" Tanya Adara.

"Salah Adara! Seharusnya aku yang nanya gitu, kamu udah sarapan?" Tanya Resya balik.

"Udah kok,"

"Yaudah ayo kita pergi sekarang aja," Resya menarik tangan Adara untuk keluar dari rumah itu.

Lah? Mereka pikir Gue supir? . Batin Kenan tak terima.






******









A

dara dan Kenan berjalan santai di koridor lantai dua menuju kelas mereka. Resya? Entah kemana gadis itu, sepertinya sudah mendapat teman baru.

"Adara!"

Adara dan Kenan menghentikan langkah mereka kala mendengar suara panggilan yang tak asing lagi bagi mereka.

Adara berbalik diikuti oleh Kenan.

"M...meyra,"

Meyra tersenyum manis padanya, bukan senyum paksaan atau senyum misterius. Tapi kali ini adalah senyum yang tulus.

Meyra mendekat pada Adara, langsung saja gadis itu mendekap tubuh Adara.

Adara tentu saja kaget, dan dia tidak bereaksi apapun. Otaknya terlalu sulit untuk mencerna ini semua.

"Maafin Gue! Maaf!" Suara Meyra terdengar bergetar.

"Maaf kalo selama ini Gue selalu berusaha buat ngerebut apa yang Lo punya. Gue terlalu egois. Maafin Gue, Gue nggak bakalan tenang kalo Lo belum maafin Gue!"

Adara menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Kemudian tangannya bergerak untuk mengelus pelan  pundak gadis itu.

"Gue udah maafin Lo, jauh sebelum Lo minta maaf sama Gue!"

Entah Adara harus percaya atau tidak pada Meyra yang meminta maaf padanya. Apakah ini hanya tipuan belaka?

"Gue nggak mau Lo benci sama Gue!" Meyra mengurai pelukan itu.

Meyra mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah kotak kecil berwarna ungu dan etah isinya apa.

"Buat Lo,"

Meyra menyerahkan kotak itu pada Adara.

"Ini apa?"

"Sebagai tanda permintaan maaf Gue, walaupun Gue tau ini nggak bakal cukup buat semua ucapan Gue sama Lo. Ini juga adalah kenangan dari Gue, supaya Lo selalu inget sama Gue yang selalu nyakitin Lo!" Meyra menghapus air matanya.

"Meyra, m...maksud Lo apa?"

"Hari ini adalah hari terakhir Gue di Indonesia, besok Gue bakal pindah Ke Jerman."

"J...jerman? Tapi kenapa?"

"Enggak kenapa-napa."

Adara tak tau lagi harus mengatakan apa. Yang pasti ia bingung dengan semua ini. Tapi kalau memang benar Meyra tulus meminta maaf padanya, maka Adara pun tulus memaafkannya.

"Sekali lagi Gue minta maaf atas semua perilaku dan perbuatan Gue yang mungkin nggak bakal pernah bisa Lo maafin."

"Gue udah maafin Lo!"

"Lo baik Dar, nggak seharusnya Lo kenal Gue yang jahat ini,"

"Lo nggak jahat, hanya ego yang menguasai diri Lo. Buktinya sekarang Lo mau berubah. Gue harap juga, Lo nggak bakal lupain Gue ditempat yang baru." Ucap Adara tulus.

"Gue nggak akan lupain Lo!"

Adara tersenyum manis padanya.

"Kenan..."

Kenan yang hanya menatap pemandangan didepannya dengan datar pun menatap Meyra dalam.

"Gue minta maaf atas semua perbuatan Gue yang nggak pernah baik sama Adara juga Lo. Apalagi Gue berusaha mati-matian buat ngerebut Lo. Maafin Gue!" Ucap Meyra dengan menundukkan ke

"Gue udah maafin Lo!" Balas Kenan datar.

Meyra mendongakkan kepalanya. Semudah itu Kenan memaafkannya? Ia kira Kenan akan membenci dirinya.

"Terimakasi, kalian orang baik. Lo jaga diri ya Dar, jangan sampe ada orang lain yang datang seperti Gue. Sekarang Gue mau ke ruangan kepala sekoalah buat urus kepindahan Gue."

Adara hampir saja meneteskan air matanya. Meyra kembali memeluknya, memeluknya dengan erat seolah tak ingin berpisah dari Adara.

"Kenapa? Disaat kita baru akan membentuk sebuah persahabatan, Lo pergi." Ucap Adara bergetar.

"Gue pergi biar Gue bisa lupain semua perbuatan Gue sama Lo! Gue bakal selalu inget malaikat seperti Lo, Dar. Gue mau kita jadi sahabat!"

"Ya kita sahabat!"

Peluakan itu, adalah pelukan pertama dan terakhir yang diberikan Meyra untuk Adara. Pelukan persahabatan yang terasa menusuk jiwa. Meyra akan pergi, pergi ketempat yang sangat jauh dan mungkin tidak akan kembali lagi ke Indonesia.

Goodbye Meyra.
























































GOODBYE MEYRA HUAAA...
ADA YANG NANGIS? AKU NGETIKNYA NANGIS SENDIRI.

EH BTW AKU MAU NANYA NIH, YANG BARU BACA ADARA, ADA YANG ERROR NGGAK SIH? MAKSUDNYA DI BEBERAPA PART ADA KATA-KATA YANG HILANG?

KALAU ADA KOMEN YA KALAU NGGAK ADA YA ALHAMDULILLAH.

OKE VOTE KOMEN JANGAN LUPA DAN JANGAN MEMBENCI DIRIKU YANG SELALU NGARET INI WKWK.

SEE YOU NEXT PART.


SALAM
DESFIKAARDERA

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang