[28]

3.1K 364 4
                                    

Jaehyun dan Nara menjalani kehidupannya seperti biasa. Mengurus rumah, kedua anaknya dan Jaehyun fokus pada pekerjaannya.

"Yang..." Kata Jaehyun membuka pembicaraan.
"Kenapa?" Jawab Nara sambil fokus membereskan kamarnya yang berantakan karna Raska membawa semua mainan ke kamarnya.
"Seandainya aku berhenti kerja, gimana?"
"Sebentar, aku beresin dulu ini. Biar enak ngobrolnya."

Setelah selesai, Nara menghampiri Jaehyun yang duduk di sofa tv kamarnya.
"Kamu berhenti, perusahaan siapa yang urus hm?"
"Aku bukan malu punya suami gak kerja, tapi kamu udah dititipin sama Papa dulu buat ngurusin perusahaan itu yang."

Memang, Jaehyun merupakan anak satu-satunya dan Ayahnya yang minta Jaehyun untuk mengurus perusahaan miliknya.

Bukan tanpa alasan Jaehyun mau berhenti bekerja, ia berpikir ingin punya banyak waktu lebih bersama Nara dan kedua anaknya. Menemani Nara mengurus kedua anaknya, melihat pertumbuhan kedua anaknya tanpa menunggu cerita dari Nara.
Tapi Nara khawatir jika Jaehyun tidak punya kesibukan, dia malah ngerasa sumpek di rumah.

Ditambah lagi Kyeona dan Raska tidak sepenuhnya di rumah karna mereka harus sekolah dan ikut les.

"Anak-anak juga sekolah. Kan bisa kamu pulang kerja sama mereka, pas libur juga."
"Jangan ya? Aku masih bisa ngurus anak-anak sendirian." Kata Nara.

Ia mencoba meyakinkan Jaehyun, agar mengerti maksud dirinya.

"Ya udah iya, tapi jangan ngomel terus ya kalo aku tiba-tiba bolos kerja karna pengen ngabisin waktu di rumah."

Nara cuma ngangguk dan tersenyum tipis.




Handphone Nara terus berdering, tapi Nara tetap fokus pada masakannya.

"Yaaaaaaang hp kamu bunyi terus ini." Teriak Jaehyun sambil mengambil handphone Nara ke dapur.

"Siapa sih?" Tanya Nara penasaran.

"Taeil." Jawab Jaehyun ketus.

Raut wajah Nara berubah saat mendengar nama Taeil. Ia merasa ketakutan setelah Taeil menjadikan masalahnya kesempatan untuk mendekatinya.

"Kok gak diangkat?" Tanya Jaehyun.

Dengan cepat Nara menggelengkan kepalanya, memberi jawaban tidak. Ia sangat menunjukkan ketakutannya dihadapan Jaehyun.

Bukan karna berlebihan, tapi Taeil sudah bersikap keterlaluan terhadap Nara.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Jaehyun yang melihat Nara berbeda dari biasanya.

Nara mengangguk gugup.

"Sayang, kenapa?"
Jaehyun berdiri mendekati Nara yang masih fokus memasak. Ia langsung mematikan kompornya dan menarik Nara keruang tengah.

"Cerita sama aku. Gak biasanya kamu denger nama Taeil jadi kaya gini, kenapa hm?"

Nara ragu untuk menceritakan masalah ini pada Jaehyun, karna ia takut Jaehyun marah atau bahkan bisa mencari Taeil saat ini juga.

"Katanya gak akan ada yang ditutupin lagi dari aku." Ucap Jaehyun sambil menggenggam tangan Nara.

"Bilang, atau aku marah?"
"Pilih mana?"
Jaehyun berusaha membujuk Nara agar mau menceritakan tentang hal ini, bukan hanya karna cemburu tapi Jaehyun khawatir Taeil melakukan hal yang tidak diinginkan pada Nara.

Setelah lama terdiam akhirnya Nara memberanikan diri untuk menceritakan ini pada Jaehyun.

Nara menarik nafas dan membuangnya kasar, menatap Jaehyun dengan gugup. Pelan-pelan ia menceritakan semuanya pada Jaehyun.

Dan saat mendengar inti dari cerita Nara, Jaehyun terlihat sangat menahan emosinya. Nara terus menggenggam tangan Jaehyun dengan erat, mencoba menenangkan Jaehyun.

"Aku gak tau ini berlebihan atau enggak, cuma aku gak ngira aja Taeil bakal sejahat ini sama aku."
"Disaat aku terpuruk mikirin masalah rumah tangga kita, dia ngambil kesempatan." Ucap Nara dengan nada sedih.

Jaehyun langsung menarik Nara kepelukannya, ia merasa bersalah juga karna tidak bisa menjaga Nara.

"Maafin aku yang, aku gak bisa jaga kamu." Untuk kedua kalinya Jaehyun merasa seperti ini.
"Ternyata feeling aku bener dari dulu kan, aku gak suka dia deket sama kamu bukan tanpa alasan. Dan bener aja kejadian kaya gini."

"Aku gak kepikiran dia bakal sejauh ini, tapi kenyataannya beda. Aku kira dia tulus."

"Udah ya, gak usah dipikirin lagi. Aku bakal terus jaga kamu."
"Kalopun dia mau temuin kamu, temuin aja gak apa-apa. Aku temenin, mau tau sejauh mana dia bakal terus kaya gini." Kata Jaehyun.

Nara mengangguk setuju dengan saran Jaehyun.





"Jemput anak-anak gak?"
"Sama Mbak Lana aja, aku capek banget. Kerjaan rumah juga belum beres." Kata Nara sambil berjalan ke dapur.
"Ya udah aku sendiri aja, kamu di rumah."
"Hati-hati ya, jangan lama-lama yang."
Jaehyun mengangguk dan langsung berjalan keluar rumah.

"Mbak, tolong lanjutin masaknya. Saya ke kamar dulu." 

Saat masuk ke kamarnya, Nara mendengar handphonenya berdering. Lagi-lagi panggilan masuk dari Taeil. Sempat ragu-ragu untuk menjawab telponnya, tapi ia ingat perkataan Jaehyun.

"Ya, haloo?" Sapa Nara.
"Kemana aja Ra? Aku telepon gak pernah dijawab." Tanyanya disebrang sana.
"Kebetulan kamu telepon pas aku lagi gak pegang handphone, ada apa?" Tanya Nara to the point.

Taeil mengajak Nara makan malam bersama di luar, tanpa bilang pada Jaehyun. Nara hanya mengiyakan apa yang diminta Taeil.

"Ya udah sampai ketemu nanti malam."

Tanpa basa-basi Nara langsung menutup teleponnya. Sebenarnya Nara merasa gelisah tapi ia selalau ingat ucapan Jaehyun.


Nara kembali ke dapur sambil menunggu Jaehyun dan kedua anaknya pulang, ia menyiapkan untuk makan siangnya.



"Adek jangan lari-lari sayang. Tasnya simpen dulu ke kamar, terus makan sama Papa ya." Ucap Jaehyun sambil sedikit berteriak karna Raska masuk ke rumah sambil berlari.

"Siaaaap Papa."

"Kakaknya mana yang?" Tanya Nara yang tidak melihat Kyeona ikut pulang dengan Jaehyun.
"Dia ada les, kamu lupa jadwal les dia ya?"

"Ya ampun, maaf lupa. Kamu nunggu lama tadi di sekolah?"
Jaehyun menggelengkan kepalanya memberi jawaban tidak, "Tadi Raska yang bilang sih. Aku nunggu di mobil gak lama Raska dateng hehehe."
"Syukurlah kalo gitu. Yaudah makan dulu, abis itu ada yang mau aku bicarain sama kamu."

Jaehyun mengerutkan dahinya dan menatap Nara penasaran.

All With You ; Jung JaehyunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon