Ritual (Sehun x OC)

13 1 0
                                    

"Kau yakin tidak melupakan sesuatu?"

Sehun mendengus samar memandang Tyra yang berusaha menyamai langkah panjangnya. Sehun tersenyum singkat, saat Tyra sengaja menghentikan langkah kali ini.

"Aku sudah membawa tasku, ponsel dan juga dompet. Aku tidak lupa membawa sesuatu," ujar Sehun mengusap puncak kepala Tyra lembut, namun gadisnya mendengus.

"Ada apa?"

"Tidak apa-apa," jawab gadisnya cepat sembari berlalu kali ini. Dan lagi. Iya, Tyra memang seperti itu. Gadisnya memang sering sekali memusuhinya karena hal-hal sederhana yang bahkan Sehun sendiri tidak tahu penyebabnya. Dan seperti hari ini, Tyra sudah berulang kali menanyakan hal yang sama. Ya, tentang sesuatu yang mungkin Sehun lupa—yang bahkan Sehun tak yakin ia melupakan apa.

Sehun sarapan dengan sepotong sandwich tadi pagi, jika Tyra memang bermaksud akan menegurnya karena ia lupa akan untuk sarapan. Sehun juga sudah membawa tas ranselnya, yang ia isi dengan tugas kuliahnya, jika Tyra khawatir Sehun akan kembali ke rumah hanya karena tugas kuliahnya yang tertinggal.
Dan Sehun sudah menjemput Tyra. Ia juga membawa helm seperti yang Tyra ingatkan tiap hari sebelum berangkat. Semua ia lakukan dengan baik hari ini.

Lalu apa? Apa yang ia lupa sekarang?

"Jadi apa lagi sekarang?" tanya Sehun yang sudah kesal kiranya. "Ada yang lupa aku lakukan? Atau sesuatu yang lupa kubawa? Atau...apa?" tanyanya yang tak sabar. Tyra sudah berada di hadapannya sekarang, tapi gadis itu tidak menatapnya.

Dan selalu seperti ini. Padahal tadi pagi, Tyra menyapanya dengan begitu hangat. Senyumnya juga begitu cerah. Apalagi rambutnya sengaja ia kuncir ekor kuda, yang Sehun begitu sukai dari gadis itu. Baginya Tyra terlihat begitu cantik jika seperti itu.

"Tidak apa-apa. Ya sudah, ayo pulang. Sudah selesai kan?" tanya Tyra terdengar kesal sebelum ia melenggang pergi sekali lagi. Untuk kesekian kalinya Sehun merasa gemas sendiri.

Sesampainya di depan rumah, Tyra hanya diam. Oh tidak, Tyra bahkan diam di sepanjang perjalanan. Tidak seperti biasanya. Bahkan saat Sehun berusaha mengajaknya berbicara, Tyra hanya menjawab seperlunya. Dan untuk sepanjang perjalanan, Tyra juga sama sekali tidak berpegangan padanya!

"Terima kasih," ujar Tyra yang sudah turun dari motornya beberapa menit yang lalu. Sehun tersenyum, berharap Tyra mengatakan sesuatu, namun gadis itu menunduk saja. Bahkan setelah memberikan helm milik Sehun, gadis itu sudah bersiap akan masuk ke dalam rumah—tanpa menawarkan Sehun untuk berkunjung!

Gatal, Sehun berdecak.

"Sudah begitu saja?" tanya Sehun tidak tahan lagi. Tyra menghentikan langkahnya dan memandang Sehun dengan wajah datar. Mengerti Tyra mungkin tidak memaafkannya, Sehun hanya mendengus samar.

"Baiklah kalau begitu."

Sehun beranjak dari motornya, meletakkan helm yang tadi Tyra berikan padanya dan berjalan mendekat pada gadisnya. Dengan lembut ia menarik tubuh mungil gadisnya ke dalam pelukan.

"Ya sudah, kalau begitu. Aku pulang ya?" ujarnya mengelus punggung Tyra lembut sebelum ia mengecup puncak kepala gadisnya sayang. Sehun memandang gadis itu sebentar sebelum ia mengembangkan senyumnya, tapi Tyra masih keras kepala untuk tidak membalas senyumnya.

Merasa kalah, Sehun melepaskan pelukannya dan hendak pergi. Namun ia menghentikan langkahnya saat Tyra dengan lembut menarik ujung jaketnya.

"Ada apa?" tanya Sehun bingung, namun Tyra tak menjawab. Gadis itu masih tertunduk dan dengan perlahan ia melangkah mendekat sebelum ia memeluk Sehun kali ini.

"Kamu jahat," ujar Tyra lirih dan masih membuat Sehun kebingungan. Gadis itu mengeratkan pelukannya dan Sehun masih bingung. Namun Sehun hanya tertawa kecil menanggapinya. Tak terima, Tyra memukul dada Sehun pelan, sebelum ia menatap Sehun dengan kesal.

"Bagaimana kamu lupa untuk menciumku hari ini?"

Sehun mengangkat alisnya bingung. Sejenak, ia mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan hari ini sejak tadi pagi. Ia sarapan dengan baik, menjemput Tyra, berangkat dengan gadis itu dan—oh iya.

Ia bertemu dengan Kai di areal parkir, dan ritual pagi—mencium kening Tyra setelah membukakan helm lalu mengucapkan "semangat untuk hari ini"—gagal total. Ah iya, padahal itu yang sering mereka lakukan, dan Sehun melupakan itu.

Tak lama, ingatan Tyra kesal sepanjang hari juga pertanyaan konyolnya terlintas begitu saja di kepala Sehun, membuatnya tertawa geli saat ini. Tambah kesal, Tyra lantas memukul Sehun sekali lagi dan Sehun pura-pura kesakitan.

"Ya sudah, kamu pulang sana!"

Sehun hanya mengangguk-angguk menahan tawa, kiranya ia masih gemas dengan tingkah gadisnya tersebut.

"Iya iya. Ya sudah, sini dulu."

"Apanya? Cepat pulang—" kalimat Tyra menguap begitu saja bersamaan dengan rasa kesal nya kini saat Sehun dengan sengaja mengecup bibirnya beberapa detik yang lalu. Dan kini Sehun masih mengembangkan senyumnya, seakan apa yang dilakukan bukan apa-apa.

"Ya sudah aku pulang ya," ujar laki-laki itu yang sudah siap di atas motornya sembari melambaikan tangannya, sedangkan Tyra sendiri sudah lupa dengan rasa kesalnya entah sejak kapan. Atau mungkin menghilang bersamaan dengan semu merah muda yang muncul dengan kurang ajar di kedua pipinya saat ini.

"Iya hati-hati ya."

Sehun mengangguk.

"Iya, nanti aku telepon ya?" ujar laki-laki itu yang dibalas anggukan cepat Tyra, sebelum laki-laki itu akhirnya pergi dengan motornya.

.

.

.

Tyra memang begitu. Entah sejak kapan ia mudah sekali merasa kesal dan entah juga ia akan kembali seperti sedia kala. Ya, memang begitu. Namanya juga anak muda.

.

.

.

fin.

Called, LoveWhere stories live. Discover now