BAB 1

20.3K 406 2
                                    

"Pagi nenek cantik!" sapa Sekar pada pada Benek Puspa, yang lagi duduk bangku panjang, di taman belakang rumahnya.

Ini minggu keduaku, bekerja sebagai perawat Nenek Puspa, dirumah yang besar dan sepi ini.

Selain cantik, di usianya yang sudah tua. Nenek puspa sangat baik padaku, jadi aku rasa aku betah kerja disini.

"Pagi Sekar, kau sudah datang ?"sahut Nenek melihat ku berdiri di sampingnya.
Aku tersenyum, dan merapikan syal Nenek Puspa yang berantakan, karena tiupan angin pagi.

"Itu foto siapa Nek?" tanya ku melihat foto yang di pegang nek Puspa.

" Duduk sini Sekar." Nenek menunjuk tempat kosong di sebelahnya.
Nenek puspa memberikan foto itu pada ku sesaat setelah aku duduk.

"Dia Oscar, cucu Nenek satu-satunya."
Aku menatap foto pria itu yang sudah ada di tangan ku.

" Tampan, "batin ku.

"Bagaimana, cucu Nenek tampan kan ?"ucap Nenek seperti membaca pikiran ku.

"Wajar kalau cucu nenek ganteng, karena Nenek juga cantik," sahutku dan tersenyum.

"Nenek sudah tua, tidak cantik lagi," sahut Nenek tersenyum hampir tertawa.
Nenek meraih tangan ku dan mengajak ku masuk ke dalam rumah.

" Ini fotonya, Nek," ucap ku hendak memberikan foto itu ketangan Nenek.

"Simpan saja,"ucap nenek menarik tangan ku agar segera masuk ke dalam rumah.

" Buat apa foto ini aku simpan, Nek?" tanyaku dalam hati.

                             ***********

Selesai olah raga, Oscar langsung mandi, kemudian rapi-rapi untuk berangkat ke kantor. Dia seorang CEO, di perusahaan peninggalan orang tuanya, yang sekarang di kelolah nya.

Usia Oscar sekarang sudah 30 tahun, banyak teman, dan rekan kerja berniat menjodohkannya dengan putri, atau adik mereka. Tapi Oscar menolak, jujur sampai saat ini, dia belum berniat untuk menikah.

Tiba-tiba Oscar teringat Nenek nya, sudah lama dia tidak mengunjungi Nenek nya,
walaupun dia sering menelpon, tapi paling sedikit sebulan sekali dia pasti mengunjungi Nenek nya.

Saat sampai di kantor Oscar mengeluarkan handpone dari sakunya, dia ingin menelpon Neneknya, begitu handpone ada di tangan, nama Nenek puspa pun muncul di layar handponenya.

"Panjang umur!" batinnya tersenyum.

"Iya Nek," ucapnya setelah menggeser tombol hijau di layar handpone.

"Oscar. Kau tidak ada niat lagi,  mengunjungi Nenek mu ini, hah ... ?"

"Pastilah Nek aku ada niat, aku sangat merindukan Nenek, tapi belakangan ini pekerjaan ku sangat banyak Nek, Oscar pasti datang kok Nek, tapi tidak dalam waktu dekat ini Nek, jangan marah ya Nenekku yang cantik."

"Ya sudah, jaga kesehatanmu jangan terlambat makan, walau kamu sibuk,"omel Nenek .

"Iya Nenekku, sayang."

"Oscar, bagaimana kau sudah punya pacar?"

Oscar menarik napas."Belum Nek, sudah lah Nek, jangan di bahas lagi!"

"Yaaaaaa, sudah. Semangat kerjanya cucu ku!"

"Iya Nek," sahut Oscar dan menekan tombol merah dan tersenyum.

                              ***********

"Hayyooooo !Nenek abis teleponan sama siapa? kok senyumnya bahagia banget, Nek?" tegur Sekar memegang pundak Nenek dengan kedua tangannya.

Nenek puspa tersenyum."Cucu Nenek" terang Nenek Puspa.

"Owhhh, begitu. Kirain ada calon Kakek baru?"canda Sekar.

"Ihhh, kamu ada-ada aja, Kakek mu tak tergantikan, di hati Nenek," ucap Nenek sambil tertawa.

"Nyonya Nenek, sarapan sudah siap!"ucap Bu Julai.

Bu julai, asisten rumah tangga disini, tapi Nenek sudah menganggapnya seperti anak.
Bu Julai selalu memanggil Nenek Puspa dengan Nyonya Nenek.

"Iya, ayo, Sekar dan julai kita sarapan,"ajak nenek.
Nenek puspa memang selalu mengajak Bu Julai dan aku sarapan atau makan siang bersama di meja yang sama.

"Sekar ...  kamu udah punya pacar?"

"Hemmm, belum Nek, lagian Sekar belum berpikir ke arah sana."
Nenek tersenyum. Dan meneruskan makannya.

Seperti biasa, setiap pukul lima sore, aku selesai kerja, saat hendak membuka pintu gerbang, Nenek Puspa memanggil ku."Sekar tunggu sebentar!"

"Iya, Nek," sahut ku, saat Nenek mendekat.

"Nenek mau minta tolong sama Sekar, bisa kan?"

"Apa itu, Nek? "

"Begini, cucu Nenek sudah lama tidak kemari. Nenek khawatir dia kenapa kenapa."

"Bukankah, tadi, Nenek baru teleponan Nek.?"

"Iya, tapi Nenek belum tenang, kalau belum melihat langsung, jadi Nenek minta tolong sama kamu, liat dia di apartement nya, ini alamatnya."Nenek memberiku secarik kertas di tangan ku.

Sekar tersenyum." Baiklah Nek, Sekar sekarang ke sana."

"Ehhh, sebentar." Nenek menarik tangan ku." Ini, buat ongkos taksi ya."

" Ga usah, Nek," ucap ku segan.
Nenek memasuk beberapa lembar uang ke dalam tas ku.

" Kamu hati-hati ya Sekar!"ucap Nenek melambaikan tangan.

"Iya, Nek. Sekar pergi ya Nek, selamat sore Nek," pamit ku juga melambai kan tangan.

                           **********

Saat Sekar sampai di depan pintu apartemaent Oscar.

Sekar menarik napas, sebenarnya dia merasa aneh, datang ke tempat orang, yang tidak atau belum dia kenal, sama sekali.

Sekar pun menggerakkan tangannya untuk menekan bel yang ada di sisi pintu,
Sudah lebih dari lima kali Sekar menekan bel, tapi tak ada tanda-tanda akan ada seseorang membuka pintu.

"Sepertinya tidak ada orang, besok saja aku datang lagi," pikir Sekar dan saat dia berbalik di menabrak tubuh seseorang.

"Maaf, "ucap Sekar tanpa menoleh.

"Tunggu!" suara pria itu membuat Sekar berhenti. Tapi masih belum menoleh ke sumber suara, yang di dengarnya.

"Sedang apa kau di depan pintu apartement ku ?"

Sekar langsung berbalik, dan menatap pria yang di hadapannya.

"Kau Oscar? " tunjuk Sekar.

Oscar menatap wanita itu heran.

"Perkenalkan, namaku Sekar."

"Aku tidak bertanya nama mu nona, aku bertanya mengapa kau ada di depan pintu apartement ku? Dan dari mana kau tau namaku?" tanya Oscar mendekat.

Sekar pun mundur, karena Oscar semakin mendekat.
"Ak—aku, di suruh Nenek Puspa, untuk melihat keadaan mu?"sahut Sekar gugup.

Oscar menatap curiga pada Sekar.

"Kau tidak percaya pada ku?"

Oscar menggeleng kan kepalanya.
" Siapa kau...?"

"Sudah ku bilang. Aku Sekar!"

"Maksud ku, bukan namamu?"

"Ohh," ucap Sekar mengerti.

"Aku ... yang merawat Nenek Puspa," terang Sekar.

                              ********


#SEKAROSCAR❤

SEKAR ( Complete )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum