Usia Jeno sudah cukup dewasa, tidak mungkinkan dia cemburu pada David yang umurnya baru 5 tahun.

Taeyong masih melirik tingkah kedua anaknya itu. Dari tadi begitu rusuh dan berisik. Matanya melirik Mark yang hanya diam, seperti tidak terganggu sama sekali dengan keributan yang di lakukan dua adiknya itu.

Dugh,

Mata Mark yang tadi menatap ponsel kini menoleh kesamping, begitu juga dengan Taeyong dan Jaehyun yang melirik ke belakang melalui spion.

"Mama~, hiks"

David mengerucukan bibirnya, matanya basah. Jeno yang ada disampingnya hanya melihat dengan wajah datar. Melihat bagaimana adiknya itu menangis di sampingnya

"Jeno kamu apakan David?" tanya Taeyong pelan

"Aku tidak melakukan apa-apa, David kepentok pintu sendiri bukan aku"

Taeyong hanya bisa menghela napas, mencoba sabar dengan semua tingkah anak-anaknya.

"Sakit kak, tadi kak Jeno mendorong David,, hiks"

David menendang perut Jeno, merangkak ke arah Mark baru saja menyimpan ponselnya dan meraih tubuh David untuk didudukkan di pangkuannya

"Kapan Kak Jeno mendorong David, jangan fitnah"

"Tadi, ihh Kak Jeno suka lupa ingatan, hiks"

"Bukan lupa, orang memang kak Jeno tidak mendorong David"

"Ini buktinya apa. Hiks. Kepala David benjol. Sakit Kak Mark, huwaaa"

Taeyong dan Jaehyun hanya saling memandang, tidak tau harus membela dan memarahi siapa. Baik David ataupun Jeno sama-sama suka membuat ulah dan seperti biasa, kesalahan juga ada pada mereka berdua. jadi untuk apa mereka membela salah satu jika semuanya salah. Bukankah tidak baik jika membeda-bedakan salah satu di antara mereka.

David yang mengadu pada Mark kini masih sesegukan karena menangis, sedangkan Jeno sang tersangka hanya melihat kesal David.

"Astaga, sampai kapan akan menangis. Jadi anak laki-laki jangan cengeng" ucap Jeno

"Jeno~" tegur Taeyong lembut

"Apa sih Ma, memang benar kan. David cengeng. Begitu aja menangis" balas Jeno

"Sebenarnya jika di ingat-ingat, kamu lebih parah dari pada David, Jen" sahut Mark

"Parah apanya. Aku tidak cengeng seperti David"

Jeno menjulurkan lidahnya saat David melihatnya, dan itu membuatnya mendapat pukulan dari tangan kecil David.

"Setidaknya David tidak akan sakit jika berpisah dengan Mama, tidak sepertimu"

Jlebb,

Jeno seperti di tampar dengan ucapan Mark. Bagaimana bisa kakaknya membuat ucapan menyakitkan seperti itu. Ya walaupun itu adalah fakta, tapi memang harus ya Mark mengucapkannya di depan David. Bukankah ini sama saja Mark merendahkan harga dirinya

"Apaan sih Kak Mark. Siapa juga yang seperti itu" sangkal Jeno

"Tapi sepertinya apa yang di katakan Mark benar" sahut Taeyong yang membuat Jeno mengecurukan bibirnya.

Ini namanya tidak adil. Kenapa dia di serang oleh dua orang sekaligus.

"Kapan aku sakit saat di tinggal Mama. Tidak ingat aku" ucap Jeno kesal

"Apa harus aku sebutkan saat Mama tidak pulang dari butik 1 malam dan kamu tidak bisa tidur dan berujung deman karena kelelahan menunggu Mama waktu itu. Aku masih ingat waktu itu kamu bahkan sudah SMP bukan anak kecil lagi" kata Mark sambil tangannya menggosok kepala Devid yang memang sedikit benjol

My Family (End) {Book 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang