Ringtone HP

1.6K 102 42
                                    

Case = DR2

Hiyoko's POV

Akhir akhir ini, semua orang di kelas sibuk dengan ponsel atau gadget mereka.

Bahkan Kazuichi, Jeruk Busuk (read = Mikan), Nidai dan Gundham juga memakainya. Setiap hari, mereka tertawa tawa di kelas melihat ponsel mereka atau apapun itu, kalau tidak ya sibuk dengan ponsel lagi. Aku jadi dikacangin.

Cuih, nyebeliiiiin!

Awalnya aku tak terpengaruh. Toh masih ada Mahiru, Akane juga tidak mampu buat beli ponsel ('Mending beli makanan!' katanya), dan Ibuki masih bisa diajak ngobrol walau masih memegang ponselnya. Aku biasa saja.

Namun sejak dua hari lalu, Mahiru mulai ngacangin aku dengan bermain ponsel dan tidak ngobrol denganku! Dasar setan kotak sial, apa kerennya sih kau? Berani beraninya merebut Mahiru-chan!

Maka dengan kesebalan (sekaligus heran) yang luar biasa, aku membeli ponsel di suatu gerai. Bukan keluaran terbaru, lebih murah sedikit. Cukup merogoh kocek banyak dari kantungku. Namun kali saja aku bisa chat dengan Mahiru, kan? Heheh-

Duh, fantasiku.

Aku ke asrama Angkatan 77, memasuki kamarku, dan secepat kilat bergulingan di selimut dan bantal, memandangi ponselku itu. Aku sudah diajari cara memakainya oleh penjual, untung saja. Pulsa? Kuota? Sudah! Komplit.

Aku semakin bersemangat untuk mencoba ngechat Mahiru. Baru beberapa detik senyum riangku tersungging, aku sudah manyun kembali. Sialnya aku melupakan sesuatu yang penting.

....Aku tidak tahu nomor Mahiru.

***

"Pagi!" Ibuki sudah berisik pagi pagi dengan gitarnya, memasuki kelas dengan bunyi 'genjreeeeeeng' dan pose rock and roll mengiringi. Sekelas menjawab, kemudian fokus pada kegiatan mereka kembali.

Ibuki meletakkan gitarnya, duduk di meja dengan santainya. Aku perlahan mendekat. "Err, hei-"

Gadis itu menoleh padaku cepat. "YA?"

"Cih, jangan ngomong kencang kencang, dasar bodoh! Aku cuma mau minta nomornya Mahiru!" aku melipat tangan, memberengut kesal.

Ibuki sendiri tertawa. "Aaaa, jadi Hiyo-chan sudah punya ponsel? Ibuki baru tahu!! Sini, kukasih nomornya," jemarinya merampas ponsel yang kusembunyikan di belakang tubuh.

Gadis bertanduk dua itu mengetikkan sesuatu dengan cepat di keyboard ponselku, dan dengan cepat ia mengutak atik ponselku. Aku sedikit tidak suka, ia berlagak semuanya miliknya, urgh.

"Yattaaaaaa, selesai! Ibuki bahkan sudah mengundangmu ke grup kelas!!" ia menyeringai, menyerahkan ponselku padaku, mengetikkan sesuatu ke ponselnya sendiri.  "Kalau yang ini nomor Ibuki. Nanti kita bisa chat bareng!"

Aku memandang layar ponsel yang masih terasa asing. "Oke, makasih deh

Ibuki nyaris terlonjak dari bangku.
Ia mencubit dirinya, berkomat kamit, batinnya mungkin menjerit 'HIYOKO BILANG MAKASIH!?!???' dan ia sudah berseru lantang tanpa dosa, "SAMA SAMA, HIYOKO-CHAN!"

"BERISIK BANGET SIHHH!!" Fuyuhiko sudah menggebrak meja. Gadis bertanduk dua meminta maaf canggung.

****

Huuuuuuuh.

Aku memandang lagi layar ponsel di tanganku. Masih agak gengsi ngechat Mahiru.

D-dimana mana cowok yang mulai chat duluan, kan?? Tiba tiba kalimat itu melintasi benakku. Beberapa detik kemudian aku menggeleng kesal.

Idih, kita aja cewek.

"Hiyoko, hai!" Mahiru mendatangiku. Ponselnya di saku.

"Oh. Hai, Mahiru," aku memasang senyum.

Mata Mahiru memandang ponsel di tanganku. "Itu ponsel? Sejak kapan kau punya?"

Celaka! Aku sedang melihat kontak Mahiru sebelumnya. Aku tercekat, menurunkan tangan kebawah meja. Pergulatan tangan kecil terjadi antara Mahiru yang kepo dan aku yang gensi.

Jiit-
Tanpa sengaja, jemariku menekan tombol memulai panggilan.

Ringtone ponsel Mahiru berbunyi cukup nyaring. Ia kaget, memeriksa pponselnya, dan mematikan panggilannya. Bunyi ringtone tak terduga Mahiru membuat sekelas terdiam sesaat.

Doraemon.

"Ketahuan, yaa-" Mahiru tersenyum cengengesan yang out of characternya banget.

"Gapapa kok, semua orang juga punya ringtone yang berbeda!" Kazuichi menunjuk ponselnya. "Aku sih, Hime Hime!"

Sekelas sweatdrop.

"Yaelah, ponsel Pekoyama aja ringtonenya opening windows, kok,"!ceplos Ibuki, disertai suara kaget Peko  dari kursinya.

.
.
.
Dan sekelas mulai perang memutarkan ringtone ponsel masing masing, namun berakhir dengan Yukizome-sensei yang akhirnya sebal dan menyuruh kami semua mematikan ponsel.

Gagal abis ini story anjer :"


RecehronpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang